7 Cerita Keji Kolonel Priyanto Buang Handi-Salsa

7 Cerita Keji Kolonel Priyanto Buang Handi-Salsa

Tim Detikcom - detikNews
Jumat, 08 Apr 2022 07:01 WIB

5. Cerita Kolonel Priyanto Pernah Ngebom Rumah Tak Ketahuan

Kolonel Inf Priyanto sempat membanggakan diri pernah melakukan pengeboman rumah tanpa ketahuan di hadapan anak buahnya. Priyanto menyampaikan itu untuk meyakinkan anak buahnya melakukan kejahatan, yaitu membuang jenazah Handi Saputra dan Salsabila.

Bila merujuk pada surat dakwaan, Priyanto bersama 2 anak buahnya, yaitu Kopda Andreas Dwi Atmoko dan Koptu Ahmad Soleh, menabrak Handi-Salsa di Nagreg, Jawa Barat. Dwi Atmoko yang memegang setir merasa bersalah sehingga memohon pada Priyanto agar membawa Handi-Salsa ke puskesmas.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun Priyanto disebut menolaknya sembai sesumbar pernah melakukan kejahatan lain, yaitu pengeboman rumah tanpa ketahuan. Hal inilah yang kemudian ditanya lagi oleh majelis hakim dalam sidang lanjutan di Pengadilan Militer Tinggi II Jakarta.

"Nah ini, kok kasihan sama anggota tidak kasihan sama korban? Padahal sudah diingatkan. Kemudian, terdakwa juga mengatakan tadi kepada saksi 'Kamu jangan cengeng, saya pernah ngebom', itu di mana kejadian ngebom itu?" tanya hakim anggota Kolonel Chk Surjadi Syamsir dalam sidang dengan agenda pemeriksaan terdakwa, Kamis (7/4/2022).

ADVERTISEMENT

"Siap waktu di Timur, waktu tugas operasi, Timor Timur," jawab Priyanto.

Hakim lalu bertanya tujuan Kolonel Priyanto melakukan pengeboman itu. Priyanto menjawab pengeboman itu dilakukan saat referendum untuk menentukan masa depan Timor Timur yang hasilnya lepas dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

"Ya pada saat itu kan Timor Timur merdeka terakhir, pada saat kita embarkasi untuk pulang," ujarnya.

Priyanto mengaku melakukan pengeboman itu di sebuah rumah. Namun dia tidak tahu ada orang atau tidak di dalam rumah tersebut.

"Itu satu keluarga dibom?" tanya hakim anggota Kolonel Chk Surjadi Syamsir.

"Siap," jawab Priyanto.

"Ada anak-anak?" tanya hakim Surjadi.

"Saya tidak tahu orang di dalam ada atau tidak," ujarnya.

Menurut Priyanto, insiden tabrakan Handi-Salsa dengan pengeboman yang dilakukan di Timor Timur berbeda. Priyanto mengatakan, pada insiden tabrakan itu, dia melihat langsung korban, sedangkan ketika pengeboman tidak.

"Kalau pernah ngebom, tapi kan kami tidak ngelihat, ngebom kami tinggal, tapi tidak lihat, tapi ini yang kami alami langsung depan mata di bawah kolong satunya depannya meninggal, otomatis meninggal," ujarnya.

Hakim mempertanyakan Kolonel Priyanto apakah kasihan dengan korban. Simak selengkapnya di halaman berikutnya.

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads