Perundungan Siswi di Bandung, Polisi Minta Ortu Perketat Pengawasan Anak

ADVERTISEMENT

Perundungan Siswi di Bandung, Polisi Minta Ortu Perketat Pengawasan Anak

Wisma Putra, Dony Indra Ramadhan - detikNews
Selasa, 12 Okt 2021 12:24 WIB
Neglected lonely child against the white wall.  Little girl crying in the corner. Violence concept.
Foto: Ilustrasi (iStock).
Bandung -

Aksi perundungan antar pelajar gegara stiker WhatsApp di Bandung diselesaikan secara kekeluargaan. Polisi mengimbau orang tua agar lebih memperhatikan anak dalam penggunaan ponsel.

"Saya mengimbau agar para orang tua memperhatikan, menjaga dan mengawasi anak-anaknya saat menggunakan HP, karena ini dampak keterbatasan pengawasan para orang tua," ujar Kapolsek Sukasari Kompol Darmawan kepada wartawan, Selasa (12/10/2021).

Kasus ini sendiri bermula dari kirim stiker WhatsApp. Korban mengirim stiker bergambar tangan mengepal yang diartikan oleh rekannya atau pelaku sebagai sebuah tantangan.

Kemudian pada 4 Oktober 2021, keduanya bertemu di kawasan Sarijadi, Kota Bandung. Di situ, korban dirundung oleh teman sebayanya.

Aksi perundungan itupun direkam pelaku dan sengaja diviralkan. Dengan cepat, video singkat itupun tersebar.

Selain mengimbau orang tua, polisi juga meminta masyarakat tak mudah untuk menyebarkan berita yang belum jelas. "Saya juga mengimbau kepada masyarakat agar tidak ikut menyebarkan informasi atau berita yang belum jelas faktanya dan bijak dalam bermedia sosial," katanya.

Sementara itu,, Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung memberikan pendampingan kepada siswi SMP korban perundungan yang dipicu persoalan sepele yaitu salah kirim stiker WhatsApp.

Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Pemberdayaan Masyarakat Kota Bandung Rita Verita mengatakan aksi perundungan terjadi bukan karena lingkungan, melainkan perhatian orang tua terhadap anak dalam menggunakan ponsel dan medsos.

"Yang terlibat itu sebetulnya anak baik-baik, bukan anak di luar ini. Hanya saya lihat mungkin ada sesuatu di dalam keluarga kurangnya waktu komunikasi antara orang tua dan anak," kata Rita di Balai Kota Bandung, Selasa (12/10/2021).

"Lalu penggunaan gadget dan medsos kurang pas fungsinya," tambahnya.

Rita mengungkapkan, sebelum viral kasus ini sudah diselesaikan secara kekeluargaan. "Sebelum viral itu sudah diselesaikan keduabelah pihak, satu minggu sebelumnya selesai. Ada pendampingan, kami turun langsung, kami mengajak psikolog profesional untuk lakukan pendampingan kepada anak-anaknya dan keluarganya," ungkapnya.

Rita menyebut, kejadian perundungan hingga viral ini baru pertama terjadi di Kota Bandung. "Baru ini," sebutnya.

Rita kembali menegaskan, kejadian ini terjadi diduga karena kurangnya perhatian dari orang tua. "Titik permasalahannya peran keluarga, keluarga sangat berperan harus memperhatikan kegiatan anaknya, perhatian harus ketat dan aparat kewilayahan aktif, juga peran kader perlindungan anak cukup aktif sehingga permasalahan ini cepat diselesaikan, sehingga masalah sebelum viral sudah bisa diselesaikan, sudah damai," ucapnya.

Saat disinggung, apakah kejadian ini bisa terjadi karena anak lebih banyak belajar di rumah sehingga interaksi sosial berkurang, menurutnya sedikit berdampak.

"Sedikit banyak dampak itu ada ya," tuturnya.

Rita pastikan, anak-anak tersebut merupakan anak baik-baik. Namun ada kesalahpahaman terjadilah hal tersebut.

"Mereka itu melakukan kegiatan magrib mengaji, setiap salat magrib selalu bersama di masjid, itu mereka yang kemarin hasil dari wawancara itu," tuturnya.

Rita berpesan kepada setiap orang tua agar memperhatikan kegiatan anak-anaknya terutama dalam penggunaan medsos.

"Saya mah lebih cenderung ke keluarga, keluarga harus meluangkan waktu dan memperhatikan anak-anak nya, inikan masa remaja, terutama pengguna medsos yang baik dan benar," ujarnya.

Sebelumnya, Seorang siswi sekolah di Bandung diduga menjadi korban perundungan. Video aksi perundungan itupun viral di media sosial (medsos).

Sebagaimana video singkat berdurasi 30 detik yang dilihat pada Senin (11/10/2021), terlihat seseorang mengenakan celana rok SMP dengan kerudung hitam tertidur di tanah. Pelajar SMP itu terlihat tengah menahan sakit.

Di sisi lain, ada orang lain diduga pria tengah berdiri dan berbicara sambil merekam. Beberapa kali lelaki itu pun menendang dan memukul korban yang tengah tertidur itu

"Nantangin aku, bilangnya jago berantem, emang aku ini lawannya cewek, aku nggak mandang laki nggak mandang cewek loh. Pengen lihat ditendang, nih ditendang nih, di pukul," ucap lelaki itu dalam video.

(mso/mso)


ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT