Beragam peristiwa terjadi di Jawa Barat ini. Mulai kisah Febby gadis pelukis di Sukabumi hingga banjir bandang menerjang Sumedang.
Berikut rangkuman beritanya:
Nasib Febby Gadis Pelukis yang Sempat Viral
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Febby Lissa Ayu Aryanti (17) sempat viral hingga mendapat atensi dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada Maret 2020 silam. Gadis asal Sukabumi itu menarik perhatian Jokowi karena kepandaiannya melukis sketsa dan kondisi ekonomi keluarganya yang kurang mampu.
Febby juga diketahui kerap membantu orang tuanya menjajakan kopi di warung sederhana milik keluarganya di Kampung Cirendeu, RT 15 RW 4, Desa Bojongjengkol, Kecamatan Jampang Tengah, Kabupaten Sukabumi.
Kondisi Febby kini dikabarkan kembali terpuruk, uang bantuan dari Presiden Jokowi habis dan hanya tersisa Rp 200 ribu. Selain untuk peralatan sekolah dan biaya sehari-hari, uang itu juga digunakan untuk kebutuhan rumah keluarganya.
"Setelah ramai dulu, Febby diajak sama Uwa ke Jakarta, sempat sekolah di SMA Barunawati di bawah Yayasan Pelni. Sekitar 5 bulan tidak dilanjutkan karena Febby kembali ke Sukabumi," kata Febby kepada detikcom, Jumat (26/3/2020).
Febby memilih kembali ke Sukabumi karena ditawari beasiswa oleh salah seorang pendidik di SMK Pelita, Kota Sukabumi. "Ditawari melalui media sosial Facebook, akhirnya Febby memilih untuk sekolah saja disini. Febby juga ngekost tidak jauh dari sekolah, sendirian di sini," imbuhnya.
Febby kemudian menceritakan sejumlah bantuan yang dulu pernah diterimanya. Dari Jokowi, yang disampaikan melalui dua orang utusannya Febby mendapat bantuan uang Rp 15 juta. Dari uang itu Febby mengaku sebagian dibelikan oleh orang tuanya untuk kebutuhan rumah.
"Waktu dari Presiden dikasih uang untuk kebutuhan sekolah Rp 15 juta, dari Bank BRI Febby enggak tahu hanya dikasih lampu meja gitu. Tapi kalau dari BRI kayaknya ibu yang tahu," kata Febby.
"Dari Presiden untuk kebutuhan sekolah, seperti alat tulis, seragam sama laptop. Ada yang diambil sama ibu Rp 6 juta katanya untuk beli mesin cuci, tapi yang lainnya enggak tahu, sekarang tersisa Rp 200 ribu," sambung Febby.
Selain itu, saat viral dulu Febby juga menerima sejumlah uang dari stasiun televisi karena diundang mengisi beberapa acara. Uang itu menurut Febby dikelola oleh orang tuanya. "Dari acara TV, ada yang Rp 1 juta, Rp 2 juta. Uangnya sama ibu diambil, sebagian dikasih ke Febby," tuturnya.
Saat ini Febby mengaku berjuang sendirian dengan menjual hasil lukisan yang ia jual secara online di media sosial Facebook dan Instagram. Namun itu juga tidak menentu, kadang bisa dapat Rp 100 ribu kadang tidak sama sekali. "Untuk biaya kosan dan makan Febby patungan dengan sahabat Febby. Makan bareung, bayar kosan patungan. Untuk sekolah jalan kaki karena memang dekat dari kosan," ucap Febby.
Febby Lissa Ayu Aryanti, gadis asal Kampung Cirendeu RT 15 RW 04, Desa Bojongjengkol, Kecamatan Jampang Tengah, Kabupaten Sukabumi, menjadi perhatian sejumlah pihak. Presiden Joko Widodo bahkan mengirim utusan untuk memberikan untuk gadis cantik jago gambar yang terpaksa putus sekolah akibat masalah ekonomi.
Febby yang sekolah hingga tingkat madrasah tsanawiyah (setingkat SMP) ini, memang mahir menggambar. Lewat tangan kirinya goresan indah sketsa wajah mampu ia ciptakan. Kepiawaian Febby menggambar sketsa wajah dibuktikannya saat menerima kunjungan staf kepresidenan utusan Presiden Jokowi yang datang memberikannya bantuan, Senin (9/3/2020).
Rizky Febian Laporkan Teddy Pardiyana
Rizky Febian melaporkan Teddy Pardiyana ke polisi. Anak mendiang Lina Jubaedah tersebut melaporkan ayah sambungnya atas dugaan penggelapan.
Polisi masih mempelajari laporan yang dibuat penyanyi Rizky Febian terhadap Teddy Pardiyana. Polisi akan mengklarifikasi laporan itu ke sejumlah pihak.
"Baru klarifikasi pelapor dan rencana akan klarifikasi saksi-saksi," ucap Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Jabar Kombes CH Patoppoi saat dikonfirmasi, Jumat (26/3/2021).
Namun, pihaknya belum menyebut kapan rencana pelaporan terhadap saksi dan juga terlapor akan dilakukan. Dalam perkara ini diketahui, anak dari komedian Sule itu melaporkan Teddy yang tak lain suami mendiang ibunya itu ke Polda Jabar pada Sabtu lalu.
Sementara saat disinggung materi laporan, Patoppoi juga tak menjelaskan. Namun, dia membenarkan adanya laporan itu dengan dugaan penggelapan.
"Betul (ada laporan). Dugaan penggelapan," kata dia.
Seperti diketahui, Rizky Febian melaporkan Teddy Pardiyana berkaitan dengan penguasaan aset milik Rizky. Janji akan kembalikan, Teddy terus ingkar janji.
Rizky Febian dan kuasa hukumnya dalam pertemuannya dengan Teddy, sudah memberikan batas waktu dan kelonggaran. Akan tetapi, Teddy tetap tidak melakukan janjinya dan Rizky Febian sudah melakukan langkah hukum.
Ada 12 aset milik Rizky Febian dan Putri Delina yang belum dikembalikan oleh Teddy. 12 aset itu, antara lain rumah di Panyawangan, sertifikat ruko di Panyawangan, rumah kos 32 kamar di Bojongsoang, uang penjualan rumah di Villa Bandung Indah senilai Rp 1,5 miliar, uang penjualan mobil Rp 120 juta, tanah yang dibeli dari uang Rizky Febian atau Lina di Banjaran, Ciamis. Lalu, toko material di Banjaran, Majalaya, tanah di Pangalengan, usaha grosir di Arjasari, Kabupaten Bandung, dan perhiasan senilai Rp 2 miliar.
Banjir Bandang Terjang Sumedang
Banjir bandang yang terjadi di Desa Gunasari, Kecamatan Sumedang Selatan, menyisakan sejumlah kerugian. Mulai dari rumah hingga sawah gagal panen.
Menurut warga setempat, Heru Sukandar (42) pada saat kejadian air deras langsung menghancurkan 3 rumah yang berada di Desa Gunasari.
"Dari jam 2 siang hujan angin gitu setelah jam setengah 4 sore langsung air besar bahkan rumah saya sampai terendam setengah meter," kata Heru saat d lokasi Jumat (26/3/2021).
Akibat kejadian ini 3 rumah warga terdampak, sedangkan sawah milik warga hancur dan terancam gagal panen. Satu unit mobil ikut terbawa arus yang kuat tersebut.
"Terdampak 3 rumah mobil sama perabotan rumah tangga hingga sawah yang terancam gagal panen," ucapnya.
Sementara itu terdapat 1 korban meninggal dunia akibat banjir bandang yang melanda Kecamatan Sumedang Selatan ini, korban ditemukan oleh petugas gabungan dalam keadaan tewas.
Terdapat 10 titik kejadian bencana yang terdiri dari longsor, serta banjir bandang yang berada di wilayah Kecamatan Sumedang Selatan.
Anggaran Rp 1,1 Triliun Digulirkan untuk Petani Milenial
Pemprov Jawa Barat telah menggulirkan program Petani Milenial Juara. Program yang dianggap sebagai solusi di masa pandemi COVID-19 ini mendapatkan dukungan dari berbagai stakeholders, salah satunya dari PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk (bank bjb).
Bank bjb menyuntik modal bagi petani muda sebesar Rp 1,1 triliun. Pihaknya disebut akan menjadi bank utama yang membiayai modal para petani milenial dengan bunga sangat rendah, yakni melalui program Kredit Usaha Rakyat (KUR).
Corporate Secretary Bank bjb Widi Hartoto mengatakan dana yang disiapkan pada tahun ini untuk keseluruhan KUR petani milenial mencapai Rp1,1 triliun. "Disesuaikan dengan kuota KUR Bank bjb dari pemerintah yakni Rp 1,1 triliun dan juga pembiayaan non KUR dengan pola BMPK (Batas Maksimum Pemberian Kredit)," ujarnya melalui keterangan tertulis yang diterima detikcom, Jumat (26/3/2021).
Lebih lanjut, besar dana yang akan diterima tiap-tiap petani milenial akan disesuaikan dengan rencana kerja usaha (RKU) yang diajukan petani milenial atau pihak offtaker. Sedangkan, untuk pola pembayaran angsuran, kata dia, dilakukan sesuai dengan siklus usaha yang dibuat dalam RKU tersebut.
"Sesuai dengan bunga KUR yakni 6 persen. Pembayaran bisa dilakukan sesudah panen atau sesuai kesepakatan bersama yang saling menguntungkan. Persyaratan untuk mendapatkan permodalan pun semuanya sama dengan pengajuan KUR," jelasnya.
"Petani milenial merupakan petani muda yang sudah memiliki penghasilan berkala, di mana mereka sudah punya kemampuan untuk memenuhi kebutuhan hidup tetapi terkadang lupa menyiapkan simpanan untuk pensiun. Nah, bjb juga akan memberikan program pensiun bagi petani, atau DPLK. Jadi di masa tua nanti bisa semakin sejahtera," sambungnya.
Sementara itu, mengenai lahan petani milenial, Pemprov Jabar telah menyiapkan 1.000 hektare untuk digarap 5.000 petani. Hingga kini jumlah pendaftar sudah mencapai 8.900 orang, 2.240 diantaranya telah lolos ke seleksi berikutnya.
Pendaftar terbanyak berasal dari kawasan Bandung Raya seperti Kota Bandung, Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat, serta Kabupaten Sumedang dan Garut. Dengan usia pendaftar, 45 persen berumur 20-24 tahun dan 28 persen berumur 25-29 tahun. Pendaftar didominasi laki-laki sekitar 87% dan perempuan 13%.
Pihaknya pun mencatat, sektor pertanian yang paling diminati yakni tanaman pangan sebanyak 1.010 orang, sedangkan hortikultura ada 951 orang. Tahapan pendaftaran petani milenial saat ini ada dalam posisi evaluasi akhir atau wawancara sampai tanggal 10 April 2021 mendatang.
Respons MUI Jabar dan Ridwan Kamil soal Mudik Dilarang
Pemerintah resmi melarang mudik lebaran tahun 2021. Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Barat meminta warga untuk mematuhi keputusan pemerintah itu.
"Kalau memang sudah resmi dilarang pemerintah, ya sebaiknya ya masyarakat mengikuti aturan pemerintah ya," ucap Sekretaris MUI Jawa Barat Rafani Achyar saat dihubungi, Jumat (26/3/2021).
Rafani menuturkan keputusan pemerintah melarang mudik tentu ada alasan. Menurutnya, kondisi saat ini di mana masih pandemi COVID-19, menjadi salah satu faktornya.
"Karena apa, pemerintah menetapkan kebijakan seperti itu kan demi kemaslahatan, demi kebaikan bersama ya. Karena kalau mudik tidak dilarang ya, itu tidak akan terkendali nanti, masalahnya kita kan dalam situasi yang tidak normal nih," ucapnya.
"Jadi kita tahu kalau tidak terkendali, kerumunan tidak terkendali, kemungkinan mewabahnya kembali virus kan sangat besar. Di Eropa saja ini sekarang kan sudah masuk gelombang ketiga ini, kita ini gelombang satu pun kan baru mau selesai, keadaan hari ini kan sudah lumayan ya, sudah landai ya, jadi ini harus dipelihara," tutur Rafani menambahkan.
Selain itu, dia mengatakan, secara aturan sendiri mudik bukan kewajiban. Untuk bersilaturahmi bisa dilakukan kapan pun.
"Lalu yang kedua, mudik ini kan bukan wajib dan sunah ya, ini kan untuk mempererat silaturahmi. Kapan saja silaturahmi itu dianjurkan," ujar Rafani.
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil membuka wacana kemungkinan akan dilakukannya razia atau pengetatan pemeriksaan di titik-titik yang menjadi jalur mudik.
"Ya sama kayak tahun lalu. Sekalinya dilarang, maka di jalan tol, terus di perbatasan kota, itu ada razia. Dulu kan suka ada yang sembunyi jadi sayur (di truk sayur), jadi koper pakai selimut di truk kan dirazia sama kita, karena perintahnya sudah enggak boleh. Jadi nggak usah memaksakan," ujar Emil --sapaan Ridwan-- di Gedung DPRD Jabar, Kota Bandung, Jumat (26/3/2021).
Sejauh ini, menurut Emil itu, ada arahan teknis yang mengatur tentang pelarangan mudik dari pusat. Apapun aturannya nanti, kata dia, Pemprov Jabar akan berupaya menyelaraskan aturan.