"Awan mirip caping ini paling memungkinkan terbentuk saat mulai peralihan musim," kata Deny Gumintar, Prakirawan BMKG Banyuwangi, Senin (22/2/2021).
Ia kemudian menjelaskan soal awan lentikularis tersebut. Bagaimana awan indah itu terbentuk sehingga membuat Gunung Raung tampak bertopi awan?
"Fenomena ini nama ilmiahnya awan lentikularis. Proses terbentuknya akibat arus udara yang lembab terdorong ke atas dan melintas melalui puncak gunung atau bukit yang menyebabkan kelembaban. Sehingga mengembun dan akhirnya membentuk seperti itu," papar Deny.
Menurut BMKG, awan tersebut bukan merupakan pertanda buruk. Tidak hanya terjadi di Gunung Raung, sejumlah gunung di Indonesia pun juga sering mengalami kejadian seperti tersebut.
"Awan ini bukan lantas menjadi pertanda akan terjadinya badai, tidak. Atau bencana lainnya, juga tidak. Karena awan yang berbahaya itu awan Cumulonimbus.
Untuk diketahui, aktivitas vulkanik Gunung Raung saat ini terpantau menurun jika dibandingkan sebelumnya. Asap abu-abu dari kawah berketebalan tipis terkadang masih terlihat dengan ketinggian 300-500 meter. Sedangkan aktivitas tremor menerus (microtremor) masih terekam dengan amplitudo 1-5 mm (dominan 1 mm). (sun/bdh)