Peningkatan energi terlihat pada adanya gempa microtremor yang amplitudonya terus meningkat. Gempa tremor tersebut muncul akibat adanya kenaikan material vulkanik ke permukaan. Material vulkanik berupa gas, cairan lava, dan batuan yang muncul dipermukaan.
"Material-material tersebut keluar dari cinder cone. Cinder cone merupakan gundukan kerucut yang terbentuk akibat letusan sebelumnya. Ada di dasar kawah itu. Kemungkinan hasil erupsi pada 2015 lalu," tambahnya.
Pihaknya, waktu itu belum bisa mengamati aktivitas vulkanik di dalam kaldera. Tetapi pihaknya menduga ada pengisian material vulkanik di kaldera sehingga volume material di dasar kaldera bertambah.
"Yang bisa kita amati adalah juga tampak dari munculnya bias kemerahan di puncak Raung. Bias kemerahan itu muncul akibat material pijar yang keluar dari cinder cone. Material pijar tersebut memantulkan cahaya kemerahan ke awan atau asap di atas puncak gunung," tambahnya.
Gunung Raung merupakan gunung bertipe strato kaldera setinggi 3.332 meter di atas permukaan laut, di perbatasan Kabupaten Banyuwangi, Bondowoso, Jember. Sejak 21 Januari 2021, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) meningkatkan status Gunung Raung dari Normal (level I) menjadi Waspada (level II).
Baca juga: Aktivitas Vulkanik Gunung Raung Meningkat |
PPGA Raung juga mengirimkan VONA untuk penerbangan di Bandara di sekitar Gunung Raung. Salah satunya yakni Bandara Banyuwangi, untuk menentukan kebijakan dalam operasional penerbangan.
"Kita kirimkan VONA untuk penerbangan. Masih Yellow," ujarnya waktu itu.
Sementara itu, berdasarkan pengamatan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Banyuwangi, jika dilihat dari prakiraan sebaran abu vulkanik yaitu VAAC (Volcanic Ash Advisory Center) Darwin, prakiraan angin mengarah ke timur dengan kecepatan 20 knot.
Imbas dari erupsi Gunung Raung, beberapa penerbangan di Bandara Banyuwangi ditutup sementara. Bandara paling ujung timur Pulau Jawa ini menutup layanan penerbangan lebih dari 10 hari waktu itu, menyusul keluarnya Notam penutupan sementara bandara.
"Notam dikeluarkan karena masih ada sebaran abu vulkanik di sekitar Gunung Raung," ujar Andry Lesmana, Humas PT Angkasa Pura II KC Bandara Banyuwangi kepada detikcom waktu itu.