Usai Dilantik, Trump Gagalkan 1.660 Pengungsi Afghanistan Terbang ke AS

Novi Christiastuti - detikNews
Rabu, 22 Jan 2025 16:08 WIB
Para pengungsi Afghanistan tiba di Virginia, AS, setelah dievakuasi tahun 2021 lalu (dok. AFP)
Kabul -

Nyaris 1.660 pengungsi Afghanistan, yang telah mendapatkan izin untuk bermukim di Amerika Serikat (AS), gagal terbang ke AS karena kebijakan pemerintahan Presiden Donald Trump. Hal ini terjadi karena Trump menangguhkan program pengungsi AS yang diberlakukan selama pemerintahan mantan Presiden Joe Biden.

Laporan pejabat AS dan advokat terkemuka untuk permukiman kembali para pengungsi, seperti dilansir Reuters, Rabu (22/1/2025), menyebut penerbangan para pengungsi Afghanistan, yang juga mencakup keluarga personel militer AS yang bertugas aktif, dibatalkan berdasarkan perintah Trump tersebut.

Mereka yang gagal berangkat ke AS termasuk anak-anak di bawah umur tanpa pendamping yang menunggu pertemuan kembali dengan keluarga mereka yang ada di AS, serta warga Afghanistan yang berisiko menjadi target pembalasan Taliban karena bertempur untuk pasukan pemerintah Afghanistan yang didukung AS.

Shawn VanDiver selaku kepala #AfghanEvac -- koalisi veteran AS dan kelompok advokasi, menyebut keputusan AS itu memberikan ketidakpastian bagi ribuan warga Afghanistan lainnya yang telah mendapatkan persetujuan untuk dimukimkan kembali sebagai pengungsi di wilayah AS, namun belum mendapatkan penerbangan dari Afghanistan atau dari negara tetangganya, Pakistan.

Trump menjadikan tindakan keras terhadap imigrasi sebagai janji besarnya dalam kemenangan pilpres tahun 2024, sehingga nasib program pengungsi AS masih belum jelas sejauh ini.

Gedung Putih dan Departemen Luar Negeri AS, yang mengawasi program pengungsi AS, belum memberikan tanggapan mereka atas situasi tersebut.

"Warga Afghan dan para advokat panik. Saya harus mengisi ulang ponsel saya empat kali hari ini karena begitu banyak orang yang menelepon saya," ucap VanDiver dalam pernyataannya.

"Kami memperingatkan mereka bahwa hal ini akan terjadi, namun mereka tetap melakukannya. Kami berharap mereka akan mempertimbangkannya kembali," ujarnya merujuk pada komunikasi dengan tim transisi Trump.

Simak juga Video: Bicara Gencatan Senjata di Ukraina, Trump Sebut Putin Pintar

Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.




(nvc/ita)

Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork