Menlu Iran Tiba di Oman untuk Perundingan Nuklir dengan AS

Menlu Iran Tiba di Oman untuk Perundingan Nuklir dengan AS

Rita Uli Hutapea - detikNews
Sabtu, 12 Apr 2025 17:28 WIB
Iran’s Foreign Minister Abbas Araghchi. (Reuters)
Menlu Iran Abbas Araghchi (Foto: dok. Reuters)
Jakarta -

Menteri Luar Negeri (Menlu) Iran Abbas Araghchi tiba di Oman pada hari Sabtu (12/4) dan mulai meletakkan dasar untuk perundingan nuklir dengan Amerika Serikat, yang berlangsung di bawah ancaman aksi militer.

"Tujuan kami adalah untuk mencapai kesepakatan yang adil dan terhormat dari posisi yang setara," kata Araghchi dalam sebuah video yang diunggah oleh TV pemerintah Iran, dilansir kantor berita AFP, Sabtu (12/4/2025).

Pemerintah Iran tengah berupaya meringankan sanksi-sanksi luas yang menghambat ekonominya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Teheran telah menyetujui perundingan nuklir tersebut, meski mengecam kampanye "tekanan maksimum" Presiden AS Donald Trump untuk meningkatkan sanksi dan ancaman militer.

Sementara itu, AS, yang bekerja sama dengan musuh bebuyutan Iran, Israel, ingin menghentikan Teheran agar tidak pernah mendekati pengembangan bom nuklir.

ADVERTISEMENT

Kedua pihak sudah berselisih pendapat mengenai format pembicaraan, dengan AS menyebutnya "langsung" sementara Iran bersikeras menggunakan perantara.

Setelah tiba di Muscat, Oman, Araghchi mengemukakan posisi Iran pada pembicaraan "tidak langsung" tersebut dengan Menteri Luar Negeri Oman Badr bin Hamad Al Busaidi, demikian mmenurut pernyataan Iran.

"Araghchi memberikan dasar dan posisi Iran pada pembicaraan tersebut kepada menteri luar negeri Oman untuk disampaikan kepada pihak lain," kata kementerian luar negeri Iran.

Utusan khusus Trump, Steve Witkoff, diperkirakan akan memimpin tim AS di Oman, yang telah lama memainkan peran sebagai penengah antara Iran dan negara-negara Barat.

Simak Video Trump: Iran Dalam Bahaya Besar Jika Perundingan Nuklir Gagal

Witkoff mengatakan kepada The Wall Street Journal bahwa "posisi kami hari ini" dimulai dengan menuntut Iran untuk sepenuhnya menghentikan program nuklirnya.

Beberapa jam sebelum pembicaraan di Oman tersebut dimulai, Trump mengatakan kepada wartawan: "Saya ingin Iran menjadi negara yang luar biasa, hebat bahagia. Tetapi mereka tidak dapat memiliki senjata nuklir."

Penasihat pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei, Ali Shamkhani, mengatakan Teheran "mencari kesepakatan yang nyata dan adil", seraya menambahkan bahwa "proposal yang penting dan dapat dilaksanakan sudah siap".


Simak Video Trump: Iran Dalam Bahaya Besar Jika Perundingan Nuklir Gagal

Halaman 2 dari 2
(ita/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads