Malang nian nasib warga Myanmar. Setelah dikuasi junta, kini rakyat diambang kelaparan di tengah pandemi Corona.
Dilaporkan wartawan BBC Ko Ko Aung, sistem perbankan juga berada di ambang kehancuran. Warga pun harus antre menerima makanan.
"Saya ikut antrean untuk menerima bubur dari kelompok penyantun. Saya menunggu lebih dari setengah jam tapi habis sebelum giliran saya," kata salah seorang warga bernama Ma Wai seraya berlinang air mata.
Ma Wai (42), warga dari Monywa di wilayah tengah Myanmar, dulu bekerja sebagai tukang bersih-bersih dan pembantu rumah tangga sebuah keluarga kaya. Kini dirinya mengantre makanan untuk anaknya, tapi tak kebagian.
"Saya pulang dengan tangan kosong. Saya merasa sangat iba dengan putri saya yang berusia empat tahun," kata dia.
Ma Wai berhenti bekerja ketika kasus Covid meledak pada Juli lalu. Majikannya memintanya agar tidak bekerja karena pemerintah memerintahkan semua orang tinggal di rumah.
Suami Ma Wai adalah seorang pelukis. Sang suami terpaksa tak bekerja lantaran pembatasan Covid.
"Tidak lama berselang suami saya mencoba pergi bekerja. Saya menanak nasi buat makan siangnya, dari beras yang kami simpan untuk berjaga-jaga di masa-masa sulit," ujarnya.
"Namun serombongan tentara menghentikannya dan menyuruhnya pulang, jadi dia bahkan tak bisa bekerja," lanjutnya.
Andalkan Bantuan Makanan
Ma Wai dan suaminya telah menganggur selama tujuh bulan. Kini keluarganya hanya mengandalkan bantuan makanan untuk menghidupi empat anaknya dan ibunya yang tinggal bersama mereka.
"Kadang-kadang, kami hanya makan sekali sehari," katanya. "Kami belum pernah mengalami kesulitan seperti sekarang."
Perkiraan Bank Dunia
Sementara itu, Bank Dunia memperkirakan bahwa ekonomi Myanmar akan menyusut sebesar 18% tahun fiskal ini. Selain itu tingkat kemiskinan kemungkinan akan meningkat lebih dari dua kali lipat pada 2022.
Menurut World Food Program, harga beras di Myanmar meningkat lebih dari 18%. Sedangkan minyak nabati naik dua kali lipat dalam 12 bulan terakhir.
Simak Video: Sorotan Jokowi soal Konflik Myanmar Hingga Palestina di Sidang PBB
(lir/lir)