Ada Soal 'Anies Diejek Mega', Ketua DPRD DKI Singgung Penghinaan Presiden

Ada Soal 'Anies Diejek Mega', Ketua DPRD DKI Singgung Penghinaan Presiden

Wilda Hayatun Nufus - detikNews
Senin, 14 Des 2020 18:10 WIB
Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetio Edi Marsudi (kiri) menjawab pertanyaan wartawan di Kementerian Sekretariat Negara, Jakarta, Kamis (13/2/2020). Kedatangan Prasetyo Edi tersebut untuk mengonfirmasi surat dari Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan kepada Menteri Sekretaris Negara yang juga Ketua Komisi Pengarah Pembangunan Kawasan Medan Merdeka Pratikno yang menyatakan telah mendapatkan rekomendasi dari Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) DKI Jakarta untuk menggelar formula E 2020 di kawasan Monas namun ternyata belum ada rekomendasi dari TACB. ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/wsj.
Prasetio Edi Marsudi (Sigid Kurniawan/Antara Foto)
Jakarta -

Ketua DPRD DKI Jakarta, Prasetio Edi Marsudi, mewanti-wanti Dinas Pendidikan DKI perihal soal ujian SMP yang memuat 'Anies Diejek Mega'. Dia mengingatkan ada pasal penghinaan presiden di KUHP.

"Yang perlu diingat di sini bahwa Dinas Pendidikan DKI harus hati-hati karena ada ketentuannya soal penghinaan presiden di KUHP," kata Prasetio dalam keterangan tertulis, Senin (14/12/2020).

Prasetio menerangkan tindakan ini tidak pantas terjadi di dunia pendidikan. Dia pun kemudian menyinggung soal kasus pemilihan OSIS seagama yang dilakukan oleh seorang guru.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ini, ini yang saya sebut tindakan yang kurang pantas terjadi lagi dalam dunia pendidikan di Jakarta. Belum lama terjadi soal guru diskriminasi karena menyuruh siswa memilih OSIS yang seagama, kini muncul soal ujian dengan pertanyaan yang kurang pantas," ungkapnya.

Politikus PDIP ini heran mengapa nama dalam soal ujian itu mengarah pada Presiden RI ke-5 Megawati Soekarnoputri. Padahal, lanjutnya, dalam pembentukan karakter, masih banyak pertanyaan yang pantas untuk dinarasikan.

ADVERTISEMENT

"Saya kira untuk pembentukan karakter, integritas, sabar dan tanggung jawab masih banyak substansi pertanyaan yang pantas. Contoh, ketika diejek teman, misalnya, ini kenapa harus pertanyaannya mengarah ke orang-orang tertentu, seperti pejabat publik, atau bahkan Presiden RI ke-5," tuturnya.

Terkait langkah selanjutnya, DPRD DKI menunggu Komisi E untuk menanganinya. Setelah itu, Prasetio dan jajaran akan menerima hasil rapat kerja tersebut.

"Nanti, nanti supaya ditangani di Komisi E DPRD DKI dulu. Nanti saya akan terima laporan dari hasil rapat kerjanya bersama Dinas Pendidikan," tandasnya.

Diketahui, Komisi E DPRD DKI Jakarta akan memanggil Dinas Pendidikan (Disdik) DKI Jakarta terkait soal ujian SMP yang memuat 'Anies diejek Mega'. Sekretaris Komisi E, Johnny Simanjuntak, menilai ada muatan politik praktis dalam soal tersebut.

"Kita hari Selasa (15/12), pukul 14.00 WIB, akan memanggil Dinas Pendidikan dan seluruh jajaran," ucap Johnny saat dihubungi, Minggu (13/12).

"Data kita adalah data ujian itu. Kenapa kita panggil? Karena ini persoalan serius, artinya, kita tidak mau gunakan pendidikan kita, yang sebagai kawah candradimuka mendidik calon pemimpin atau akademisi, dengan muatan tidak edukatif. Bahkan, berpihak dan politik praktis untuk siswa SMP," katanya.

Pemprov DKI sudah angkat bicara soal hal ini. Penjelasannya ada di halaman berikutnya.

Sebelumnya, beredar foto soal 'Anies Diejek Mega'. Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta Nahdiana membenarkan soal itu ada di sekolah Jakarta.

"Dinas Pendidikan tidak pernah mengimbau kepada guru di sekolah untuk membuat soal ujian sekolah dengan menyebutkan nama pejabat publik tertentu dan telah mengarahkan Guru yang membuat soal ujian sekolah tersebut untuk tidak mengulangi perbuatannya lagi," ujar Nahdiana melalui rilis di situs PPID DKI Jakarta, Sabtu (12/12).

Berikut ini isi soal tersebut:

"Anies selalu diejek Mega karena memakai sepatu yang sangat kusam. Walaupun demikian, Anies tidak pernah marah. Perilaku Anies merupakan contoh..." demikian bunyi pertanyaan pada soal itu yang dilihat detikcom, Sabtu (12/12/2020).

Pada pilihan ganda terdapat empat pilihan jawaban. Pertama bertuliskan pemaaf; kedua, istiqamah; ketiga, sabar; dan keempat, ikhlas.

Ketua Fraksi PDIP DKI Jakarta Gembong Warsono menyebut lokasi sekolah tersebut adalah SMP 250 Jakarta. "Soal ujian SMP 250 Cipete (Jakarta Selatan)," ucap Gembong, Sabtu (12/12).

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads