Polsek Tanjung Priok membongkar prostitusi ABG di sebuah hotel berbintang di Sunter, Jakarta Utara. Dalam kasus ini polisi mengamankan seorang muncikari, seorang pemuda berinisial RSD (19).
RSD ditangkap di sebuah hotel berbintang di Sunter, Jakarta Utara pada Senin (25/1) malam. Saat diinterogasi, RSD mengaku baru saja melakukan transaksi prostitusi ABG dengan pria hidung belang berinisia RA (39).
Polisi menyebut ada hidden community (komunitas terselubung) dalam kasus prostitusi ABG di Sunter, Jakarta Utara. Komunitas terselubung ini menjadi wadah transaksi pria hidung belang dengan muncikari yang menyediakan jasa prostitusi ABG.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Mereka (pelanggan dan muncikari) punya hidden community. Nah, hidden community ini yang lagi kita tembus nih, masih kita cari nih," kata Kanit Reskrim Polsek Tanjung Priok AKP Paksi Eka kepada wartawan di Polsek Tanjung Priok, Jakarta Utara, Kamis (28/1/2021).
Paksi menyebut RSD juga tidak bekerja sendiri, namun ada 2 temannya yang juga terlibat. Keduanya yakni R dan M yang kini masih dikejar.
"Ini kita masih mengejar lagi, masih pendalaman, termasuk dua orang yang inisial M dan R," ujar Paksi.
Lantas siapakah sosok RSD ini? Dalam wawancara khusus dengan detikcom di Polsek Tanjung Priok, RSD mengungkap dirinya adalah seorang tamatan Sekolah Menengah Atas (SMA).
"Lulus SMA usia 17 tahun, terus langsung kayak gini," ujar RSD di Polsek Tanjung Priok, Jakarta Utara, Kamis (27/1/2021).
RSD mengaku menjadi muncikari karena terdesak perekonomian. Ia juga beralasan susah mencari pekerjaan halal sehingga mengambil jalan pintas dengan menjadi muncikari.
"Terus saya, karena faktor ekonomi, nggak lanjut kuliah. Buat bayarin sekolah Adik, Bapak nganggur, Ibu dagang. Kebutuhan di rumah, buat bayar kontrakan," terangnya.
Di halaman selanjutnya, simak pengakuan awal mula terjun ke dunia prostitusi
Tonton juga video 'Sejarah di Balik Maraknya Prostitusi':
Tamatan SMA
RSD mengaku menjadi muncikari sejak dirinya tamat Sekolah Menengah Atas (SMA) atau sekitar tahun 2019. Saat itu usianya masih 17 tahun.
"Lulus SMA usia 17 tahun, terus langsung kayak gini," ujar RSD di Polsek Tanjung Priok, Jakarta Utara, Kamis (27/1/2021).
RSD mengaku menjadi muncikari karena terdesak perekonomian. Ia juga beralasan susah mencari pekerjaan halal sehingga mengambil jalan pintas dengan menjadi muncikari.
"Terus saya, karena faktor ekonomi, nggak lanjut kuliah. Buat bayarin sekolah Adik, Bapak nganggur, Ibu dagang. Kebutuhan di rumah, buat bayar kontrakan," terangnya.
Ia mengungkap awal mula menjadi muncikari karena ditawari oleh teman lamanya yang juga berinisial R.
"Awalnya sih dari teman-teman saya gitu. Terus saya ditawar-tawari gitu. Akhirnya saya mau nggak mau jadi kayak begitu (muncikari). Iya diajak," imbuhnya.
RSD, yang saat itu kesulitan mencari pekerjaan, akhirnya menerima tawaran temannya itu.
"Karena posisi saya lagi dalam keadaan nggak kerja. Jadi saya kayak pusing dengan nyari kerjaan, terus saya ikut jadi kayak muncikari gitu," akunya.
DI halaman selanjutnya, simak awal mula dia ditawari jadi 'Papi'
Ditawari Jadi 'Papi'
RSD mengaku baru sekali menjalankan aksinya. Ia mengaku terjun ke dunia prostitusi atas ajakan teman lainnya.
"Awalnya sih dari teman-teman saya gitu. Terus saya ditawar-tawari gitu. Akhirnya saya mau nggak mau jadi kayak begitu (muncikari). Iya diajak," kata Paksi.
RSD, yang saat itu kesulitan mencari pekerjaan, akhirnya menerima tawaran temannya itu.
"Karena posisi saya lagi dalam keadaan nggak kerja. Jadi saya kayak pusing dengan nyari kerjaan, terus saya ikut jadi kayak muncikari gitu," akunya.
RSD mengaku tidak hanya bekerja sendiri. Dia bekerja sama menjadi muncikari dengan dua rekannya, R dan M.
"Iya. Sama teman atas nama R dan M. Sebenarnya si R sudah kenal lama, terus tiba-tiba dia kayak hilang kontak gitu. Si R itu tiba-tiba nge-chat saya lagi dengan meminta cewek. Terus kalau si M nanya-nanyain kepada saya untuk nanyain soal cewek," katanya.
"Jadi awalnya tuh dari R, R ini kayak kehabisan kayak nggak punya... R ini WA saya, minta cewek ke saya. Minta empat cewek, terus saya punya teman cuma satu, yang hurufnya AA. Terus si M ini nge-chat saya minta job. Terus nggak lama itu, si M ini ngirimin foto teman-temannya dia tiga orang. Terus nggak lama, udah, dikasih ke saya, langsung kirimin ke R. Abis dari itu langsung dikirim ke om-omnya," sambungnya.
Terima Fee Rp 10 Juta
Paksi Eka mengatakan RSD menjanjikan keempat ABG bayaran Rp 20 juta untuk melayani pria hidung belang. Namun pada kenyataannya uang yang diterima tidak sebesar itu.
"Walaupun faktanya, yang diterima dan dijanjikan ke korban paling tinggi cuman Rp 3 juta. Berarti kan ada selisih 10 jutaan. 10 juta itulah pendapatan dari si muncikari dan timnya," ujar Paksi kepada detikcom saat ditemui di Polsek Tanjung Priok, Jakarta Utara, Kamis (28/1/2021).
Paksi menegaskan, tarif tersebut berasal dari penawaran RSD kepada pelanggan RA (39) yang kemudian disepakati keduanya. Dia juga menyebut tidak ada pelanggan lainnya selain RA.
"Iya itu yang ditawarkan, awalnya bisa terjadi empat ABG dengan satu pria. Itu yang ditawarkan muncikari kepada pemesan," katanya.
Saat ini polisi masih mengembangkan kasus tersebut. Kini polisi sedang mengejar dua orang tersangka lainnya.