Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menuturkan bahwa pembicaraan dengan Finlandia dan Swedia soal bergabungnya dua negara itu dengan aliansi Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) tidak mencapai 'level yang diharapkan'.
Ditegaskan Erdogan bahwa Ankara tidak bisa mengatakan iya kepada negara-negara 'pendukung terorisme'. Demikian seperti disampaikan Erdogan seperti dilansir televisi pemerintah TRT Haber dan dilansir Reuters, Senin (30/5/2022).
Turki diketahui keberatan jika Finlandia dan Swedia bergabung NATO, sehingga menahan kesepakatan yang memungkinkan perluasan historis aliansi pertahanan Barat itu menyusul invasi Rusia ke Ukraina.
Penegasan terbaru Erdogan itu mengindikasikan bahwa sikap Turki menentang bergabungnya Finlandia dan Swedia dengan NATO akan terus berlanjut.
"Selama Tayyip Erdogan menjadi kepala Republik Turki, kita tentu saja tidak bisa mengatakan 'iya' kepada negara-negara yang mendukung terorisme, bergabung dengan NATO," tegas Erdogan kepada wartawan setempat usai kembali dari kunjungan ke Azerbaijan pada Sabtu (28/5) waktu setempat.
Dua sumber sebelumnya menuturkan kepada Reuters bahwa pembicaraan pada Rabu (25/5) lalu dengan delegasi Finlandia dan Swedia memberikan sedikit kemajuan, namun tidak jelas kapan pembicaraan lebih lanjut akan digelar.
Diketahui bahwa seluruh 30 negara anggota NATO harus menyetujui rencana untuk memperluas NATO.
Simak video 'Turki Tolak Ajakan Swedia Bergabung Dengan NATO, Singgung Terorisme':
(nvc/ita)