Cara Polisi Perancis Hadapi Massa Demo Rompi Kuning
Sekitar bulan Oktober 2018 pemerintah Prancis yang dipimpin oleh Presiden Emmanuel Macron bergejolak. Dilansir dari AFP pada Minggu (9/12/2018), kelompok massa yang menamakan dirinya sebagai yellow vest atau rompi kuning memprotes kebijakan kenaikan harga BBM. Aksi protes ini sendiri mulanya dipicu oleh video viral seorang perempuan bernama Jacline Mouraud yang berbicara dengan Macron untuk menyampaikan keluhan kenaikan harga BBM.
Hingga akhirnya, sebanyak 290.000 demonstran yang memakai rompi kuning melakukan aksi pertama di berbagai daerah di Prancis pada Sabtu (17/11). Mereka memblokir jalan dengan mobil masing-masing. Pemblokiran jalan, pusat perbelanjaan, dan pom bensin terus berlanjut. Gelombang protes ini juga dimanfaatkan para mahasiswa yang menuntut reformasi pendidikan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Polisi anti huru-hara Prancis berusaha terus membendung aksi demonstran ini. Para polisi pun kerap mendapat serangan dari para demonstran.
Dalam proses menangani demo yang berlangsung terus menerus selama enam bulan itu, polisi Prancis menggunakan peluru karet dan granat setrum guna melindungi diri dari serangan para demonstran.
![]() |
Salah satu tokoh paling terkenal dari gerakan rompi kuning, Jerome Rodrigues, menerima cedera mata selama protes di Paris pada 26 Januari. Dia jatuh ke tanah saat dia merekam insiden itu di telepon genggamnya.
Rodrigues kehilangan pandangan dan mengklaim cedera itu disebabkan oleh proyektil karet yang ditembakkan dari "peluncur bola defensif" genggam, yang dikenal dengan inisial Prancis "LBD".
Masih dilansir dari AFP secara total, 11 orang telah terbunuh, lebih dari 4.000 orang terluka dan lebih dari 12.000 orang ditangkap dalam aksi demo ini. Sebagai catatan, para korban tewas karena kecelakaan saat demo berlangsung.
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini