Pakar UI Sebut Ular Melilit Pilar Pertanda Suksesi, Ini Kata Adik Sultan

Pakar UI Sebut Ular Melilit Pilar Pertanda Suksesi, Ini Kata Adik Sultan

Pradito Rida Pertana - detikNews
Sabtu, 24 Okt 2020 15:17 WIB
Pagelaran Kraton Yogyakarta
Keraton Yogyakarta (dok detikcom)
Yogyakarta -

Pakar budaya Jawa dari Universitas Indonesia (UI), Darmoko menafsirkan kemunculan ular yang melilit di pilar bangsal Keraton Yogya berhubungan dengan suksesi Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat. Lantas apa tanggapan adik Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) X?

"Siapa pun silakan menginterpretasikan tentang ular tersebut. Sudah biasa yang namanya ada sesuatu kejadian terkait dengan Keraton Yogyakarta pasti ada saja yang menginterpretasikan macam-macam. Itu sah-sah saja," kata adik Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) X, Gusti Bendoro Pangeran Haryo (GBPH) Prabukusumo melalui pesan singkat kepada detikcom, Sabtu (24/10/2020).

GBPH Prabukusumo lalu mencontohkan peristiwa alam yang terjadi dan dikaitkan dengan Keraton Yogyakarta. Salah satunya saat calon makam keluarga HB X di sebelah makam Imogiri longsor. Di mana longsoran itu persis berada pintu butulan (pintu antara) makam Imogiri lama dan baru.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Itu juga sangat ramai dibicarakan, ada yang menganggap bahwa makam Imogiri lama tidak mau dilewati, harus cari jalan sendiri. Saya juga heran kok longsornya bisa tepat pintu keluar dari makam lama," terangnya.

"Macam-macam pendapat tentang hal itu, begitu juga pada upacara garebeg, salah satu gunungan yang diusung ke dalam halaman Masjid Gede Keraton Yogyakarta tumpah berantakan," imbuhnya.

ADVERTISEMENT

Dia pun menilai kejadian tersebut sebagai hal yang biasa. Menurutnya, masyarakat saja yang mengkait-kaitkannya.

"Bagi saya itu kejadian-kejadian yang terjadi, bisa terjadi juga di tempat lain. Memang ada gugon tuhon (kepercayaan), ada juga yang mengkait-kaitkan dengan simbol-simbol kuno. Ada juga yang menganggap biasa saja," terang Prabukusumo.

Prabukusumo juga menilai ular yang melingkar di pilar settingan. Pasalnya tidak ada ular yang melingkar seperti itu.

"Saya menganggap hal itu biasa saja. Tetapi saya terus terang kadang tidak masuk akal. Misal tentang foto ular tersebut, ya itu kok bisa melingkar di soko Bangsal Magangan," ucapnya.

"Padahal selisih umpak batu dengan soko kayu jati tersebut hanya sekitar 1-1,5 cm. Menurut saya ular tersebut nggak bisa melingkar begitu. Saya pastikan badan sampai dengan ekornya nggak bakal bisa naik di atas umpak batu hitam tersebut," imbuh Prabukusumo.

ular melingkar di tiang bangsal keraton yogyaPenampakan ular yang melingkar di tiang bangsal keraton yogya Foto: Istimewa

Prabukusumo pun menduga ada orang yang iseng menaruh ular di tiang tersebut. Pasalnya Prabukusumo sudah meminta orang menangkap ular itu dan hingga kini tak kunjung tertangkap.

"Pasti ada orang yang melilitkan ular tersebut lalu difoto. Karena barang bukti ularnya juga tidak ada, berarti dibawa lagi oleh pemiliknya," ucapnya.

"Karena kebetulan saya pertama kali yang dikirimi foto tersebut, dan langsung saya suruh tangkap dan saya beli, tapi nggak njawab sampai dengan sekarang," lanjut Prabukusumo.

Terlepas dari hal tersebut, dia tak menampik terkadang interpretasi orang dengan kejadian-kejadian di Keraton benar adanya.

"Saya akui juga hal itu," katanya.

Simak video 'Malam Jumat Kliwon, Ular Melingkari Pilar Bangsal Keraton Yogya':

[Gambas:Video 20detik]



Terlepas dari itu, Prabukusumo mengapresiasi tafsir maupun interpretasi terkait adanya ular yang melilit di pilar Bangsal Magangan Keraton Yogya itu.

"Kami juga sangat berterima kasih kepada siapapun yang memberikan komentar-komentar. Kami sangat menghargai hal itu, karena dengan adanya komentar-komentar tersebut, kami bisa berintrospeksi diri dan benar ada manfaatnya untuk bisa mengantisipasi sehingga bisa melakukan yang terbaik," katanya.

Diberitakan sebelumnya, pakar budaya Jawa dari Universitas Indonesia (UI), Darmoko menyebut ular yang melilit pilar bangunan Keraton Yogyakarta sebagai pertanda. Pakar budaya Jawa itu menilai hal itu sebagai isyarat yang dikirimkan Sang Pencipta mengenai suksesi di Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat.

"Kalau saya tafsirkan, ini adalah pertanda atau sasmita terkait dengan tiang penyangga kekuasaan di Kasultanan Ngayogyakarta," kata Darmoko kepada detikcom, Jumat (23/10).

Bangunan Bangsal Magangan di dalam kompleks Keraton Yogyakarta sedang menjadi perbincangan hangat karena tersebar foto penampakan ular melingkari salah satu tiang atau pilar Bangsal Magangan.Bangunan Bangsal Magangan di dalam kompleks Keraton Yogyakarta sedang menjadi perbincangan hangat karena tersebar foto penampakan ular melingkari salah satu tiang atau pilar Bangsal Magangan. Foto: Pradito Rida Pertana/detikcom

Saat ini, Raja Keraton Yogyakarta adalah Sri Sultan Hamengkubuwono X. Sri Sultan HB X menurut Darmoko memiliki kuasa dan wibawa yang tinggi. Usia Sri Sultan HB X kini 74 tahun. Darmoko memandang suksesi di Keraton Yogyakarta memang perlu dipikirkan.

"Karena yang dililit ini adalah pilar. Adapun ular adalah penanda kekuatan adikodrati, dia memberi tanda atas kehendak Sang Mahakuasa," terang Darmoko.

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads