Terlepas dari itu, Prabukusumo mengapresiasi tafsir maupun interpretasi terkait adanya ular yang melilit di pilar Bangsal Magangan Keraton Yogya itu.
"Kami juga sangat berterima kasih kepada siapapun yang memberikan komentar-komentar. Kami sangat menghargai hal itu, karena dengan adanya komentar-komentar tersebut, kami bisa berintrospeksi diri dan benar ada manfaatnya untuk bisa mengantisipasi sehingga bisa melakukan yang terbaik," katanya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Diberitakan sebelumnya, pakar budaya Jawa dari Universitas Indonesia (UI), Darmoko menyebut ular yang melilit pilar bangunan Keraton Yogyakarta sebagai pertanda. Pakar budaya Jawa itu menilai hal itu sebagai isyarat yang dikirimkan Sang Pencipta mengenai suksesi di Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat.
"Kalau saya tafsirkan, ini adalah pertanda atau sasmita terkait dengan tiang penyangga kekuasaan di Kasultanan Ngayogyakarta," kata Darmoko kepada detikcom, Jumat (23/10).
![]() |
Saat ini, Raja Keraton Yogyakarta adalah Sri Sultan Hamengkubuwono X. Sri Sultan HB X menurut Darmoko memiliki kuasa dan wibawa yang tinggi. Usia Sri Sultan HB X kini 74 tahun. Darmoko memandang suksesi di Keraton Yogyakarta memang perlu dipikirkan.
"Karena yang dililit ini adalah pilar. Adapun ular adalah penanda kekuatan adikodrati, dia memberi tanda atas kehendak Sang Mahakuasa," terang Darmoko.
(ams/ams)