Lockdown Kian Mendesak saat Kasus Corona Makin Nanjak

Round-Up

Lockdown Kian Mendesak saat Kasus Corona Makin Nanjak

Tim Detikcom - detikNews
Rabu, 23 Jun 2021 06:48 WIB
Poster
Ilustrasi Corona (Foto: Edi Wahyono-detikcom)

Pakar Dorong Lockdown: Jika Tidak, Ekonomi Bisa Tambah Parah

Seruan untuk melakukan lockdown demi meredam kasus Corona masih nyaring. Bahkan kondisi ekonomi Indonesia disebut bakal makin parah jika tidak lockdown.

Seruan lockdown itu datang dari guru besar bidang sosiologi bencana dari Universitas Teknologi Nanyang Singapura, Prof Sulfikar Amir. Namun dalam hal ini ia memaklumi kondisi budget pemerintah yang terbatas.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Iya (saya dukung lockdown). Tapi saya juga paham budget pemerintah terbatas banget. Tapi mau gimana lagi? PPKM mikro diketatin gimana pun kurang efektif," kata Sulfikar Amir kepada wartawan, Selasa (22/6/2021).

Dia menyebutkan bahwa kondisi ekonomi Indonesia bakal tambah parah jika tidak lockdown. Bahkan situasi ini bisa mengancam daerah seperti Bali yang relatif aman.

ADVERTISEMENT

"Bakal tambah parah ekonomi. Bahkan ngancam daerah yang relatif aman kayak Bali," ungkapnya.

Menurutnya, saat ini Indonesia hanya disodori pilihan ekonomi buruk atau ekonomi lebih buruk. Sebab, lanjutnya, kondisi ideal hanya fantasi.

"Sekarang pilihannya mau ekonomi buruk atau ekonomi lebih buruk. Ya tipikal politik +62. Kondisi ideal cuma fantasi," jelasnya.


Lapor COVID-19 Serukan Pemerintah Berlakukan Lockdown

Platform dan gerakan berbagi informasi COVID-19, LaporCovid-19, menyerukan agar pemerintah memberlakukan lockdown. Kondisi saat ini disebut alarm untuk mengambil kebijakan gawat darurat.

Koordinator LaporCovid-19, Irma Hidayana, mendorong lockdown atau apa pun istilahnya diterapkan. Pasalnya, menurutnya, saat ini lonjakan kasus Corona menggila dan cakupan vaksin rendah.

"Lockdown kek, apa saja, intinya pembatasan yang super ketat banget! Lonjakan gila, cakupan vaksin rendah dan sangat rendahnya tiga," kata Irma kepada wartawan, Selasa (22/6/2021).

Dia mengatakan bahwa kondisi ekonomi sudah hancur. Menurutnya, semua ini hasil yang dituai karena tak menerapkan lockdown sejak awal. Menurutnya, inilah saatnya untuk mengambil kebijakan gawat darurat dan fokus pada kesehatan masyarakat.

"Setahun setengah kita sudah hancur ekonomi yang padahal sudah dibela-belain. Dan sekarang kita menuai hasil, hancurnya fasilitas kesehatan, nakes, dan ekonomi juga. Ini saatnya ambil kebijakan gawat darurat untuk fokus kesehatan masyarakat, minggir dulu ekonomi dan politik. Sebelum lockdown, sebulan kerugian ekonomi, tapi rakyat jadi sehat. Setelah itu pelan-pelan pasti bisa banget (perbaiki)," ungkapnya.

Untuk diketahui, LaporCovid-19 juga menginisiasi petisi desakan karantina wilayah atau lockdown yang ditujukan kepada Presiden Joko Widodo.

"LaporCovid-19 dalam beberapa hari terakhir kesulitan menampung permintaan bantuan warga di sekitar Jabodetabek dan Bandung Raya untuk mencarikan fasilitas kesehatan karena rumah sakit yang penuh," tulis petisi tersebut, yang terpantau detikcom sudah diteken 2.260 per hari ini.

Menjawab desakan lockdown ini, Menkes Budi Gunadi Sadikin mengatakan sejatinya apapun nama kebijakannya PPKM Mikro, PSBB, maupun lockdown esensinya sama yaitu mengurangi mobilitas. Selengkapnya di halaman berikutnya.

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads