Pemerintah Iran membela "haknya" untuk memperkaya uranium, meskipun ada kekhawatiran Barat bahwa Teheran mungkin sedang mengupayakan senjata nuklir.
Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi mengatakan dalam sebuah posting di media sosial X bahwa "Iran memiliki hak penuh untuk memiliki siklus bahan bakar nuklir penuh," mengutip keanggotaan lama Teheran dalam Perjanjian Non-Proliferasi Nuklir (NPT).
"Ada beberapa anggota NPT yang memperkaya uranium sambil sepenuhnya menolak senjata nuklir," kata Araghchi, dilansir kantor berita AFP, Sabtu (3/5/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di bawah NPT, negara-negara penandatangan diwajibkan untuk mendeklarasikan persediaan nuklir mereka dan menempatkannya di bawah pengawasan pengawas nuklir PBB, Badan Energi Atom Internasional (IAEA).
Amerika Serikat dan negara-negara Barat lainnya telah lama menuduh Iran tengah mengembangkan senjata nuklir. Tuduhan ini dibantah Teheran, dengan bersikeras bahwa program atomnya semata-mata untuk tujuan sipil.
Iran dan Amerika Serikat telah terlibat dalam perundingan nuklir sejak 12 April lalu. Ini merupakan kontak tingkat tertinggi mereka sejak Washington menarik diri dari kesepakatan penting dengan Teheran pada tahun 2018, selama masa jabatan pertama Donald Trump sebagai presiden AS.
Perundingan putaran keempat yang awalnya dijadwalkan pada hari Sabtu ini telah ditunda, kata mediator Oman awal minggu ini, dengan "alasan logistik".
Simak juga Video: PM Israel Serukan Pembongkaran Infrastruktur Program Nuklir Iran