Trump Mau Kuasai Lagi Pangkalan Udara di Afghanistan gegara Nuklir China

Trump Mau Kuasai Lagi Pangkalan Udara di Afghanistan gegara Nuklir China

Rolando Fransiscus Sihombing - detikNews
Jumat, 19 Sep 2025 07:43 WIB
WASHINGTON, DC - AUGUST 18:  U.S. President Donald Trump meets with Ukrainian President Volodymyr Zelensky in the Oval Office at the White House on August 18, 2025 in Washington, DC. President Trump is hosting President Zelensky at the White House for a bilateral meeting and later an expanded meeting with European leaders to discuss a peace deal between Russia and Ukraine.  (Photo by Anna Moneymaker/Getty Images)
Presiden AS Donald Trump. (Getty Images/Anna Moneymaker)
Jakarta -

Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengatakan bahwa ia sedang berupaya merebut kembali pangkalan udara Bagram di Afghanistan. Pangkalan udara itu diserahkan Amerika Serikat ke pemerintah Afghanistan sebelum Taliban mengambil alih negara itu pada tahun 2021.

"Ngomong-ngomong, kami sedang berusaha mendapatkannya kembali, itu mungkin berita yang cukup mengejutkan. Kami berusaha mendapatkannya kembali karena mereka membutuhkan sesuatu dari kami," kata Trump dalam konferensi pers bersama Perdana Menteri Inggris Keir Starmer dilansir AFP, Jumat (19/9/2025).

"Kami ingin pangkalan itu kembali," sambung Trump.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia belum menjelaskan detail apa upaya yang sedang dilakukan dan bagaimana cara AS mengambil lagi pangkalan itu. Dia hanya menyebut pangkalan itu dekat dengan fasilitas nuklir China.

ADVERTISEMENT

"Salah satu alasan kami menginginkan pangkalan itu adalah, seperti yang Anda ketahui, jaraknya satu jam dari tempat China memproduksi senjata nuklirnya," ucapnya.

Para pejabat AS tidak segera mengklarifikasi apa yang dimaksud Trump ketika ia mengatakan Washington sedang berusaha mendapatkan kembali pangkalan itu.

Bagram, pangkalan udara terbesar Afghanistan, merupakan titik tumpu operasi yang dipimpin AS di negara itu selama dua dekade setelah operasi menggulingkan Taliban menyusul serangan 11 September di Washington dan New York.

Namun, pasukan AS dan NATO menarik diri dari pangkalan tersebut pada Juli 2021 ketika Taliban yang bangkit kembali mengambil alih sebagian besar wilayah Afghanistan sebelum akhirnya menguasai seluruh negeri.

Trump telah berulang kali mengkritik hilangnya pangkalan tersebut sejak kembali berkuasa, mengaitkannya dengan serangannya terhadap penanganan pendahulunya, Joe Biden, atas penarikan pasukan AS dari Afghanistan.

Trump juga mengeluhkan meningkatnya pengaruh negara adidaya saingannya, China, di Afghanistan.

Simak juga Video 'Donald Trump Kecewa dengan Putin':
(rfs/haf)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads