Wanita pengusaha asal Kabupaten Selayar, Sulawesi Selatan (Sulsel) yang disebut membeli Pulau Lantigiang, Asdianti membantah hendak membeli Pualu Lantigiang. Asdianti menegaskan hanya meminta hak pengelolaan lahan di Pulau Lantigiang untuk membangun resort.
"Orang bilang jual pulau beli pulau, padahal saya tidak beli Pulau Lantigiang itu. Itu pun saya tidak minta sertifikat mutlak ya, (tapi) saya minta saya kelola itu lahan untuk bangun resort," ujar Asdianti kepada detikcom, Senin (1/2/2021).
Asdianti menyebut hendak membuat resort di Pulau Lantigiang guna mengembangkan ekonomi Selayar, khususnya membuka lapangan kerja.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Keluarga saya kan di Selayar semua, mungkin saya bisa buka lapangan pekerjaan, mereka kerja di resort, orang yang pengangguran kerja di sana," katanya.
Niatan membangun resort di Pulau Lantigiang terbersit oleh Asdianti pada tahun 2017 lalu. Dia lalu meminta izin ke Balai Taman Nasional Takabonerate untuk mengelola lahan di Pulau Lantigiang.
"Karena itu (Pulau Lantigiang) masuk ke zona pemanfaatan. Jadi itu sebenarnya atas rekomendasi tersendiri dari Balai (Taman Nasional Takabonerate), 2017, saya masih ingat itu saya ke sana. Artinya saya orang Selayar, harusnya didukung," imbuhnya.
Usai mendapatkan izin pengelolaan lahan di Pulau Lantigiang, Asdianti mengaku lalu menemui seorang warga Syamsul Alam, warga yang memiliki lahan di Pulau Lantigiang jauh sebelum Pulau Lantigiang masuk di kawasan Taman Nasional Takabonerate.
"Balai (Taman Nasional Takabonerate) muncul di tahun 1993, Pak Syamsul dan keluarganya itu sudah di sana (tinggal di Pulau Lantigiang), berkebun beratus tahun yang lalu ya, dari nenek moyangnya dia," tuturnya.
Simak selengkapnya di halaman selanjutnya, alasan Asdianti tetap membeli lahan di Pulau Lantigiang ke warga lokal>>>