Alasan Lapan Tak Tindak Lanjuti Meteorit di Tapteng: Bukan Hal Istimewa

Alasan Lapan Tak Tindak Lanjuti Meteorit di Tapteng: Bukan Hal Istimewa

Tim detikcom - detikNews
Kamis, 19 Nov 2020 15:49 WIB
Seorang warga di Dusun Sitambarat, Kolang, Tapanuli Tengah, Sumatera Utara, membuat heboh karena menyebut rumahnya ditiban meteor. Buktinya adalah atap rumah bolong dan sebongkah batu.
Foto: Abdi Somat Hutabarat/detikcom
Jakarta -

Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) Thomas Djamaluddin mengonfirmasi bahwa benda asing yang jatuh di rumah warga Tapanuli Tengah, Sumut, adalah meteorit. Thomas mengatakan meteorit itu bukan hal yang istimewa sehingga tidak ditindaklanjuti.

"Ketika ada info benda jatuh tersebut dari teman-teman media, dari foto yang beredar, saya simpulkan benar itu meteorit. Astronom tidak bisa menjejak lintasan orbitnya setelah benda jatuh, mesti ada data pengamatan sebelum jatuh. Meteorit berbeda dengan benda jatuh sampah antariksa yang dipantau Lapan," kata Thomas kepada wartawan, Kamis (19/11/2020).

Thomas juga menyebut meteorit bukan benda berbahaya. Ukuran meteorit yang jatuh ke rumah Josua di Kolang, Tapanuli Tengah, Sabtu (1/8) lalu itu, bukan hal yang istimewa. Meteorit itu bisa dimiliki sang penemu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Meteorit bukan benda berbahaya. Dari segi ukuran, meteorit di Tapanuli itu juga bukan hal yang istimewa. Jadi Lapan tidak menindaklanjuti temuan tersebut. Meteorit tersebut bisa dimiliki penemunya," terangnya.

Thomas pun menjelaskan perbedaan meteorit dengan sampah antariksa.

ADVERTISEMENT

"Meteorit benda alami, batuan sisa pembentukan tata surya. Sampah antariksa buatan manusia, bekas roket atau satelit mati atau pecahannya," tutur Thomas.

Cerita Josua batu meteor bisa laku Rp 200 juta. Simak halaman berikutnya.

Josua mengaku menjual meteorit yang menimpa rumahnya seharga Rp 200 juta. Batu dari langit itu dijual Josua kepada seorang warga negara asing (WNA).

Sebelum menjual batu itu, Josua mengaku sempat menunggu pihak Lapan datang setelah rumahnya kejatuhan meteorit. Setelah 2 pekan pihak Lapan tak datang, Josua memutuskan menjual meteorit tersebut.

"Belum ada yang datang. Kita tunggu-tunggu itu berapa minggu. Tanggal 17 (Agustus 2020) kan batunya dijual, sampai tanggal 16 (Agustus) kita tunggu, nggak ada responsnya ya sudahlah daripada habis batunya dimainin sama anak ke depan rumah, dilempar-lempar. Daripada hilang, dijuallah," ucap Josua saat dihubungi, Kamis (19/11/2020).

Selang beberapa hari, Josua terkejut ketika media Inggris menyebutnya sebagai orang kaya baru setelah batu meteor yang menimpa rumahnya pada Agustus 2020 dihargai 757 pound sterling (Rp 14,1 juta) per gram di sebuah situs jual-beli online. Artinya, harga batu seberat 1.800 gram yang dijual Josua bisa mencapai hampir 1,4 juta pound sterling atau setara dengan Rp 26 miliar.

Pria berusia 34 tahun yang sehari-hari bekerja sebagai pembuat peti mati ini mengaku batu meteor tersebut dijualnya dengan harga Rp 200 juta. Uang itu pun sudah habis dibagi-bagi kepada keluarga, yatim-piatu, gereja, dan perbaikan makam orang tua.

"Uangnya sudah habis, cuma Rp 200 juta," kata Josua sambil tertawa getir kepada Dedi Hermawan, wartawan di Sumatera Utara yang melaporkan untuk BBC News Indonesia, Rabu (18/11) malam.

Berdasarkan laporan BBC News Indonesia, tidak semua batu meteor yang menimpa atap rumah Josua pada 1 Agustus 2020 dijual. Josua menyebut bobot batu meteor yang jatuh menimpa atap rumahnya mencapai 2,2 kilogram, sedangkan yang dijual hanya 1.800 gram. Sisanya, menurut Josua, telah dibagi-bagikan ke sanak keluarga.

"Saya sendiri dapat 5 gram, selebihnya saya bagi-bagi ke sanak keluarga. Ada yang dibuat batu cincin," jelasnya.

Joshua berjanji tidak akan menjual sisa batu meteor yang dimilikinya itu, meski harga di pasar internasional cukup mahal.

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads