Di Pelosok Donggala, Bripka Annas Berjuang untuk Pendidikan Suku Da'a

Hoegeng Awards 2025

Di Pelosok Donggala, Bripka Annas Berjuang untuk Pendidikan Suku Da'a

Tim detikcom - detikNews
Rabu, 25 Jun 2025 17:37 WIB
Bripka Annas Pejuang Edukasi Suku Daa
Bripka Annas (Arel Zulfah/detikcom)
Jakarta -

Bagi Bripka Annas, tugas pokok kepolisian bukan hanya sebagai pemelihara ketertiban dan keamanan masyarakat, penegak hukum, serta pelindung dan pengayom masyarakat. Tapi, menurutnya, polisi juga harus ada di tengah-tengah masyarakat.

Bripka Annas merupakan Bhabinkamtibmas Desa Ongulara dan Desa Malino, Kecamatan Banawa Selatan, Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah (Sulteng). Bripka Annas adalah 3 besar kandidat Polisi Tapal Batas dan Pedalaman Hoegeng Awards 2025.

detikcom berkunjung ke Banawa Selatan untuk melihat lebih dekat aksi yang dilakukan Bripka Annas. Bripka Annas menekankan bahwa sebagai Bhabin, dia harus ada di tengah masyarakat serta dirasakan kehadirannya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kalau kita bicara tentang tugas pokok kepolisian, tugas pokok kami ini, yang pertama memelihara kamtibmas, yang kedua penegak hukum, yang ketiga melindungi dan mengayomi masyarakat, tapi kami sebagai Bhabinkamtibmas tidak hanya berdasarkan tiga dari poin ini, kami bagaimana bisa hadir di masyarakat, bagaimana kami bisa dilihat masyarakat bahwa Bhabinkamtibmas ada di masyarakat," kata Bripka Annas dalam wawancara kandidat Hoegeng Awards 2025.

Annas menjadi Bhabin di Desa Ongulara dan Malino sejak 2016. Keprihatinan terhadap akses pendidikan anak-anak setempat, membuat Annas mendirikan rumah belajar dan menjadi 'Pak Guru'.

ADVERTISEMENT

"Apalagi anak-anak di sini banyak putus sekolah. Jadi bagaimana saya ini sebagai pribadi saya, bagaimana mereka seperti anak-anak yang lainnya juga. Dan juga mereka bisa sekolah, saya ingin mereka bisa jadi orang, dan tidak duduk terbelakang," tutur dia.

Annas tidak masalah ditugaskan di pedalaman Donggala. Jarak antardesa yang dibinanya juga tidak dekat, terlebih kondisi medan yang terkadang harus dilaluinya dengan berjalan kaki.

"Kalau saya mementingkan pribadi saya sendiri, mungkin saya bisa kumpul saja dengan keluarga saya, jalan dengan keluarga saya, tapi saya ingin melihat anak-anak saya di sini, di desa binaan sini supaya mereka juga bisa juga seperti anak lainnya dan mendapatkan pendidikan yang layak," jelasnya.

Demi pendidikan anak-anak suku Da'a ini, Annas rela jauh dari anak dan istrinya yang tinggal di Poso. Terkadang, Annas masih menghabiskan hari di luar dinas untuk tetap berada di wilayah binaannya untuk mengajari anak-anak.

"Kalau keluarga saya di Poso, bisa 5-6 jam ke Poso, jarang ketemu dengan istri. Kadang saya luangkan waktu di sini, dua hari lepas piket saya gunakan di sini, di Ongulara ini," kata dia.

Annas hanya ingin anak-anak di desa binaannya mendapatkan pendidikan. Sebab, bagi dia, pendidikan adalah penentu masa depan.

"Saya kalau untuk pendidikan, kalau untuk pribadi saya itu nomor satu. Karena dengan pendidikan kita bisa mencapai apa yang kita inginkan. Saya juga sampaikan kepada anak-anak saya di sini, tetap jaga etika dan kesopanan, karena bagaimanapun ilmu kita tinggi tapi kalau tidak memiliki etika, kesopanan tata krama, itu percuma," ucap dia.

Annas dikenal sebagai sosok 'Pak Guru' karena dia membantu guru di sekolah untuk mengajarkan anak-anak. Pada sore harinya, Annas menyempatkan untuk mengajarkan anak-anak di rumah belajar yang sederhana. Setiap pertemuan dengan anak-anak, Annas selalu menekankan soal etika dan kesopanan.

"Kenapa saya terapkan di sini tentang kesopanan, karena saya harus mengajarkan mereka ini sejak dini, supaya mereka bisa melihat mana yang baik, mana yang buruk," ucap Annas.

Berbagai tantangan dihadapi Annas dalam meningkatkan pendidikan anak-anak Suku Da'a. Terkadang, mereka tidak ingin sekolah dan memilih untuk membantu orang tua di ladang. Tak jarang, Annas datang ke rumah warga agar mereka mau datang ke sekolah.

"Didatangi di rumah mereka, didatangi di kebun-kebun mereka, ayo sekolah, ayo sekolah. Kadang orang tuanya 'ndak usah dikasih sekolah anaknya', tapi kami masuk lagi, ayok ajak anak-anak sekolah," ucap dia.

Masyarakat setempat bersyukur dengan kehadiran Bripka Annas. Hal tersebut diungkap oleh Sekretaris Desa Ongulara, Verlisian.

"Melihat Bapak dia punya cara bertugasnya di tempat ini, bukan cuma di desa dia, tapi di sekolah, di masyarakat dia sangat bermasyarakat. Bapak ini saya suka sekali caranya, bermasyarakat sekali Bapak punya cara di sini. Jam 10 bapak sampai di sini, sampai malam, biasa menginap di sini," tutur Verlisian.

Kapolsek Banawa Selatan, Ipda Asri Nasir, mengatakan Bripka Annas adalah sosok yang sangat dekat dengan masyarakat. Dia bahkan sempat mendapat permintaan masyarakat agar Bripka Annas tidak dipindahkan agar tetap menjadi Bhabin. Ipda Asri juga mengapresiasi perjuangan Bripka Annas dalam meningkatkan literasi anak-anak di Banawa Selatan.

"Selain tugas sehari-harinya sebagai Bhabinkamtibmas dia juga sebagai guru, mengajarkan, yang pertama itu secara akhlak, jadi attitude-nya diajarkan, perilaku, adab, supaya ke depannya bisa lebih baik, ilmu yang diterima bisa setara dengan anak-anak yang berada di lingkup di kota," kata Asri.

(lir/knv)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads