Roma - Pengadilan di
Italia menjatuhkan hukuman penjara seumur hidup pada seorang bekas ekstremis sayap kanan atas perannya dalam pengeboman stasiun kereta 40 tahun silam. Sebanyak 85 orang tewas dalam serangan itu.
Seperti diberitakan kantor berita
AFP, Jumat (10/1/2020), Gilberto Cavallini (67), bekas anggota sayap kanan Armed Revolutionary Nucleus (NAR), terbukti bersalah memberikan dukungan logistik kepada mereka yang melakukan serangan bom di kota Bologna tersebut.
Dalam peristiwa yang terjadi pada 2 Agustus 1980 tersebut, sebuah bom meledak di ruang tunggu stasiun kereta, menewaskan 85 orang dan melukai lebih dari 200 orang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dilaporkan bahwa mulai tahun 1960-an hingga awal tahun 1980-an,
Italia telah mengalami lebih dari 12 ribu serangan yang menewaskan 362 orang. Serangan paling menggemparkan adalah penculikan dan pembunuhan mantan perdana menteri Aldo Moro pada tahun 1978.
Cavallini yang telah mengaku atas sejumlah kejahatan termasuk perampokan dan pembunuhan, telah mendekam di penjara selama 37 tahun sebelum dinyatakan bersalah atas serangan bom di Bologna. Bekas militan itu bersikeras menyebut dirinya tidak bersalah dalam serangan bom di Bologna.
"Saya dipenjara sejak September 1983, itu lebih dari 37 tahun. Ini tahun-tahun di penjara yang pantas buat saya ... saya pantas dihukum, tetapi saya tidak terima harus membayar untuk apa yang tidak saya lakukan," katanya di persidangan.
Dua anggota NAR lainnya dijatuhi hukuman penjara seumur hidup terkait serangan Bologna. Adapun seorang anggota lainnya, yang masih di bawah umur saat kejadian, diganjar vonis hukuman penjara 30 tahun.
Sejumlah orang lainnya, termasuk anggota dinas keamanan, mendapat hukuman yang lebih ringan, yakni antara 7 dan 10 tahun karena menghalang-halangi keadilan. Namun sejumlah keluarga korban yakin bahwa dalang sesungguhnya serangan tersebut masih belum diketahui dan belum dihukum.
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini