Nyaris 1.660 pengungsi Afghanistan, yang telah mendapatkan izin untuk bermukim di Amerika Serikat (AS), gagal terbang ke AS karena kebijakan pemerintahan Presiden Donald Trump. Hal ini terjadi karena Trump menangguhkan program pengungsi AS yang diberlakukan selama pemerintahan mantan Presiden Joe Biden.
Laporan pejabat AS dan advokat terkemuka untuk permukiman kembali para pengungsi, seperti dilansir Reuters, Rabu (22/1/2025), menyebut penerbangan para pengungsi Afghanistan, yang juga mencakup keluarga personel militer AS yang bertugas aktif, dibatalkan berdasarkan perintah Trump tersebut.
Mereka yang gagal berangkat ke AS termasuk anak-anak di bawah umur tanpa pendamping yang menunggu pertemuan kembali dengan keluarga mereka yang ada di AS, serta warga Afghanistan yang berisiko menjadi target pembalasan Taliban karena bertempur untuk pasukan pemerintah Afghanistan yang didukung AS.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Shawn VanDiver selaku kepala #AfghanEvac -- koalisi veteran AS dan kelompok advokasi, menyebut keputusan AS itu memberikan ketidakpastian bagi ribuan warga Afghanistan lainnya yang telah mendapatkan persetujuan untuk dimukimkan kembali sebagai pengungsi di wilayah AS, namun belum mendapatkan penerbangan dari Afghanistan atau dari negara tetangganya, Pakistan.
Trump menjadikan tindakan keras terhadap imigrasi sebagai janji besarnya dalam kemenangan pilpres tahun 2024, sehingga nasib program pengungsi AS masih belum jelas sejauh ini.
Gedung Putih dan Departemen Luar Negeri AS, yang mengawasi program pengungsi AS, belum memberikan tanggapan mereka atas situasi tersebut.
"Warga Afghan dan para advokat panik. Saya harus mengisi ulang ponsel saya empat kali hari ini karena begitu banyak orang yang menelepon saya," ucap VanDiver dalam pernyataannya.
"Kami memperingatkan mereka bahwa hal ini akan terjadi, namun mereka tetap melakukannya. Kami berharap mereka akan mempertimbangkannya kembali," ujarnya merujuk pada komunikasi dengan tim transisi Trump.
Simak juga Video: Bicara Gencatan Senjata di Ukraina, Trump Sebut Putin Pintar
Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.
Organisasi yang dipimpin VanDiver menjadi koalisi utama yang bekerja sama dengan pemerintah AS untuk mengevakuasi dan memukimkan kembali warga Afghanistan di wilayah AS, sejak Taliban mengambil alih kekuasaan tahun 2021 lalu.
Nyaris 200.000 warga Afghanistan telah dibawa ke AS oleh pemerintahan Biden sejak kekacauan penarikan pasukan AS dari Kabul beberapa tahun lalu.
Menurut seorang pejabat pemerintahan Trump yang enggan disebut namanya, salah satu dari puluhan perintah eksekutif yang ditandatangani Trump setelah dilantik pada Senin (20/1) waktu setempat adalah menangguhkan program pengungsi AS setidaknya selama empat bulan.
"Kita mengetahui bahwa ini berarti anak-anak tanpa pendamping, pasukan mitra Afghanistan yang berlatih, bertempur dan gugur atau terluka bersama pasukan kita, dan keluarga personel militer AS yang bertugas aktif akan terjebak," kata VanDiver dalam pernyataannya.
Simak juga Video: Bicara Gencatan Senjata di Ukraina, Trump Sebut Putin Pintar