Pemerintah Israel menyatakan pihaknya terbuka untuk melakukan perundingan dengan kelompok Hizbullah, yang bermarkas di Lebanon, saat serangan lintas perbatasan semakin meningkat beberapa waktu terakhir.
Israel menyatakan perundingan bisa dilakukan jika zona aman di sepanjang perbatasan Israel-Lebanon dan jaminan-jaminan keamanan lainnya turut disertakan dalam kesepakatan nantinya. Demikian seperti dilansir Al Arabiya, Selasa (12/12/2023).
"Jika Hizbullah mengizinkan proses menuju kesepakatan, dan saya tidak akan membahas detailnya sekarang, tapi yang jelas hal ini tidak bisa terjadi jika tanpa menyertakan situasi di mana ada jarak aman dari pagar kami dengan pasukan yang bisa menembak ke wilayah Israel atau pasukan yang bisa beraksi di dalam wilayah Israel," ucap Menteri Pertahanan (Menhan) Israel Yoav Gallant saat berbicara kepada wartawan setempat.
"Jika ini dimungkinkan, dengan jaminan yang sesuai, kita bisa merundingkannya," cetus Gallant.
Sejak perang berkecamuk antara Israel dan Hamas di Jalur Gaza pada awal Oktober lalu, perbatasan Lebanon dan Israel turut memanas dengan serangan lintas perbatasan meningkat, yang terkadang memakan korban. Situasi itu semakin meningkatkan kekhawatiran akan meluasnya konflik di kawasan tersebut.
Menurut penghitungan AFP, lebih dari 120 orang tewas di sisi perbatasan Lebanon sejak Oktober lalu. Sebagian besar korban tewas adalah petempur Hizbullah, dengan sekitar 17 orang merupakan warga sipil.
Sementara Israel melaporkan enam tentaranya dan empat warga sipil tewas akibat serangan lintas perbatasan yang menghantam bagian utara wilayahnya.
Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.
Saksikan Video 'Netanyahu Ancam Bikin Beirut Seperti Gaza jika Hizbullah Ingin Perang':
(nvc/ita)