Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) meminta kepolisian agar mengusut tuntas praktik prostitusi 4 ABG yang terjadi di hotel berbintang di Sunter, Jakarta Utara. Sekjen LPAI Heni Adihermanoe meminta mendorong polisi untuk menangkap otak pelaku.
"Mari kita semangati kerja-kerja polisi, (agar) tidak hanya menangkap para operator di lapangan saja, tapi teman-teman polisi supaya bisa ciduk otak dari kejahatan eksploitasi manusia di atas manusia lainnya," ujar Heni, Kamis (27/1/2021).
"Mudah-mudahan dengan begitu akan banyak anak-anak yang bisa terselamatkan dari tindak pidana perdagangan orang," sambungnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lebih lanjut LPAI mengapresiasi polisi yang telah membongkar praktik prostitusi ABG ini.
"Tentu LPAI apresiasi setinggi-tingginya kepada Polsek Tanjung Priok dan juga Polres Jakut yang telah berhasil selamatkan anak-anak kita dari upaya tindak pidana perdagangan orang," ucap Heni.
Simak selengkapnya di halaman selanjutnya
LPAI menilai keempat ABG yang terlibat prostitusi adalah korban dari pergaulan dan orang tua yang abai. Untuk itu, LPAI meminta orang tua berperan aktif dalam memberikan edukasi kepada anak-anaknya agar tidak terjerumus praktik prostitusi.
"LPAI meyakini bahwa apa yang dilakukan anak-anak adalah korban dari pergaulan, korban dari orang tua yang mungkin abai terhadap kehadiran mereka. Tentu saja hal ini harus jadi bagian penting yang kita lakukan bersama edukasi ortu. Karena kejadian ini bukan pertama kali, tapi sering kali. Kami sudah 3 kali melakukan penanganan, pendampingan kasus serupa sampai anak-anak dibawa ke luar kota dan salah satu upaya dilakukan adalah memanfaatkan teknologi informasi yaitu tepatnya adalah medsos jadi instrumen kejahatan. LPAI selalu upayakan bagaimana para orang tua harus tahu dengan siapa anak-anaknya bergaul, di mana, dan apa yang dilakukan oleh anak-anak mereka," bebernya.
Lebh lanjut, Heni mengatakan bahwa keempat ABG tersebut termotivasi masuk ke dunia prostitusi untuk mendapatkan uang. Para ABG itu menggunakan uang hasil prostitusi untuk membeli keperluan sehari-hari.
"Mereka hanya ingin semua kebutuhan terpenuhi, termasuk kebutuhan gadis remaja pada umumnya, kebutuhan untuk beli pakaian, beli pulsa, make up dan sebagainya. Itu yang menjadi kebutuhan yang memotivasi mereka untuk melakukan hal-hal yang bertentangan," katanya.
LPAI juga mendorong agar keempat ABG tersebut mendapatkan rehabilitasi psikososial agar tidak trauma atau terjerumus ke dalam lembah hitam yang lebih dalam lagi.
"Kejadian ini bukan semata-mata menjadi dunia runtuh bagi anak-anak, masa depan mereka masih panjang, harus dilakukan rehabilitasi secara psikososial supaya anak-anak bisa kembali pulih dari trauma yang mereka hadapi," tandasnya.
Seperti diketahui, Polsek Tanjung Priok membongkar prostitusi ABG di sebuah hotel berbintang di Sunter, Jakarta Utara. Dalam kasus ini polisi mengamankan 4 ABG perempuan dan pemuda inisial RSD (19) yang merupakan muncikari.