Kolonel Inf Priyanto buka-bukaan terkait insiden kecelakaan dengan 2 sejoli Handi Saputra (18) dan Salsabila (14). Kolonel Priyanto menceritakan detik-detik dia dan 2 orang rekannya membuang jasad Handi dan Salsa ke sungai.
Dalam perkara ini, Priyanto dkk didakwa terlibat dalam insiden tabrakan dengan Handi-Salsa di Nagreg, Jawa Barat. Bukannya menolong korban, Kolonel Priyanto cs malah membawa mereka hingga keluar dari Jawa Barat (Jabar) dan membuang tubuh kedua korban ke anak Sungai Serayu. Salsa dibuang ke sungai dalam kondisi meninggal dunia.
Handi diduga dibuang ke sungai dalam kondisi masih hidup. Jasad kedua korban ditemukan di Sungai Serayu. Dari ketiga tersangka, diketahui Kolonel Priyanto-lah yang menolak membawa Handi-Salsa ke rumah sakit setelah kecelakaan akibat tabrakan dengan mobilnya. Dia juga yang memiliki ide membuang tubuh Handi-Salsa ke sungai.
Dalam sidang pemeriksaan terdakwa di PN Militer Tinggi II Jakarta, pada Kamis (7/4), Kolonel Inf Priyanto menceritakan tentang detik-detik saat dia membuang jasad jenazah dua sejoli itu ke sungai. Berikut ini sejumlah cerita keji Kolonel Priyanto saat membuang jenazah Handi-Salsa.
1. Alasan Kolonel Inf Priyanto Buang Jenazah Handi-Salsa ke Sungai
Jenazah sejoli Handi Saputra (18) dan Salsabila (14) ditemukan terpisah 30 kilometer di aliran Sungai Serayu, Jawa Tengah. Mereka dibuang oleh trio keji Kolonel Inf Priyanto, Kopda Dwi Atmoko, dan Koptu Achmad Sholeh.
Dalam sidang dengan agenda pemeriksaan terdakwa terhadap Priyanto, mengemuka tentang alasan jenazah Handi-Salsa dibuang ke sungai. Apa?
"Sempat ada pengin meninggalkan di jalan tapi ujung-ujungnya kita ke Sungai Serayu itu untuk membuang (Handi-Salsa)," ucap Priyanto dalam persidangan di Pengadilan Militer Tinggi II Jakarta, Kamis (7/4/2022).
Pada akhirnya Handi-Salsa dibuang Kolonel Priyanto dan anak buahnya ke Sungai Serayu. Ketua majelis hakim Brigjen Faridah Faisal kemudian menanyakan alasannya.
"Kenapa ke sungai?" tanya hakim.
"Memang sudah muncul (niat) membuang di sungai karena saya lihat yang kita lewati ini tidak ada tempat pembuangan kecuali sungai.
"Kenapa nggak dibuang ke semak-semak, di hutan?" tanya hakim lagi.
"Karena saya berpikir kalau di sungai kan bisa ke laut kemudian dimakan ikan atau apa hilang sama sekali," imbuhnya.
2. Kolonel Priyanto: Jasad Handi-Salsa Tak Bergerak Saat Dibuang ke Sungai
Handi Saputra (18) diketahui masih hidup meski tidak sadarkan diri ketika dibuang ke sungai oleh Kolonel Inf Priyanto bersama Kopda Dwi Atmoko dan Koptu Achmad Sholeh. Namun kala itu Priyanto meyakini bila Handi telah tewas.
"Izin, Yang Mulia, kami mengangkat betul-betul sudah tidak gerak, sudah lemas semua. Kayak angkat karung, bukan lagi angkat orang hidup," kata Priyanto saat menjalani pemeriksaan terdakwa di Pengadilan Militer Tinggi II Jakarta, Cakung, Jakarta Timur, Kamis (7/4/2022).
Handi dibuang bersama Salsabila (14) seusai insiden tabrakan di Nagreg. Priyanto dkk panik karena mengira Handi-Salsa sudah meninggal dunia. Menurut Priyanto, saat itu kondisi Handi-Salsa sudah lemas tak berdaya.
"Siap, menurut kami korban itu secara visual kita lihat meninggal. Makanya kami kenapa panik karena meninggal itu," ujarnya.
Sebelum dibuang ke sungai, kondisi Handi-Salsa disebut Priyanto dalam keadaan kaku. Bahkan, kata Priyanto, salah satu jenazah itu dalam posisi tertekuk.
"Bahkan saat kami buang ke sungai sudah dalam keadaan kaku. Kakinya pada saat ditemukan posisi miring sama dengan saat kami angkat juga dalam posisi menekuk salah satu," ujarnya.
Simak selengkapnya di halaman selanjutnya.
(yld/yld)