Ngeri Penusukan hingga Orang Dipenggal di Gereja Prancis

Round-Up

Ngeri Penusukan hingga Orang Dipenggal di Gereja Prancis

Tim detikcom - detikNews
Jumat, 30 Okt 2020 06:52 WIB
Aksi penusukan terjadi di sebuah gereja di Kota Nice, Prancis, menewaskan tiga orang. Aksi itu terjadi di area gereja basilika Notre-Dame.
Lokasi aksi penyerangan di Nice, Prancis. (Foto: AP Photo/Daniel Cole)
Nice -

Teror kembali terjadi di Prancis, kali ini di gereja basilika Notre-Dame di pusat kota Nice, Prancis. Tiga orang tewas dan salah satunya dikabarkan dipenggal.

Pembunuhan itu terjadi pada pukul 09.00 Kamis (29/10) waktu setempat di dalam gereja basilika Notre-Dame. Penyerang telah ditangkap polisi.

Seperti dilansir The Guardian, Wali Kota Nice, Christian Estrosi mengatakan penyerang meneriakkan "Allahu Akbar" beberapa kali saat dia ditangkap dan diborgol oleh polisi. Estrosi mengatakan seorang wanita telah dipenggal tetapi dia tidak memiliki rincian bagaimana dua orang lainnya dibunuh.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ada dua orang yang terbunuh di dalam gereja... dan orang ketiga yang berada di bar yang menghadap gereja tempat dia berlindung," tulis Estrosi dalam akun Twitter.

Dilaporkan bahwa penyerang terluka setelah ditembak polisi dan telah dibawa ke rumah sakit.

ADVERTISEMENT

Menurut laporan media-media Prancis seperti dilansir Washington Post, Kamis (29/10), salah satu dari tiga korban tewas, seorang wanita, digorok lehernya di dalam gereja. Korban kedua, seorang pria, ditikam hingga tewas. Korban ketiga, juga seorang wanita, dibunuh di sebuah bar di depan basilika tempat dia bersembunyi. Demikian menurut surat kabar Prancis Le Monde.

Serangan itu terjadi kurang dari dua minggu setelah pemenggalan mengerikan seorang guru sekolah menengah di pinggiran kota Paris, usai menunjukkan karikatur Nabi Muhammad kepada para siswanya.

Usai insiden ini, Dewan Muslim Prancis mengutuk serangan penikaman di kota Nice. "Kami mengutuk keras serangan teroris yang terjadi di dekat Basilika Notre-Dame di Nice," demikian pernyataan Council of the Muslim Faith dalam akun Twitter seperti dilansir CNN, Kamis (29/10).

"Sebagai tanda duka cita dan solidaritas dengan para korban dan keluarga mereka, saya menyerukan kepada Muslim Prancis untuk membatalkan semua perayaan Maulid," demikian cuitan dewan tersebut.

Selain Dewan Muslim Prancis, kecaman datang dari pemerintah Turki. "Kami mengutuk keras serangan yang dilakukan hari ini di dalam gereja Notre-Dame di Nice," demikian pernyataan Kementerian Luar Negeri Turki seperti dilansir kantor berita AFP, Kamis (29/10).

"Tidak ada alasan untuk mengambil nyawa seseorang yang akan melegitimasi kekerasan. Jelas bahwa mereka yang melakukan tindakan kekerasan di tempat suci tidak menghormati nilai-nilai kemanusiaan, agama, atau moral," demikian disampaikan kementerian Turki.

Kementerian pun menyampaikan belasungkawa untuk keluarga para korban. Kementerian mengatakan Turki berdiri dalam solidaritas dengan rakyat Prancis melawan kekerasan dan terorisme.

Pelaku Adalah Imigran Tunisia

Pelaku penyerangan di gereja basilika di Kota Nice, Prancis telah terungkap. Pelaku adalah seorang imigran Tunisia.

Dilansir AFP, Kamis (29/10/2020), pelaku penyerangan, yang ditembak polisi, diidentifikasi sebagai Brahim Aouissaoui, seorang migran Tunisia berusia 21 tahun.

Menurut sumber yang dekat dengan penyelidikan, Aouissaoui tiba di Italia pada akhir September dan kemudian melakukan perjalanan ke Prancis. Aouissaoui melakukan penyerangan di gereja basilika Notre-Dame dengan bersenjatakan pisau dan menewaskan tiga orang.

Imigran Tunisia Kritis di Rumah Sakit

Pelaku penyerangan di Gereja Notre Dame di Kota Nice, Prancis yang menewaskan tiga orang teridentifikasi sebagai imigran Tunisia bernama Brahim Aouissaoui. Ia kini berada dalam kondisi kritis di rumah sakit.

"Tersangka berada di rumah sakit dalam kondisi kritis," kata Kepala Jaksa Anti-teroris Prancis, Jean-Francois Ricard, seperti dilansir Reuters, Jumat (30/10/2020).

Aouissaoui diketahui ditembak oleh polisi saat dirinya diamankan usai melakukan penusukan dan pemenggalan terhadap tiga orang di gereja Notre Dame. Ricard mengatakan pelaku penyerangan adalah seorang pria Tunisia yang lahir pada tahun 1999 dan telah tiba di Eropa pada 20 September lalu di Lampedusa, pulau Italia di lepas Tunisia, yang merupakan titik pendaratan utama bagi para migran dari Afrika.

Tak Ada WNI Terluka

Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI melalui KBRI Paris dan KJRI Marseille telah berkoordinasi dengan aparat setempat terkait insiden penyerangan di gereja basilika Notre Dame di Kota Nice, Prancis. Sejauh ini, tidak ada warga negara Indonesia (WNI) yang menjadi korban dalam serangan tersebut.

"KBRI Paris dan KJRI Marseille segera berkoordinasi dengan aparat setempat dan simpul-simpul masyarakat WNI, termasuk PPI (Persatuan Pelajar Indonesia). Hingga saat ini, tidak terdapat informasi adanya korban WNI dalam serangan tersebut," demikian keterangan dari situs resmi Kemlu RI, seperti dilihat detikcom, Kamis (29/10/2020).

Berdasarkan catatan Kemlu, ada 4.023 WNI yang menetap di Prancis. Sebanyak 25 orang di antaranya tinggal di Kota Nice dan sekitarnya.

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads