Jakarta -
Ketua Umum PPP Suharso Monoarfa mewanti-wanti para kadernya agar menghindari konflik di lingkup internal PPP. Hal itu harus dilakukan demi tujuan PPP yang menargetkan menjadi partai pemenang pada Pemilu 2024.
"Berikutnya saya ingin sampaikan, ke depan, jangan pernah ada lagi sekecil apa pun peluang untuk kita berkonflik, sekecil apa pun. Jangan kita biarkan kalau kemudian ada benihnya langsung kita coba selesaikan," kata Suharso dalam acara penutupan Muktamar IX PPP, Minggu (20/12/2020).
Dia meminta agar para kadernya tidak bekerja secara individual atau berdasarkan kepentingan-kepentingan kelompok. Suharso menyebut PPP hanya bisa menjadi pemenang pada 2024 jika berbagai potensi konflik itu bisa dicegah sejak awal.
"Jangan kita seperti yang saya sampaikan semalam, kita bekerja individual, bekerja berkerumun, bekerja berkelompok, kelompok A, kelompok B, Kelompok C, kelompok D. Sebagaimana juga didemonstrasikan oleh beberapa senior-senior kita suka melakukan kelompok-kelompok seperti itu, padahal mereka juga bagian dari PPP. Tidak ada lagi cara-cara seperti itu menurut saya," katanya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita hanya bisa memenangkan atau menjadi salah satu pemenang 2024 kalau sejak awal potensi-potensi konflik itu tidak ada," sambungnya.
Simak halaman selanjutnya:
Suharso mengaku selama ini memang partainya tak pernah lepas dari konflik antarkader. Dia mencontohkan hal itu terjadi saat PPP menentukan kursi ketua fraksi setingkat DPRD. Meski tak disebut daerahnya, Suharso menyebut mereka-mereka itu bermental pecundang. Sebab, meskipun menang, tak mau mengalah untuk merelakan kursi ketua.
"Saya kasih contoh kita menang saja menang, ini menang, menang di DPRD. Untuk menentukan ketua DPRD itu susahnya luar biasa. Kita punya 9 atau 7 anggota DPRD dan karena itu kita harus menjadi ketua DPRD. Untuk menentukan siapa yang duduk di situ nggak ada ketulusan di antara kita. Yang ada itu si fulan bin fulan, fulan ini, dan semua dan intrik yang datang," katanya.
Lebih jauh Suharso menyinggung terkait proses verifikasi dan validasi partai politik yang biasanya juga diwarnai dengan konflik. Menurutnya, ada sejumlah kader yang tak mau diusik posisinya dalam parlemen. Atas hal ini, Suharso menegaskan para kader PPP harus menjadi legislator yang tidak hanya berpatokan pada satu komisi atau keahlian tertentu.
"Kalau kita cuma terus-terusan di sebuah, ih jangan, saya nggak bisa dipindahin ke sini. Parlemen itu Anda adalah super-generalis, bukan super-spesialis. Kalau mau menjadi super-spesialis, mending jadi dokter spesialis. Anda super dan supernya (itu) super-generalis, itu anggota DPR. Yang ada di kepala kebijakannya mesti apa. Tidak lagi bicara substansi. Kita tahu per definisi, tahu aturan tahu undang-undang. Nah itu yang kita persiapkan. Jangan pernah kita merasa menjadi posesif di situ," pungkasnya.
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini