Serangan di Prancis, Penjaga Gereja Digorok Saat Persiapkan Misa

Serangan di Prancis, Penjaga Gereja Digorok Saat Persiapkan Misa

Marlinda Oktavia Erwanti - detikNews
Jumat, 30 Okt 2020 06:58 WIB
Aksi penusukan terjadi di sebuah gereja di Kota Nice, Prancis, menewaskan tiga orang. Aksi itu terjadi di area gereja basilika Notre-Dame.
Serangan di Gereja Notre Dame Prancis (Foto: AP Photo/Daniel Cole)
Paris -

Tiga orang tewas dalam serangan di Gereja Notre Dame, Nice, Prancis. Salah satu korban adalah Vincent Loques (55), penjaga Katedral Notre Dame.

Dilansir Reuters, Jumat (30/10/2020), seperti yang dilakukannya setiap hari, Vincent mengawali harinya dengan membuka pintu Katedral Notre Dame pada pukul 08.30 waktu setempat. Misa pertama pada hari di mana tragedi itu terjadi akan dimulai pukul 10.30 waktu setempat.

Sesaat setelah Vincent mulai bekerja untuk mempersiapkan misa pertama, ada beberapa orang yang kemudian datang setelah ia membuka gereja. Termasuk seorang pria Tunisia yang bersenjatakan pisau.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Kepala Jaksa Anti-teroris Prancis, Jean-Francois Ricard, pria Tunisia itu pun kemudian dalam kurun waktu 20 menit, menggorok Vincent. Kemudian, memenggal kepala seorang perempuan berusia 60 tahun dan secara parah melukai perempuan berusia 44 tahun yang juga berada di dalam gereja.

Ricard mengungkapkan, Vincent dan perempuan berusia 60 tahun meninggal seketika. Sementara, perempuan yang lebih muda berhasil keluar dari gereja hingga ke kafe seberang jalan, di mana dia kemudian meninggal karena luka-lukanya.

ADVERTISEMENT

Menurut Ricard, pelaku yang diidentifikasi sebagai imigran dari Tunisia bernama Brahim Aouissaoui (21) itu tiba di Nice pada pukul 6.47 waktu setempat. Aouissaoui sempat berada di stasiun selama 26 menit untuk membalik mantel dan mengganti sepatunya.

Pada pukul 08.13, dia berangkat untuk berjalan kaki 400 meter ke Gereja Notre Dame, di alun-alun dengan deretan pepohonan tak jauh dari jalan raya di perbelanjaan utama Nice.

Aouissaoui kemudian memasuki gereja pada pukul 8.26 pagi, kata Ricard, mengutip bukti dari pengawasan video, dan memulai serangannya, menggunakan pisau sepanjang 30 sentimeter.

Ketika polisi kemudian memeriksa tempat kejadian, mereka menemukan penyerang membawa dua pisau cadangan yang tidak dia gunakan, bersama dengan salinan Al-Qur'an, dan dua telepon.

Gereja Seantero Prancis Bunyikan Bel untuk Korban Penusukan di Nice:

[Gambas:Video 20detik]



Orang pertama di luar gereja mengetahui serangan itu pada pukul 8.54 pagi, ketika perempuan berusia 44 tahun itu melarikan diri dari pintu samping gereja ke Rue d'Italie, jalan yang dipenuhi kafe dan toko. Dia berhasil sampai ke salah satu kafe, dan alarm berbunyi, hingga warga sekitar mengetahui dan menelepon polisi.

Polisi kemudian datang dan mengamankan pelaku, lalu menembak hingga membuat pria Tunisia itu menderita luka-luka. Polisi juga menggeledah isi tas pria itu dan menemukan ada dua pisau lain yang tidak digunakan dalam penyerangan.

"Pada penyerang kami menemukan Alquran dan dua telepon, pisau yang digunakannya--30 cm dengan ujung tajam 17 cm. Kami juga menemukan tas yang ditinggalkan oleh penyerang. Di samping tas ini ada dua pisau yang tidak digunakan dalam penyerangan," kata Ricard.

Tewasnya Vincent dan 2 korban lainnya pun membuat warga Prancis berduka. Seorang anggota parlemen lokal, Gil Florini mengatakan, Vincent merupakan orang yang baik.

"Dia melakukan pekerjaannya sebagai sexton dengan sangat baik. Dia orang yang sangat baik," kata Gil Florini.

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads