Jabar Hari Ini: Warga Ditusuk Mati Pria Ngamuk-Misteri Mayat Terikat Tambang

Jabar Hari Ini: Warga Ditusuk Mati Pria Ngamuk-Misteri Mayat Terikat Tambang

Tim detikcom - detikNews
Selasa, 12 Okt 2021 20:05 WIB
Ilustrasi Pembunuhan
Ilustrasi pembunuhan (Ilustrator: Edi Wahyono/detikcom)
Bandung -

Aneka berita berlangsung di Jabar hari ini. Mulai dari kasus pria ngamuk tusuk mati seorang warga hingga identitas mayat terikat tambang belum terungkap.

Berikut rangkuman Jabar hari ini, Selasa (12/10/2021):

Farmhouse Lembang Soroti Tarif Parkir Mahal

Wajah pariwisata di Lembang, Kabupaten Bandung Barat (KBB), tercoreng gegara ulah tiga warga yang getok tarif parkir Rp 150 ribu kepada rombongan wisatawan dari luar daerah. Aksi getok tarif parkir yang dilakukan KA (29), MJ (23), dan YC (41) itu viral di media sosial.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam video viral itu, rombongan wisatawan asal luar daerah yang baru selesai berwisata diminta membayar parkir bus seharga Rp 150 ribu. Terdengar suara seorang pria yang merekam video. Dia menjelaskan soal tarif parkir yang mahal.

"Ok guys izin melaporkan masih ada beberapa parkiran di kawasan Farmhouse Lembang dengan tarif Rp 150 ribu, nah yah. Nah ya yang mau daerah sini di bawah Farmhouse. Thank you," ucap pria tersebut.

ADVERTISEMENT

Pengelola Farmhouse dan The Great Asia Africa Lembang buka suara soal permasalah tersebut. Public Relation Farmhouse dan The Great Asia Africa Lembang Intania Setiati menjelaskan kejadian getok tarif parkir liar yang dikelola warga di dekat objek wisatanya bukan terjadi kali ini saja.

Beberapa tahun lalu hal serupa sempat terjadi menimpa wisatawan yang menggunakan kendaraan roda dua. "Waktu itu juga pernah terjadi tarif parkir mahal, kemudian dikoordinasikan dengan pihak desa dan pelakunya dibina. Tapi enggak lama akhirnya terulang lagi. Jadi ada yang sengaja mengambil kesempatan di momentum mulai ramai wisatawan ke Lembang," ucap Intan saat dihubungi detikcom, Selasa (12/10/2021).

Intan mengatakan getok tarif parkir yang dilakukan tiga oknum warga tersebut sama sekali tak melibatkan pihaknya sebagai pengelola wisata yang dituju wisatawan.

"Jadi parkir liar itu enggak ada hubungannya sama sekali dengan kita. Wewenang mereka memarkir juga bukan dari kita, karena kan posisinya di luar objek wisata," katanya.

Dampak buruk dari peristiwa tersebut justru dirasakan langsung oleh pihaknya. Citra objek wisata menjadi tercoreng dan bukan tak mungkin bakal membuat wisatawan kapok untuk datang lagi.

"Ya ruginya citra kita jadi buruk. Orang yang inginnya berlibur, tapi kena tarif parkir mahal bakal kecewa dan malas balik lagi," ujar Intan.

Dia menjelaskan kehadiran objek wisata di Lembang juga diharapkan bisa menghidupkan roda perekonomian warga sekitar. Misalnya dengan mengelola area parkir, berjualan oleh-oleh makanan, hingga jajanan bagi wisatawan.

"Kita juga ingin warga merasakan adanya wisata. Bisa dengan mengelola kantong parkir, termasuk mungkin sentra oleh-oleh jajanan dan usaha lainnya tapi dengan harga sewajarnya biar wisatawan itu enggak kapok. Selain memang kita mempekerjakan 75 persen warga sekitar," tutur Intan.

Identitas Mayat di Purwakarta Masih Misterius

Identitas mayat pria terbungkus terpal dan terikat tali tambang di area jurang kawasan Purwakarta belum terungkap. Polisi masih menunggu hasil autopsi.

"Jadi tadi malam kita sudah melaksanakan autopsi. Untuk saat ini kita masih dalam tahap penyelidikan karena kita memerlukan identitas dari mayat yang sudah ditemukan," ujar Kapolres Purwakarta AKBP Suhardi Hery Haryanto, Selasa (12/10/2021).

Menurut Suhardi, pihaknya belum bisa memastikan penyebab kematian korban apakah dibunuh atau bukan. Hal itu harus dibuktikan selain dari hasil autopsi dan olah tempat kejadian perkara (TKP). Autopsi berlangsung di Rumah Sakit Sartika Asih Bandung.

"Masih kita lakukan penyelidikan lebih dalam. Kita belum bisa menentukan penyebab kematiannya karena baru tadi malam kita laksanakan autopsi. Dalam waktu dekat akan kami sampaikan hasil autopsi," kata Suhardi.

Pascapenemuan mayat itu, polisi sudah memeriksa sejumlah saksi. Tercatat 10 saksi yang didengar keterangannya.

"Kita harus mengetahui penyebab kematiannya dulu untuk menentukan apakah ini perkara tindak pidana atau bukan," ucap Suhardi.

Pria Ngamuk Tusuk 3 Warga

Tiga warga ditusuk pria ngamuk di Kabupaten Bandung Barat. Satu orang tewas akibat insiden tersebut.

Kejadian berdarah ini berlangsung di Kampung Ciwaruga RT 3 RW 5, Desa Ciwaruga, Kecamatan Parongpong, Senin (11/10). Pelaku dan korban bertetangga. Identitas korban yaitu Ajeng Ruhiyat (56), Ian (40), dan Sumarna (43) yang merupakan ketua RW setempat.

Salah satu korban, Ajeng Ruhiyat, nyawanya tak tertolong saat menjalani penangan medis di rumah sakit. Lima tusukan senjata tajam bersarang di tubuh lelaki itu.

"Awalnya pengurus (RW) dapat laporan keluarga pelaku yang akan membawa pelaku ini ke Subang untuk diobati. Karena dia diduga mengidap gangguan kejiwaan. Jadi mau diobati di salah satu pesantren di bawah asuhan Ajengan Ubay," kata Idham Hasyari, saksi mata sekaligus keluarga korban, kepada wartawan di rumah duka, Selasa (12/10/2021).

Aksi penusukan itu begitu cepat dan tak menyangka pelaku, inisial A, bakal menyerang menggunakan pisau. "Jadi dari pagi kita sudah bolak balik, tapi pelaku ini sempat mengamuk. Jadi kita balik lagi sore, saat di lokasi (rumah pelaku), si pelaku sudah keluar dari kamarnya menunggu warga dengan posisi tangan di dalam jaket terus menantang warga. Jadi kita enggak tahu di dalam jaketnya itu sudah ada senjata tajam," tutur Idham.

Pelaku kemudian menusuk Sumarna. Aksi pelaku tak berhenti di situ, dia menyerang Ian yang tak lain merupakan kakaknya. Ian juga ambruk setelah dadanya ditusuk sang adik. Terakhir, pelaku menyerang Ajeng Ruhiyat, yang saat itu baru datang dan tak mengetahui jika A sudah menusuk dua orang.

"Jadi almarhum ini tiba-tiba datang tanpa tahu kondisi sebelumnya. Dia berdiri di depan saya yang sedang waspada, akhirnya si pelaku menyerang almarhum. Tusukannya lebih parah dari dua korban sebelumnya. Dia dibawa ke rumah sakit, tapi kemudian kita terima kabar akhirnya meninggal dunia," ucap Idham.

Pelaku diamankan warga dan polisi setelah ditembak pahanya. "Akhirnya sama polisi dibawa ke RS Sartika Asih karena dia luka setelah diberi timah panas dulu oleh polisi," ucap Idham.

Korban, Ajeng Ruhiyat, langsung dimakamkan tak berselang lama setelah dinyatakan meninggal. Sementara dua korban lainnya masih menjalani perawatan intensif di rumah sakit.

"Untuk Pak RW (Sumarna) itu dirawat di RS Hasan Sadikin. Kalau Ian itu di RS Cibabat, mau dioperasi," kata Idham.

Kapolres Cimahi AKBP Imron Ermawan membenarkan kejadian penusukan hingga menimbulkan korban jiwa tersebut. Saat ini pihaknya masih menangani perkara tersebut dengan menggandeng pihak Rumah Sakit Jiwa Cisarua untuk melakukan observasi kepada A.

"Kemarin betul ada kejadian penusukan yang diduga dilakukan oleh saudara A, warga setempat Kampung Ciwaruga. Sementara akan diobservasi dan diawasi di rumah sakit gangguan kejiwaan yang ada di Cisarua," ucap Imron.

Deretan Jalan-Jembatan Horor di Ciamis

Jalan dan jembatan merupakan penopang mobilitas masyarakat di Ciamis, Jawa Barat. Di balik sarana pendukung aktivitas publik itu terdapat kisah urban legend.

Ada sejumlah jalan dan jembatan di Ciamis yang dicap horor. Berikut ceritanya.

Jalan Tanjakan Cibeka

Tanjakan Cibeka berada di jalur selatan Jawa Barat, yang merupakan akses menuju perbatasan Jawa Tengah. Lokasi tepatnya di Kecamatan Cijeungjing, Kabupaten Ciamis. Tanjakan ini cukup ekstrem dan rawan kecelakaan pada musim mudik.

Cerita mistis cukup melekat di masyarakat soal keberadaan jalan tersebut. Mulai kisah penyeberang misterius hingga pengemudi melihat jalan tertutup gunung. Tanjakan ini dinamai Cibeka karena berada di Dusun Cibeka.

"Rumah saya di pinggir jalan, kalau ada yang kecelakaan pasti tahu dan membantu. Kebanyakan kecelakaan di sini sedikit korban jiwa meninggal, tapi kerugian materi cukup besar karena mobil masuk jurang," ujar Susi Susilawati, warga Dusun Cibeka.

Menurut Susi, setiap korban kecelakaan selalu bercerita bahwa ada sosok bayangan yang menyeberang jalan di tanjakan itu secara tiba-tiba. Sehingga pengemudi kaget, lalu membanting setir hingga terjun ke jurang atau terperosok parit.

Kejadian kecelakaan tunggal di Tanjakan Cibeka ini biasa terjadi dini hari menjelang subuh. Sisi lain, area di tanjakan ini minim penerangan jalan umum dan pembatas jalan yang rusak.

Jembatan Cirahong

Jembatan Cirahong merupakan penghubung Ciamis-Tasikmalaya. Fisik dan lokasi bangunan ini memesona mata. Tapi, di balik keindahannya, jembatan kereta api peninggalan Belanda ini menyimpan cerita misteri yang bikin merinding.

Bahkan, Jembatan Cirahong memiliki cerita urban yang berkembang di masyarakat. Konon di jembatan ini ada sepasang pengantin yang ditumbalkan dengan cara dikubur hidup-hidup di tiang jembatan pada saat pembangunannya.

Selain itu, ada beberapa kejadian orang mengakhiri hidup di area Jembatan Cirahong. Dalam waktu sebulan, September-Oktober 2021, tercatat dua kali warga bunuh diri. Bagian bawah jembatan ini dialiri air Sungai Citanduy.

Jembatan Cigede

Satu tempat lagi yang dikenal angker oleh warga Ciamis yakni Jembatan Cigede atau Jembatan Tonjong. Lokasi jembatan berada di Jalan Raya Ciamis-Cirebon atau tepatnya di Dusun Kondang, Kecamatan Panawangan.

Menurut warga setempat, banyak pengendara yang melintas jembatan melihat aksesnya terbagi dua atau bercabang. Sehingga pengendara menjadi bingung dan menghentikan kendaraannya. Tapi, tidak lama kemudian, jalur jembatan terlihat kembali normal.

Disebut-sebut sudah banyak yang mengalami kondisi seperti itu. Namun hingga saat ini tidak pernah terdengar ada kejadian kecelakaan di jembatan tersebut.

Di sekitar Jembatan Cigede ini juga dikenal sebagai tempat pembuangan mayat korban kejahatan dan pembunuhan. Zaman dulu, lokasi itu sangat sepi dan letaknya cukup tersembunyi.

Tak hanya itu, konon di lokasi ini kerap muncul penampakan sosok seorang gadis yang biasa dijuluki 'Si Geulis' oleh warga setempat. Percaya atau tidak, 'Si Geulis' berparas cantik dan berbusana serba putih itu dikisahkan sering menghentikan kendaraan untuk menumpang ke tempat yang tujuannya.

Ribuan Pasangan Siri di Tasik Buat KK-Akta Kelahiran

Sebanyak 40 ribu pasangan nikah siri di Kabupaten Tasikmalaya mengurus administrasi di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Tasikmalaya. Mereka membuat Kartu Keluarga dan Akta Kelahiran Anak.

Kondisi ini terjadi setelah keluarnya kebijakan dari Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) terkait pasangan yang memutuskan menikah secara siri tetap akan mendapat pengakuan dari pemerintah. Dimana namanya akan tertera dalam Kartu Keluarga (KK) lelaki yang menikahinya. Itu pun kedua orang tua nya harus memiliki persyaratan Surat Pertanggung Jawaban Mutlak (SPJM) agar bisa diterbitkan akta kelahirannya.

"Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil telah menerbitkan akta kelahiran untuk anak yang orang tuanya dalam kartu keluarga status kawin nya belum tercatat atau belum secara negara baru sah secara agama," kata Kadisdukcapil Kabupaten Tasikmalaya Wini, Selasa (12/10/2021).

Adminduk ini Untuk memenuhi hak sipil anak yang lahir dari pasangan suami/istri yang pernikahannya belum tercatat secara negara atau baru nikah siri.

"Pemerintah atau Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) mengeluarkan kebijakan atau inovasi baru ini untuk memenuhi hak sipil anak."Tambah Wini.

Meski masuk dalam data yang urusi ADMINDUK jumlahnya 40 ribu, namun jumlah perkawinan siri di Kabupaten Tasikmalaya belum bisa dipastikan jumlahnya.

"Untuk menentukan berapa banyak warga Kabupaten Tasikmalaya yang perkawinannya belum tercatat secara negara atau nikah siri sampai saat ini belum ada data yang pasti karena di mungkinkan masyarakat belum melaporkan perkawinan sirinya ke Disdukcapil," jelas Wini.

Baik anak hasil perkawinan yang tercatat secara negara dan agama, atau hanya secara agama atau siri saja, semua sama anaknya mendapatkan hak sipilnya tercatat di akta kelahiran.

Halaman 2 dari 5
(dir/bbn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads