'Dibanggakan' Prabowo, Begini Cara Polisi Prancis-Hong Kong Tangani Demo

Round-Up

'Dibanggakan' Prabowo, Begini Cara Polisi Prancis-Hong Kong Tangani Demo

Rakhmad Hidayatulloh Permana - detikNews
Jumat, 27 Sep 2019 07:37 WIB
Foto: Ketua Umun Partai Gerindra, Prabowo Subianto, menyampaikan simposium di kediamannya (Zunita-detik)
Jakarta - Ketum Partai Gerindra Prabowo Subianto mengimbau aparat keamanan, dalam hal ini polisi, yang menangani aksi demo mahasiswa untuk tidak represif. Dia meminta polisi Indonesia mencontoh polisi Prancis-Hong Kong. Karena, menurutnya di Perancis-Hong Kong tak pernah ada yang mati saat demo.

"Coba lihat di Prancis, berapa bulan sudah demo mungkin hampir satu tahun tapi nggak ada yang mati, negara totaliter, negara komunis totaliter seperti Hong Kong saja sudah lebih 8 minggu (demo)," kata Prabowo saat menutup simposium bertajuk 'Strategi Dorongan Besar Mewujudkan Kemandirian Pangan dan Energi Dalam Rangka Menciptakan Pertumbuhan Ekonomi Dua Digit' di Kediamannya, Hambalang, Desa Bojong Koneng, Bogor, Kamis (26/9/2019).

Baca juga: Minta Polisi Tenang Hadapi Demo Mahasiswa, Prabowo Contohkan Prancis

detikcom pada Kamis (26/9), merangkum informasi terkait cara polisi Prancis dan Hong Kong dalam menangani pendemo. Ini rangkumannya:

Cara Polisi Perancis Hadapi Massa Demo Rompi Kuning

Sekitar bulan Oktober 2018 pemerintah Prancis yang dipimpin oleh Presiden Emmanuel Macron bergejolak. Dilansir dari AFP pada Minggu (9/12/2018), kelompok massa yang menamakan dirinya sebagai yellow vest atau rompi kuning memprotes kebijakan kenaikan harga BBM. Aksi protes ini sendiri mulanya dipicu oleh video viral seorang perempuan bernama Jacline Mouraud yang berbicara dengan Macron untuk menyampaikan keluhan kenaikan harga BBM.

Hingga akhirnya, sebanyak 290.000 demonstran yang memakai rompi kuning melakukan aksi pertama di berbagai daerah di Prancis pada Sabtu (17/11). Mereka memblokir jalan dengan mobil masing-masing. Pemblokiran jalan, pusat perbelanjaan, dan pom bensin terus berlanjut. Gelombang protes ini juga dimanfaatkan para mahasiswa yang menuntut reformasi pendidikan.


Polisi anti huru-hara Prancis berusaha terus membendung aksi demonstran ini. Para polisi pun kerap mendapat serangan dari para demonstran.

Dalam proses menangani demo yang berlangsung terus menerus selama enam bulan itu, polisi Prancis menggunakan peluru karet dan granat setrum guna melindungi diri dari serangan para demonstran.


'Dibanggakan' Prabowo, Begini Cara Polisi Prancis-Hong Kong Tangani DemoFoto: Kekacauan Sabtu (31/8) lalu, bentrokan antara pendemo dan polisi Hong Kong (REUTERS/Danish Siddiqui)

Salah satu tokoh paling terkenal dari gerakan rompi kuning, Jerome Rodrigues, menerima cedera mata selama protes di Paris pada 26 Januari. Dia jatuh ke tanah saat dia merekam insiden itu di telepon genggamnya.

Rodrigues kehilangan pandangan dan mengklaim cedera itu disebabkan oleh proyektil karet yang ditembakkan dari "peluncur bola defensif" genggam, yang dikenal dengan inisial Prancis "LBD".

Masih dilansir dari AFP secara total, 11 orang telah terbunuh, lebih dari 4.000 orang terluka dan lebih dari 12.000 orang ditangkap dalam aksi demo ini. Sebagai catatan, para korban tewas karena kecelakaan saat demo berlangsung.

Cara Polisi Hong Kong Tangani Massa Demo Ekstradisi

Sekitar bulan Maret 2019, warga Hong Kong melakukan demonstrasi besar-besaran terkait rencana penerapan undang-undang ekstradisi. Demonstrasi ini disebut yang terbesar sejak tahun 1997.

Sebagaimana dilansir dari AFP, Senin (10/6/2019), massa memprotes rencana China yang memungkinkan ekstradisi ke daratan utama yang disebut menjerumuskan para pemimpin pro-Beijing ke dalam krisis.


Pihak yang mengorganisir aksi mengatakan ada lebih dari satu juta orang yang ikut unjuk rasa tersebut. Demo itu meminta pemerintah membatalkan undang-undang ekstradisi yang direncanakan.

Mulanya para polisi anti huru hara Hong Kong hanya mengawal aksi demo ini dengan tameng saja. Namun, pada bulan Agustus 2019 demonstran semakin liar. Untuk pertama kalinya, polisi meletuskan pistol dan menembakkan meriam air untuk menghadapi massa. Polisi akhirnya juga menembakkan gas air mata.

'Dibanggakan' Prabowo, Begini Cara Polisi Prancis-Hong Kong Tangani DemoFoto: Rompi kuning saat berdemo di Paris (Reuters)


Sementara itu, dilansir dari Reuters, Minggu (11/7/2019) seorang warga bernama Marco Leung (35) tewas lantaran jatuh dari perancah konstruksi ketika hendak memasang spanduk protes.


Polisi Hong Kong juga telah menangkap belasan demonstran selama demo berbulan-bulan ini. Pemimpin eksekutif, Carrie Lam akhirnya resmi mencabut RUU ekstradisi ini pada bulan September 2019.


Prabowo: Di Prancis-Hong Kong, Nggak Ada yang Mati Saat Demo!

[Gambas:Video 20detik]

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads