Kembali ke Kepatuhan
Washington secara resmi mengakhiri Perjanjian Persahabatan pada akhir tahun 2018 setelah ICJ memerintahkannya untuk meringankan sanksi kepada Iran.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kesepakatan nuklir 2015 yang melibatkan lima anggota tetap Dewan Keamanan PBB - Inggris, China, Prancis, Rusia, dan AS, ditambah Jerman - telah 'digantung' sejak AS menarik diri.
Menteri Luar Negeri Iran, Mohammad Javad Zarif, pada hari Senin (1/2) meminta Uni Eropa untuk mengoordinasikan kembalinya AS dan Iran ke dalam kesepakatan nuklir itu.
Zarif mengatakan kepada CNN bahwa kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Josep Borrell harus memainkan peran dalam posisinya sebagai koordinator kesepakatan nuklir 2015. Ia juga menambahkan AS perlu kembali ke komitmen dan Iran akan segera siap untuk meresponsnya.
Presiden AS Joe Biden telah menyuarakan dukungan untuk kembali ke kesepakatan nuklir Iran, tetapi bersikeras bahwa Teheran pertama-tama harus melanjutkan kepatuhan penuh terlebih dulu.
Pemerintahan Biden berpendapat bahwa tindakan Trump menjadi bumerang, dengan Iran menjauh dari kesepakatan nuklir dan hanya mengintensifkan penentangannya terhadap kepentingan AS.
Menteri Luar Negeri Antony Blinken telah memperingatkan bahwa Iran sekarang dapat menghasilkan bahan fissile yang cukup untuk senjata nuklir dalam beberapa bulan.
(izt/nvc)