Debat DKI Vs Pusat soal Data Bansos Lanjut Lagi

Round-Up

Debat DKI Vs Pusat soal Data Bansos Lanjut Lagi

Tim detikcom - detikNews
Kamis, 14 Mei 2020 08:31 WIB
Menteri Sosial Juliari P Batubara (kedua kiri) yang mewakili Presiden Joko Widodo, dan Mensesneg Pratikno (kiri) melepas distribusi bantuan sosial sembako di depan Istana Merdeka, Jakarta, Senin (20/4/2020). Pemerintah mulai menyalurkan bantuan sosial untuk wilayah di DKI Jakarta dalam rangka penanganan COVID-19 di wilayah Jabodetabek. ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan-Pool/hp.
Foto: Proses penyaluran Bansos Corona di DKI Jakarta (ANTARA FOTO/SIGID KURNIAWAN)

Namun, ternyata perdebatan antara DKI Jakarta dengan pemerintah pusat soal data bansos ini masih berlanjut.

Kini giliran Wamendes Budi Arie yang menyebut data bansos DKI yang paling kacau. Hal ini disampaikannya dalam siaran di Facebook Migrant Care. Mulanya, Budi Arie mengajak masyarakat turut memantau program bansos ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Soal bantuan sosial atau program jaring pengaman sosial pemerintah. Kita mengharapkan kepada masyarakat untuk bersama-sama kita menjaga, memantau, melaporkan jika ada kejanggalan-kejanggalan karena dengan dunia sosial media yang luar biasa ini, semua kejadian yang aneh-aneh itu cepat terekam, cepat terpublikasikan," kata Budi Arie seperti dilihat Rabu (13/5/2020).

ADVERTISEMENT

Budi Arie berbicara soal kepala desa di Sumatera Selatan yang ditangkap karena menyelewengkan Dana Desa. Dia mendukung upaya masyarakat untuk memviralkan kejadian ini agar jadi efek jera.

Budi Arie lalu menyoroti pimpinan DPRD di Jawa Timur yang masuk list penerima bansos. Dia menyebut hal itu lucu.

Inti dari permasalahan ini, kata Budi Arie, adalah data. Sembari menyinggung Provinsi DKI Jakarta, dia ingin data ini diperbaiki.

"Jadi begini, ini juga sekaligus isu terakhir paling penting dari peristiwa pandemi COVID-19 ini adalah bahwa persoalan data harus kita perbaiki bersama-sama. Ini konsolidasi data kita tentang DTKS, data terpadu kesejahteraan sosial, ini harus kita evaluasi, harus kita revisi karena itu sejak tahun 2011 tidak pernah diupdate, karena itu banyak data data ngawur," ucap dia.

"Yang paling ngawur itu provinsinya Mas Wahyu Susilo itu provinsi DKI Jakarta, provinsi asalnya Mas Wahyu karena Mas Wahyu asli Jakarta dia. Itu memang datanya kacau sekali. Kita berharap dengan peristiwa ini kita konsolidasi data kembali," ucap Wamendes.

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads