Jakarta -
Rhoma Irama berharap agar putranya, Ridho Rhoma, bisa direhabilitasi di kasus narkoba. Lalu bagaimana tanggapan polisi?
"Hak seseorang untuk mengajukan (rehabilitasi), tetapi kewenangannya ada di BNN," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus kepada wartawan di Polresta Depok, Jalan Maronda Raya, Depok, Selasa (9/2/2021).
Polisi sendiri hingga saat ini belum menerima permohonan rehabilitasi untuk Ridho Rhoma.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Belum, belum kita masih dalami dulu," imbuh Yusri.
Di sisi lain, polisi masih mengejar pemasok narkoba ke Ridho Rhoma. Ridho Rhoma diketahui mengantongi 3 butir pil ekstasi saat digerebek polisi.
Barang haram itu dibeli Ridho Rhoma seharga Rp 500 ribu.
"Masih kita dalami barang haram di dapat itu dari mana. Karena dia memesan sendiri melalui seseorang, pemesanan pembayaran melalui transfer," terang Yusri.
Ridho Rhoma sebelumnya ditangkap pada Kamis (4/2) di apartemen kawasan Jakarta Selatan. Ridho Rhoma diamankan bersama dua rekannya.
Dari hasil pengecekan urine diketahui Ridho positif sabu. Sementara dua temannya negatif dan dijadikan saksi.
Permintaan sang ayah agar Ridho Rhoma direhabilitasi, simak di halaman selanjutnya
Simak video 'Berharap Ridho Direhabilitasi, Rhoma Irama: Kasusnya Tidak Besar':
[Gambas:Video 20detik]
Kasus narkoba yang menjerat Ridho Rhoma membuat sang ayah angkat bicara. Raja dangdut itu berharap Rhoma Irama direhabilitasi karena kasus narkoba putranya itu dinilai tidak terlalu besar.
"Ya tadi saya mengatakan bahwa kasusnya juga tidak terlalu besar ya, perolehan (barang bukti) polisi tidak terlalu besar ya, tiga butir (ekstasi) gitu ya? Amfetamin itu, jadi saya mohon agar bisa direhab," kata Rhoma di Jakarta, kemarin.
Sebelumnya pakar psikologi forensik, Reza Indragiri Amriel, mengungkap beberapa faktor yang menyebabkan Ridho Rhoma kembali mengonsumsi narkoba meski telah direhabilitasi.
Reza mengatakan ada beberapa faktor yang menyebabkan gagalnya proses rehabilitasi. Pertama, rehabilitasi itu sendiri belum tuntas dijalankan.
"Apa penyebab kegagalan rehabilitasi: satu, rehab pada dasarnya memang belum tuntas. Simpulan bahwa pecandu sudah bersih lebih dikarenakan alat ukurannya bermasalah. Mungkin juga karena waktu yang dialokasikan sudah habis," kata Reza kepada wartawan, Senin (8/2/2021).
Reza kemudian menyoroti rehabilitasi yang terlalu klasikal. Klasikal yang dimaksud adalah rehabilitasi yang dilakukan seragam dan mengabaikan ciri per individu.
"Dua rehab terlalu klasikal. Artinya, dilakukan seragam antarpecandu, sampai-sampai mengabaikan kompleksitas individu per individu. Padahal, setiap pecandu punya kekhasan masing-masing tentang bagaimana mereka menjadi penyalah guna lalu memburuk sebagai pecandu," jelasnya.
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini