Wakapolres Takalar Kompol N buka-bukaan soal kasus dugaan pencabulan terhadap seorang wanita pemohon SIM yang melilitnya. Kompol N menegaskan tuduhan itu tidak benar.
Kasus ini berawal dari seorang wanita yang tengah mengurus SIM ke Polres Takalar melaporkan dugaan pencabulan Wakapolres Takalar Kompol N.
Kabid Humas Polda Sulsel Kombes Ibrahim Tompo mengungkapkan laporan tindakan cabul tersebut tidak sampai berhubungan badan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Memang ini agak sensitif bahasanya, tetapi tidak sampai pada kondisi hubungan badan. Cuma sebagai tindakan-tindakan yang dilakukan, yang dilaporkan berupa mengeluarkan organnya, kemudian dipegang oleh yang bersangkutan. Cuma sampai batas itu," ujar Ibrahim.
Ibrahim menegaskan pihaknya baru menerima informasi dugaan perbuatan cabul Kompol N dari pelapor.
Polda Sulsel lalu menyelidikinya. Propam Polda Sulsel meminta keterangan Kompol N. Kompol N bahkan dicopot dari jabatannya demi memudahkan pemeriksaan.
Berdasarkan Surat Telegram dari Kapolda Sulsel Bernomor STR:740/X/KEP 2020 yang dikeluarkan pada Senin (12/10) kemarin, Kompol N akan menjabat sebagai pamen pelayanan masyarakat di Polda Sulsel.
Kabid Propam Polda Sulsel Kombes Agoeng Adi Koerniawan menambahkan Kompol N akan disidang disiplin dalam 2 pekan ke depan. Atas kasus tersebut, Kompol N tegas membantah tuduhan wanita itu.
Kompol N mengatakan tudingan tersebut bermula saat dirinya tengah di ruangannya di Polres Takalar, Sulawesi Selatan, pada Jumat (2/10/2020) lalu. Saat itu, dia mengaku menerima telepon dari seorang wanita.
"Dia menelepon tentang keberadaan saya, dia tanya; 'lagi di mana ki?', saya sebelum menjawab tentang pertanyaan itu saya tanya balik dulu, ini dengan siapa? (dijawab) 'saya dengan A'," ujar Kompol N dalam rekaman suara yang dikirim Kabid Humas Polda Sulsel Kombes Ibrahim Tompo kepada detikcom, Kamis (15/10/2020).
Dalam rekaman itu, versi Kompol N, wanita tersebut meneleponnya karena sedang berada di Polres Takalar mengurus SIM A serta SIM C. Menurutnya, selayaknya warga lain yang hendak menemui dirinya, dia mempersilakan A menemuinya di ruangan perihal pertanyaan seputar pengurusan SIM.
"Masa saya bilang tidak bisa (ke ruangan/kantor) nah saya selaku pelayan masyarakat, dan bukan hanya dia yang minta ke ruangan. Otomatis saya, siapa pun yang minta ke ruangan apalagi dia sudah sejak sebutkan sejak awal bahwa tujuan dia itu dia mau ambil SIM," ujarnya.
Selang berapa waktu, A kemudian datang menemuinya di ruangannya dan bertanya soal biaya pengurusan SIM A dan C.
"Saya bilang, kalau berbicara biaya (pengurusan SIM) saya takut salah, jangan sampai saya bilang sekian nanti ternyata kurang atau lebih. Jadi begini, untuk pastinya kita (anda) lebih baik langsung ke ruangan SIM. Jadi dia jawabannya pada saat itu, 'Iya nanti saya ke situ, karena saya ini hanya sekedar tanya-tanya'," jelasnya.
Lanjut Kompol N, usai bertanya seputar SIM, A tidak langsung pergi meninggalkan. A, versi Kompol N, bertanya panjang lebar seputar tugasnya di kepolisian, termasuk Kompol N yang merupakan orang Takalar dan mendapat tugas di Takalar. Menurut Kompol N, A memuji ketampananannya.
"Dia bilang pasti banyak cewek Ta' di Makassar karena kita orang gagah, saya saja gagah ki kulihat," kata Kompol N meniru ucapan A kepadanya.
Setelah memuji ketampanan itu, kata Kompol N, A berdiri dari tempat duduk dan mendekatinya. Kompol N mengaku kaget atas sikap A tersebut. Kompol N mengaku juga sempat menegur A untuk tidak mendekat.
"Saya bilang, 'kenapa tadi kita (kamu) bilang mau urus SIM sekarang kenapa jadinya seperti ini?' Sambil dia peluk saya dia bilang duduk mi dulu. Sambil dia mau megang saya punya kelamin saya langsung saya tepis tangannya," ujarnya.