8 Fakta Gempar Buaya 'Siluman' Dikubur Pisah Kepala-Badan

Round-Up

8 Fakta Gempar Buaya 'Siluman' Dikubur Pisah Kepala-Badan

Tim detikcom - detikNews
Sabtu, 08 Agu 2020 05:37 WIB
Momen buaya siluman dievakuasi dari Sungai Kayubesi di Babel.
Foto: Momen 'buaya siluman' dievakuasi dari Sungai Kayubesi di Babel. (Istimewa)
Bangka -

Seekor buaya ditangkap hidup-hidup oleh warga Desa Kayubesi, Kecamatan Puding Besar, Bangka, Kepulauan Bangka Belitung (Babel). Buaya itu diyakini warga setempat sebagai siluman.

Buaya 'siluman' itu pun akhirnya mati usai ditangkap warga. Warga kemudian menguburkan buaya 'siluman' itu dengan ritual khusus.

Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) memberi penjelasan ilmiah soal buaya 'siluman' tersebut. LIPI mengatakan buaya itu memiliki nama latin Crocodylus porosus, atau yang lebih dikenal dengan buaya muara.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ini adalah buaya muara, nama ilmiahnya Crocodylus porosus," kata ilmuwan dari Pusat Penelitian Biologi LIPI, Amir Hamidi, kepada detikcom, Jumat (7/8/2020).

Berikut 8 fakta soal buaya 'siluman' di Babel:

ADVERTISEMENT

1. Viral di Media Sosial

Buaya 'siluman' itu viral. Dalam video yang tersebar di media sosial (medsos), si buaya diarak warga menggunakan buldoser.

Ukuran buaya yang raksasa, yakni berbobot sekitar 500 kilogram dengan panjang 4,8 meter, membuat alat berat turun tangan. Buaya raksasa itu ditangkap warga setelah beberapa kali berusaha menerkam warga saat memancing di alur Sungai Kayubesi.

Tonton juga 'Detik-detik 'Buaya Raksasa' Dievakuasi dari Sungai saat Masih Hidup':

[Gambas:Video 20detik]

Dalam video berdurasi 19 detik itu nampak beberapa warga dengan menggunakan sepeda motor mengiringi jalannya buldoser yang mengangkut buaya dari belakang. Buaya dalam kondisi mati saat diarak.

Sekretaris Desa Kayubesi, Junaidi membenarkan penangkapan buaya raksasa yang viral itu. Buaya itu ditangkap warga di tepi sungai.

"Benar, itu buaya yang ditangkap warga pada Senin (3/8) sekitar pukul 16.00 WIB. Lokasinya di Sungai Kayubesi," kata Junaidi kepada detikcom, Kamis (6/8).

2. Terpancing Umpan Monyet, Buaya Diyakini Siluman oleh Warga

Penangkapan buaya raksasa itu dibantu seorang pawang buaya. Warga dan pawang memancing kehadiran buaya itu dengan menggunakan monyet.

"Warga menyakini buaya raksasa itu merupakan buaya siluman. Itu buaya peliharaan (siluman). Kalau buaya yang bersalah, dipanggil dengan ritual khusus lalu memakan pancing. Bagi yang tidak bersalah, tidak akan kena walau dipancing," tutur Junaidi.

Warga meyakini hewan buas itu buaya siluman. Karena itu, saat buaya mati pun digelar ritual khusus.

3. Ritual Penguburan Khusus: Badan dan Kepala Buaya Dipisah

Junaidi menceritakan bangkai buaya 'siluman' itu dikubur dengan ritual khusus, yakni kepala dan badannya dipisah. Kepala buaya itu juga dikafani karena warga takut sewaktu-waktu si buaya bangkit dari kematian.

"Penguburan terpisah antara badan dan kepalanya. Karena buaya siluman, jadi harus terpisah, kepalanya dikafani, ditakutkan hidup kembali. Sebelum pemotongan, juga ada ritual khusus," ujar Junaidi.

Dikonfirmasi terpisah, Kepala BKSDA Bangka Belitung Septian Wiguna mengatakan setelah mendapat informasi penangkapan buaya itu, pihaknya berencana mengevakuasi buaya raksasa itu. Namun, pihaknya mendapat informasi ada aturan adat atau kepercayaan setempat soal buaya tersebut tidak boleh dievakuasi karena dipercaya akan mendatangkan musibah.

Menurutnya, kasus ini merupakan yang kedua kalinya. Pada 2016, pihaknya juga ditolak untuk mengevakuasi buaya.

"Kepercayaan warga atau dukun setempat untuk menguburkannya langsung dengan ritual khusus," ucap Septian.

Buaya berukuran besar diarak menggunakan bulldozer.Buaya berukuran besar diarak menggunakan bulldozer. Foto: screenshoot video

4. BKSDA Babel Sebut Buaya 'Siluman' Berkeliaran di Habitatnya

Septian menuturkan buaya yang diyakini warga sebagai siluman itu berkeliaran di habitatnya sendiri. Septian mengimbau warga membiarkan buaya hidup di habitatnya.

"Biarkan buaya tersebut hidup di rumahnya sendiri," sebut Septian.

Dia juga mengimbau warga yang hendak menangkap buaya, berkoordinasi dahulu dengan pihaknya. Septian menyebut akan melakukan langkah-langkah untuk menyelamatkan buaya itu.

"Apabila terpaksa ditangkap, diimbau untuk berkoordinasi terlebih dahulu dengan kami agar dapat diantisipasi langkah-langkah penyelamatan buaya sehingga tidak terjadi kematian buaya," imbaunya.

5. Detik-detik Buaya 'Siluman' Ditangkap Warga

Junaidi juga membagikan 2 video proses evakuasi berdurasi 30 detik dan 15 detik ke detikcom. Di video itu, tampak warga ramai dalam proses evakuasi tersebut. Ada yang di bibir sungai dan ada yang di area bahwa pohon sawit memegang tali.

Mulut buaya bagian atas diikat dengan tali. Warga beserta pawang menarik buaya itu dari sungai ke daratan.

Buaya itu tampak menggerakkan kaki. Kepalanya sedikit terangkat.

Di video berikutnya, seseorang tampak duduk di atas buaya, di dekat bagian kepala. Sedangkan 4 orang lainnya mengikatkan bagian kaki depan dan belakang ke badan buaya.

Warga mengikat kaki buaya dan dibawa menggunakan mobil pikap. Buaya 'siluman' itu akhirnya mati pada Selasa (4/8).

"Hidup hanya 24 jam, dapat hari Senin meninggal Selasa sore," imbuh Junaidi.

Bangkai buaya itu kemudian diangkut menggunakan buldoser sebab lokasi penguburan yang jauh dari lokasi penangkapan. Buaya dikubur di pinggir sungai yang jauh.

"Jadi jarak penguburannya dari lokasi kampung di bawa ke pinggir sungai jauh. Jadi harus pakai alat berat. Karena ukuran 4,8 meter dan beratnya mencapai kisaran 0,5 ton," jelas Junaidi.

6. Bukan Siluman, Ini Alasan Buaya Memangsa Umpan Monyet

Amir Hamidi menuturkan monyet ekor panjang merupakan mangsa alami buaya muara. Monyet ekor panjang dan buaya adalah predatornya.

"Dari sisi sains, buaya itu predator. Monyet ekor panjang itu hidupnya di pinggir sungai dan menjadi salah satu mangsa alami buaya," terang Amir.

Amir menerangkan buaya muara memang mampu tumbuh besar hingga 4,8 meter. Semakin besar ukurannya, maka sifat reptil ini akan semakin menjaga teritorinya. Semua makhluk yang mendekat ke tempat hidupnya berpotensi dimangsa.

"Ketika buaya semakin besar maka dia akan bersikap teritorial, semua akan dia anggap sebagai mangsa, apalagi saat musim kawin maka dia menjadi lebih agresif," kata Amir.

Momen 'buaya siluman' dievakuasi dari Sungai Kayubesi di Babel.Momen 'buaya siluman' dievakuasi dari Sungai Kayubesi di Babel. Foto: Momen 'buaya siluman' dievakuasi dari Sungai Kayubesi di Babel. (Istimewa)

7. Di Filipina, Ada Buaya yang Lebih Raksasa dari yang di Babel

Amir Hamidi menyebut buaya yang ditangkap warga kemungkinan berjenis kelamin jantan. Buaya itupun diduga dominan di habitatnya.

"Dari sisi ukuran, buaya muara jantan dominan bisa mencapai ukuran yang besar," kata Amir kepada detikcom.

Namun jika disebut buaya raksasa, Amir menuturkan ada yang berukuran lebih besar daripada yang ditangkap warga di Babel. Yaitu buaya bernama Lolong, yang ditangkap di Mindanao, Filipina.

"Rekor terbesar ukuran buaya muara adalah 6 meter. Itu tercatat di Guinness World of Records. Buaya 6 meter itu bernama Lolong, berasal dari Mindanao Filipina," ujar Amir.

Lolong si buaya raksasa itu ditemukan hidup-hidup di Bunawan pada September 2011. Hewan raksasa itu ditemukan dalam operasi perburuan yang diprakarsai pemerintah setempat, setelah muncul rumor bahwa binatang itu telah memakan seorang nelayan dan menggigit kepala seorang pelajar putri.

Dengan panjang 6,17 meter dan berat 1.075 kilogram, Lolong dinobatkan sebagai buaya air asin terbesar di dunia oleh Guinness World of Records. Buaya raksasa ini mematahkan rekor sebelumnya yang dipegang Cassius, buaya Australia, dengan panjang 5,48 meter.

Lolong sudah mati pada 10 Februari 2013 akibat penyakit misterius. Setelah itu, Cassius menjadi buaya terbesar di dunia.

Gedung LIPIGedung LIPI Foto: Foto. Dok Instagram @lipiindonesia

8. Buaya 'Siluman' Dilindungi, Ini Solusi Agar Tak Konflik dengan Manusia

Amir Hamidi menengarai dua kemungkinan. Pertama, populasi buaya meningkat. Kedua, populasi manusia meningkat. Dua kemungkinan ini mengakibatkan konflik buaya versus manusia tidak terelakkan.

"Populasi buaya di beberapa wilayah meningkat. Buaya muara sangat adaptif di lingkungan air," tutur Amir.

Buaya muara, dikatakan Amir, merupakan hewan yang mudah beradaptasi di wilayah perairan. Tidak seperti wilayah daratan, wilayah perairan lebih jarang terusik perkembangan permukiman manusia, karenanya buaya bisa tetap hidup sampai berukuran besar dan banyak.

Di sisi lain, buaya muara adalah hewan yang dilindungi. Amir menyebut aturan yang melindungi buaya ini adalah Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI Nomor P.106/MENLHK/SETJEN/KUM.1/12/2018, Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya, serta PP Nomor 7 Tahun 1999 tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa.

"Permasalahannya, ketika buaya semakin besar maka dia bersifat semakin teritorial, semua dia anggap sebagai mangsa, apalagi saat musim kawin maka dia lebih agresif. Di sisi lain, populasi manusia semakin bertambah. Konflik menjadi tidak terelakkan," kata Amir.

Amir menilai perlu pemetaan populasi buaya muara di wilayah Bangka supaya langkah-langkah terukur bisa segera diambil. Ini solusi agar manusia dan buaya tak berkonflik.

"Buaya di Bangka Belitung masuk ke kanal-kanal perkebunan sawit, ke bekas galian timah. Kini harus ada survei yang integratif, survei mengenai populasi buaya," jelas Amir.

Masih kata Amir, populasi buaya bisa saja telah mengalami peningkatan jumlah, Di sisi lain, 'pemanenan' buaya dari alam tidak boleh dilakukan sembarangan karena bisa kena jerat hukum. Harus ada langkahh pengendalian populasi buaya menurutnya.

"Di dalam regulasi nasional pun, manajemen populasi (mengambil sejumlah hewan yang populasinya sudah naik) itu boleh dilakukan, tapi harus ditetapkan oleh SK Satwa Buru, diterbitkan berdasarkan rekomendasi ilmiah melalui survei populasi," ucap Amir.

Halaman 2 dari 5
(aud/aud)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads