Beragam kabar menarik hadir dari Jabar-Banten hari ini. Mulai dari guru Susan yang mendapat bantuan Jokowi hingga pemuda diancam ditembak 'polisi' di Lebak.
Berikut rangkuman dalam Jabar-Banten hari ini:
Bandung Barat-Kota Tasik Zona Merah COVID-19
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dua daerah di Jawa Barat masuk ke dalam zona dengan risiko penularan COVID-19 yang tinggi atau zona merah. Berdasarkan laporan dari situs covid19.go.id, dua daerah itu yakni Kabupaten Bandung Barat dan Kota Tasikmalaya.
Sekadar diketahui sejak pertengahan Maret lalu, Jabar nihil zona merah. Kendati begitu, pergeseran zona hijau (resiko penularan COVID-19 rendah) dan zona kuning (resiko penularan COVID-19 sedang) hilir mudik berganti selama hampir delapan pekan.
Berdasarkan data yang dilansir dari pik.bandungbaratkab.go.id, total kasus terkonfirmasi positif COVID-19 sebanyak 6.224 kasus. Saat ini terdapat 615 pasien aktif yang masih dirawat atau menjalani isolasi, 5.532 orang dinyatakan sembuh dan 77 orang meninggal dunia.
Kasus COVID-19 di Bandung Barat paling banyak di kecamatan Lembang (total 1.154 kasus), Ngamprah (total 941 kasus) dan Padalarang (total 649 kasus). Sedangkan di Kota Tasikmalaya dari laman Pikobar tercatat ada 5.655 total kasus terkonfirmasi COVID-19. 1.119 orang di antaranya masih menjalani isolasi, 4.350 orang telah sembuh dan 32 orang meninggal dunia.
Sementara itu di Jabar terdapat 2 daerah yang masuk ke dalam zona hijau, yakni Kabupaten Bandung dan Kabupaten Sukabumi. 20 kabupaten/kota sisanya masuk ke dalam zona kuning.
Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengingatkan kembali masyarakat agar kembali disiplin menerapkan protokol kesehatan dan menghindari bepergian. "Jangan sampai terlena dengan kondisi penularan yang cenderung turun karena dapat berubah cepat apabila kita tidak bersama-sama mempertahankannya," ujar Wiku.
Ratusan Kendaraan Diputarbalik di Garut
Dua hari menjelang pemberlakuan larangan mudik Lebaran 2021 tanggal 6 Mei mendatang, sudah ada ratusan kendaraan pemudik yang terpaksa diputarbalikkan petugas di perbatasan Garut.
Kasat Lantas Polres Garut AKP Karyaman mengatakan, ada ratusan kendaraan yang diputarbalikkan. Kendaraan pemudik diputarbalikkan saat melintasi pos penjagaan tim gabungan Pemda, TNI dan Polri di kawasan Kadungora dan Limbangan.
"Ada. Ratusan lebih," ucap Karyaman saat ditanya wartawan terkait jumlah kendaraan yang diputarbalikkan, Selasa (4/5/2021).
Ratusan kendaraan yang disebut polisi itu diputarbalikkan dalam kurun waktu sekitar seminggu terakhir selama polisi memberlakukan pengetatan di wilayah perbatasan Garut. Karyaman mengatakan banyak kendaraan pemudik yang melintas dan hendak menuju perkotaan Garut.
Mereka diputarbalikkan lantaran tidak menerapkan protokol kesehatan dan tidak membawa surat keterangan bebas COVID-19. Kendaraan-kendaraan yang masuk ke wilayah Garut kebanyakan berasal dari daerah Jabodetabek.
Sesuai instruksi, kata Karyaman, tim gabungan melakukan pengetatan di sejumlah titik penyekatan kendaraan pemudik. "Sering terjadi di sini (kendaraan diputarbalik). Alasannya ada orang tua yang meninggal, atau sakit. Kadang gitu, tanpa membawa prokes untuk COVID-19," katanya.
Karyaman menambahkan, pihaknya mengimbau masyarakat untuk tidak mudik di momen Lebaran 2021 ini agar tidak terjadi klaster penyebaran COVID-19 baru. "Yang curi start (mudik) sudah ada yang jelas kita di titik ini selalu siap untuk melakukan penindakan," tutup Karyaman.
Habib Bahar bin Smith diadili atas kasus dugaan penganiayaan terhadap sopir taksi online Andriansyah. Dia pun menyebut perkaranya itu ditunggangi.
Pernyataan Bahar itu diungkapkan dalam sidang lanjutan kasus tersebut di Pengadilan Negeri (PN) Bandung, Jalan LLRE Martadinata, Kota Bandung, Selasa (4/5/2021). Bahar yang menjalani sidang lewat virtual awalnya menanyakan sikap keluarga besar Andriansyah atas dugaan penganiayaan yang dilakukannya.
Bahar menanyakan itu kepada Hendri Nafis yang dihadirkan pengacara sebagai saksi meringankan. Hendri sendiri diketahui merupakan kakak ipar dari Andriansyah.
"Saudara Hendri, bagaimana pandangan keluarga anda atas kasus yang terjadi? Pandangan keluarga anda atas kasus yang terjadi setelah kejadian? Saya ingin tahu pandangan keluarga besar?," tanya Bahar.
Hendri yang hadir berbaju hitam itu lantas menjawab. Dia menyebut menyesali adanya insiden penganiayaan itu.
"Sebelum berjalannya waktu, mungkin kita melihat adik kita. Kita juga menyesal insiden ini terjadi kenapa juga kita baru tahu habib ulama besar tokoh masyarakat kita. Kita tahu setelah kejadian," jawab Hendri.
"Kami bangga sudah kenal habib. Ini bukan masalah keluarga. Habib lebih tahu habib adalah ulama. Kami juga islam, habib ulama. Habib dengan keluarga tidak apa-apa, habib lebih tahu dengan siapa lawannya. Habib tidak hina," kata Hendri melanjutkan jawaban.
Bahar pun langsung merespons. Dia menyebut tahu berhadapan dengan siapa. Bahkan Bahar menyebut ada pihak lain yang menunggangi.
"Saya tahu berhadapan dengan siapa, saya yakin korban, keluarga tidak mempermasalahkan, tapi ada pihak lain menunggangi. Saya berterima kasih kepada seluruh keluarga besar Andriansyah memafkan saya menghormati dan memuliakan, saya dianggap guru, terima kasih," kata Bahar.
Seperti diketahui, Bahar kembali diadili atas kasus penganiayaan terhadap Andriansyah. Kasus itu terjadi pada tahun 2018. Dalam dakwaan jaksa disebutkan penganiayaan dilakukan usia Andriansyah mengantar istri Bahar pulang larut malam.
Kisah Susan Antela (31) Guru SMAN 1 Cisolok, Kabupaten Sukabumi yang mengalami kelumpuhan dan kehilangan karena mengidap sindrom langka Guillain Barre Syndrome (GBS) sampai ke telinga Presiden RI Joko Widodo.
Melalui staf kepresidenan, bantuan dari Presiden Jokowi tersebut diantarkan oleh Kapolres Sukabumi AKBP Lukman Syarif hari ini ke kediaman Susan di Kampung Pasir Talaga, Desa Cicadas, Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi.
"Saat ini saya dengan rekan-rekan, Danramil, Kapolsek, Camat Cisolok, Dinkes, saya ditugaskan oleh staf kepresidenan untuk mengawal dan mengantarkan bantuan dari Bapak Presiden Joko Widodo untuk ibu Susan sebagai guru honorer yang mengalami gangguan medis," kata Lukman, Selasa (4/5/2021).
Lukman juga sempat berbincang dengan Susan dan menanyakan perlembangan kesehatannya.
"Alhamdulillah tadi dapat informasi kondisinya sudah membaik ada perkembangan positif. Alhamdulillah dapat perhatian dari bapak Presiden mudah-mudahan bantuan ini berguna untuk ibu Susan dan kondisinya segera dipulihkan," jelas Lukman.
Mendapat perhatian dari Presiden, Susan mengaku bersyukur bantuan itu dikatakan Susan memberikan semangat untuknya segera pulih.
"Alhamdulillah senang, ada perhatian dari pak presiden jadi lebih semangat lagi untuk sembuh. Terimakasih pak presiden, pak kapolres yang sudah menyampaikan bantuan ini," tutur Susan, tidak seperti saat pertama kondisi bicara Susan saat ini jauh lebih baik.
Susan mengaku kondisi kesehatannya saat ini jauh membaik. Ia juga kerap dibantu terapi oleh sang adik untuk kekuatan tangan dan kakinya.
"Semangat terus apa yang dokter sarankan dilakukan, mulai patuh obat, di rumah sedikit-sedikit terapi dibantu sama adik waktu di RS ditemani adik. Perbedaan kalau awal penglihatan agak buram dan gelap, sekarang bisa melihat cahaya walau deskripsi bentuk masih belum jelas, kalau enggak dengar suara ya enggak tahu. Tangan enggak kaku lagi meskipun belum bertenaga," pungkasnya.
Viral Video 'Polisi' Ancam Tembak Pemuda Lebak
Sebuah video diduga oknum dari kepolisian terekam CCTV dan viral di media sosial karena sikap arogansinya kepada seorang pemuda di Lebak, Banten. Propam Polda turun tangan untuk mencari orang tersebut.
Potongan video tersebut terjadi di sebuah SPBU di Lebak. Dalam keterangan video yang tersebar di media sosial, oknum itu merasa terhalangi karena ada motor saat pengisian bahan bakar. Di situ ia kemudian membentak dan mengancam korban dengan kata-kata, 'saya tembak kamu, saya anggota Polda Banten'.
Di rekaman video, terlihat warga dengan kendaraan motor sedang mengisi bahan bakar. Di sampingnya, ada kendaraan roda empat bernomor polisi B-2841-WAC. Pria mengaku polisi itu kemudian turun dari mobilnya dan memukul kepala korban beberapa kali.
Kabid Humas Polda Banten Kombes Edy Sumardi Priadinata mengatakan atas video itu pihaknya melakukan pemburuan terhadap pelaku di video tersebut. Tindakan tegas bahkan disiapkan jika orang di video itu benar-benar anggota kepolisian. Kejadian itu diperkirakan berlangsung di SPBU Cibadak, Lebak, Senin (3/5), pukul 09.00 WIB.
"Polda tidak tinggal diam. Propam sudah turun melakukan penyelidikan, namun hingga kini tak menemukan siapa si pengancam tersebut. Mengingat nopol B-2841-WAC mobil yang terekam di CCTV SPBU ternyata tak ditemukan dalam sistem data kendaraan bermotor," ujar Edy, Selasa (4/5/2021).
Edy mengatakan jika ada warga yang diancam oleh orang yang mengaku anggota polisi agar melaporkan. "Mungkin saja yang bersangkutan sudah lebih dahulu kabur. Apalagi, nomor polisi kendaraan bermotornya ternyata tak ditemukan dalam sistem data," ujar Edy.