Jabar Hari Ini: Nihil Zona Merah-Mural Bermunculan

Jabar Hari Ini: Nihil Zona Merah-Mural Bermunculan

Tim detikcom - detikNews
Selasa, 31 Agu 2021 21:36 WIB
Mural di Karawang
Salah satu mural di Karawang. (Foto: Yuda Febrian Silitonga/detikcom)
Bandung -

Beragam mural bentuk kritik terhadap pemerintah muncul di sejumlah daerah di Jawa Barat. Selain itu, muncul kabar gembira soal nihil zona merah di Jabar.

Berikut rangkuman dalam Jabar hari ini :

Mural Kritik Pemerintah Bermunculan di Jabar

Coretan dinding berupa mural hingga grafiti bermunculan. Kritik terhadap pemerintah itu muncul di sejumlah tempat di Jawa Barat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di Bandung, coretan dinding bertuliskan 'Jadikan Koruptor Pahlawan Cara Firli Bahuri Berantas Korupsi' mejeng di Jembatan Viaduct, Jalan Perintis Kemerdekaan, Kota Bandung. Lokasinya terletak di dekat patung Tentara Pelajar.

Coretan yang ditujukan kepada Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan Ketua KPK Firli Bahuri itu tak hanya satu, tetapi ada dua. Satu lagi, coretan itu mejeng di tiang Jembatan Viaduct atau di seberang coretan pertama, tulisannya 'KPK Sakit Koruptor Bangkit Cara Firli Bahuri Berantas Korupsi'.

ADVERTISEMENT

Belum diketahui kapan pastinya coretan tersebut muncul. Namun, sejumlah warga yang kerap beraktivitas di sekitar Viaduct mengatakan gambar tersebut baru muncul beberapa hari ke belakang. Tepatnya, saat ramai berita penghapusan mural bergambar mirip Presiden Jokowi di Bandung.

"Saya biasa lewat sini setiap pulang kerja, kalau coretan ini saya baru lihat ya. Kayaknya baru-baru, enggak sampai seminggu," ujar Hendra salah seorang sopir angkot yang kerap melintas di Jalan Perintis Kemerdekaan.

Belakangan coretan ini dihapus oleh petugas. penghapusan coretan itu melibatkan aparat Satpol PP dari kecamatan dan kepolisian. Staf Trantib Kecamatan Sumur Bandung Nina Kurniasari mengatakan, penghapusan coretan tersebut karena mengandung unsur-unsur penghinaan.

"Dihapus karena tulisannya memang tidak bertanggung jawab, ada unsur-unsur penghinaan. Ya mungkin bukan penghinaan lebih ke menjelekkan, ya seperti itulah," ujar Nina saat ditemui di lokasi coretan.

Selain di Bandung, coretan dinding juga muncul di daerah lain seperti di Karawang, sejumlah mural muncul di pusat kota Karawang. Mural-mural ini berisikan gambar dan tulisan yang mengkritisi pemerintah.

Pantaun di kawasan pertokoan, Jalan Tuparev, Karawang, mural bergambar sosok lelaki bertopi dibuat di rolling door sebuah toko, dengan tulisan 'URUS RAKYATMU JANGAN URUS MURALKU'. Tidak jauh dari lokasi itu, hadir mural bergambar sosok berseragam SD dengan wajah putih dan kedua matanya ditutup garis merah bertuliskan '404 Not Found' serta 'KAPAN TATAP MUKA KAMI SUDAH TIDAK MAMPU MEMBELI KUOTA' menghiasi tembok pertokoan. Sisi tembok lainnya terdapat tulisan 'MURAL KAMI BERLIPAT GANDA'.

Di Kota Cimahi juga muncul. Namun, berbeda dengan di kota lain di Cimahi kritikan dibuat menggunakan kertas yang kemudian di tempel.

Selebaran dengan tulisan 'Dipaksa Sehat di Negara yang Sakit' menutupi rambu lalulintas yang terdapat di Jalan Lurah, Kelurahan Karangmekar, Kecamatan Cimahi Tengah, Kota Cimahi.

Pada selebaran berbahan dasar kertas HVS itu juga terpampang tulisan yang bunyinya 'melawan COVID-19 dan menolak dibodohi'. Namun ukuran tulisannya sangat kecil sehingga tak terbaca dengan jelas.

Berdasarkan pantauan detikcom pada Selasa (31/8/2021) selebaran tersebut ditempel di rambu lalulintas di sebelah kiri jalan. Sementara satu lagi ditempel pada papan promosi sebuah warung makan angkringan.

Ibu di Bandung Barat 7 Tahun Tak Tidur

Cucu (45), nampaknya sudah lupa bagaimana rasanya bisa tertidur nyenyak setiap malam maupun siang hari. Lalu bangun lagi dengan kondisi tubuh dan pikiran yang jernih. Hilang penat usai beraktivitas hari sebelumnya.

Warga Kampung Warung Jati, RT 02/10, Desa Ciptagumati, Kecamatan Cikalongwetan, Kabupaten Bandung Barat itu sudah bertahun-tahun tak bisa tidur. Namun tak pasti sejak tahun berapa, hanya saja sejak 2014 ia sudah mengalami masalah sulit tidur.

Dia berkisah awal mulai mengalami sulit tidur tatkala merasa gelisah setiap hendak tidur pada tahun 2014 lalu. Entah apa yang di pikirkannya, namun yang jelas ia mengaku sama sama sekali tak bisa tidur nyenyak tiap malam.

"Awalnya itu tahun 2014, ngerasa enggak bisa tidur. Kalau mau tidur itu gelisah, paling bisa tidur hanya dua jam atau tiga jam, terus bangun lagi. Tapi sekarang sudah enggak bisa tidur sama sekali," ungkap Cucu kepada detikcom, Selasa (31/8/2021).

Cucu mengaku tak tahu apa yang menyebabkannya bisa seperti ini. Padahal sebelum tahun 2014 atau saat usianya baru menginjak 38 tahun ketika belum mengalami kondisi tersebut, kehidupan Cucu berjalan normal.

"Enggak tahu kenapa, keluarga saya juga enggak ada yang seperti saya. Memang dulu sempat jatuh di bagian kepala, tapi sudah lama. Pokoknya waktu anak kedua saya masih kecil, saya juga lupa tahun berapa. Tapi pas jatuh itu ya normal aja setelahnya," ujar Cucu.

Cucu tak tahan dengan apa yang dirasakannya. Ia lantas memutuskan berobat ke RSUD Cikalongwetan sekitar tahun 2014 lalu, hingga dirinya diberikan obat tidur. Usai mengonsumsi obat tersebut, sedikit demi sedikit ia mulai kembali dapat merasakan kantuk dan tertidur.

"Setelah dikasih obat itu agak lumayan, jadi bisa lebih tenang sama bisa tidur. Tapi ya tetap enggak bisa lama tidurnya," terang Cucu.

Nampaknya tubuh Cucu menuntut lebih terhadap obat yang dikonsumsinya. Kian hari Cucu kian ketergantungan akan obat untuk membantunya menghilangkan cemas agar bisa tidur. Selama setahun penuh ia terus diberikan obat tersebut oleh rumah sakit. Hingga akhirnya ia berhenti mengkonsumsi obat tersebut setahun kemudian lantaran tak merasakan lagi khasiatnya.

"Karena semakin kesini obatnya engga mempan lagi. Jadi dosisnya ditambah. Setahun penuh sejak berobat itu dikasih obat tidur tapi malah badan saya jadi gerak-gerak sendiri di bagian kaki sama kepala. Karena kan itu obat keras," ucap Cucu.

Akibat kondisinya tersebut, kini Cucu hanya bisa terkulai di tempat tidur. Padahal sebelum mengalami efek samping mengonsumsi obat tersebut, Cucu berkisah bisa beraktivitas dengan normal kendati memang tak bisa tertidur.

"Kalau dulu mending, enggak bisa tidur juga aktivitas normal. Kalau malam, biasanya jam 1 malam itu saya jalan-jalan keliling kampung. Ke rumah kakak, orangtua, tetangga. Kalau sekarang enggak bisa. Mau jalan juga malah jadi miring badannya. Kalau duduk juga terus gerak-gerak, malah sakit," cerita Cucu sambil terisak.

Saat ini Cucu memilih tinggal di rumah anak pertamanya di Kampung Pasirhalang, RT 02/14, Desa Mandalamukti, Kecamatan Cikalongwetan, KBB. Hal itu dilakukan supaya ia bisa lebih dekat dengan keluarga besarnya. Terlebih ada dua anaknya yang beranjak dewasa yang terus memerhatikan dan mengurusnya.

Beruntung Cucu tak patah arang ingin bisa kembali sembuh dan kembali seperti sediakala. Ia mencoba berbagai pengobatan mulai dari modern hingga tradisional. Terakhir ia diantar keluarga dan kerabatnya berobat ke RS Santosa pada Juli 2021. Di sana Cucu dilakukan scanning pada bagian kepala.

Cerita mencengangkan terselip saat Cucu menjalani pengobatan di RS Santosa. Untuk melakukan scanning, ia harus menerima bius agar tertidur. Dua kali dibius, ternyata tak ada efeknya sama sekali. Memang tubuh Cucu bisa berhenti bergerak, namun matanya tetap tak bisa tertidur.

"Kemarin baru ke (RS) Santosa, discan kepalanya. Hasilnya belum keluar. Ia sempat dibius, tapi enggak mempan. Dokter juga sampai bingung kenapa bisa seperti ini. Katanya mereka juga baru dapat pasien seperti saya," jelas Cucu.

Cucu berharap ada pihak yang bisa membantunya mendapatkan kesembuhan. Ia tak mau terus membebani keluarga dengan kondisinya yang seperti ini. "Ya inginnya cepat sembuh, soalnya sedih kadang suka nangis. Badan juga sakit karena gerak-gerak sendiri," harap Cucu.

Warga Cirebon Berebut Bantuan Jokowi

Warga Kota Cirebon, Jawa Barat, antusias menyambut iring-iringan rombongan kendaraan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di sekitar Bandara Cakrabhuwana. Seusai Jokowi melintas, warga langsung menyerbu mobil bantuan presiden (banpres) yang mengangkut sembako.

Pantauan detikcom, Jokowi tiba di Bandara Cakrabhuwana Kecamatan Harjamukti, Kota Cirebon sekitar pukul 8.20 WIB menggunakan pesawat ATR Garuda CN-295. Usai mendarat di bandara, sekitar pukul 8.45 WIB rombongan Jokowi menuju ke lokasi vaksinasi door to door (pintu ke pintu) di Kelurahan Kalijaga, Kecamatan Harjamukti.

Di sekitar bandara dan lokasi vaksinasi, warga menunggu iring-iringan mobil presiden. Usai presiden melintas, warga langsung menyerbu mobil banpres. Warga rela berdesakan hingga terjadi aksi saling dorong demi bisa mendapatkan bantuan sembako presiden.

Salah seorang warga, Asep (38) berhasil menyelinap ke dalam kerumunan dan mendapatkan sembako. Asep mengaku mendapatkan kabar kunjungan Jokowi ke Cirebon sejak kemarin.

"Buat dimakan (sembako). Sampai ke injek-injek. Sandal sampai tertinggal tadi. Lagi enggak ada beras, dapat beras," kata penjual tas di sekitaran Bandara Cakrabhuwana itu, Selasa (31/8/2021).

Sementara itu, Agus Sahroni (40), tukang ojek mengaku ikut berdesak-desak hingga terjepit. "Setengah mati berebut. Dari ojek sini, pangkalan Pasar Harjamukti.Isinya sembako. Iya terjepit," kata Asep.

Sekitar pukul 09.20 WIB, Jokowi meninggalkan lokasi vaksinasi. Rencananya, Jokowi bakal berkunjung ke Kabupaten Kuningan untuk memantau vaksinasi dan meresmikan bendungan.

Jabar Nihil Zona Merah

Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) berjilid-jilid berdampak positif terhadap penanggulangan COVID-19 di Jawa Barat (Jabar). Berdasarkan Instruksi Dalam Negeri (Inmendagri) No 38 Tahun 2021 tak ada daerah di Jabar yang menerapkan PPKM Level 4.

Kabar baiknya, enam kabupaten masuk ke dalam kategori PPKM Level 2 yakni Kabupaten Tasikmalaya, Kabupaten Sukabumi, Kabupaten Majalengka, Kabupaten Indramayu, Kabupaten Cianjur dan Kabupaten Garut.

Sedangkan daerah yang menerapkan PPKM Level 3 ada 21 kabupaten/kota, yakni Kabupaten Kuningan, Kota Sukabumi, Kota Cirebon, Kota Bogor, Kota Bekasi, Kota Bandung, Kabupaten Purwakarta, Kabupaten Pangandaran, Kota Tasikmalaya, Kota Depok, Kota Cimahi, Kota Banjar, Kabupaten Karawang, Kabupaten Cirebon, Kabupaten Ciamis, Kabupaten Bogor, Kabupaten Bekasi, Kabupaten Bandung Barat, Kabupaten Bandung, Kabupaten Sumedang, dan Kabupaten Subang.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo memutuskan memperpanjang PPKM level 2-3 di Pulau Jawa-Bali hingga 6 September 2021. Sejumlah daerah mengalami penurunan dari PPKM level 4 ke level 3 dan seterusnya.

Perpanjangan PPKM level 2-3 itu tertuang dalam Instruksi Menteri Dalam Negeri (Inmendagri) Nomor 38 Tahun 2021 tentang Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat Level 4, Level 3, dan Level 2 COVID-19 di wilayah Jawa dan Bali.

"Instruksi Menteri ini mulai berlaku pada tanggal 31 Agustus 2021 sampai dengan tanggal 6 September 2021," tulis dalam Inmendagri yang dikeluarkan Mendagri Muhammad Tito Karnavian, Senin (30/8/2021).

Polisi Panggil Lagi Yosep dan Istri Muda

Polisi memanggil kembali Yosep suami sekaligus ayah korban pembunuhan sadis di Kabupaten Subang. Polisi memanggil untuk mengkonfirmasi beberapa hal kepada Yosep dan istri mudanya yang turut dipanggil.

"Jadi ada yang mau kita mintakan konfirmasinya," ucap Kapolres Subang AKBP Sumarni kepada detikcom, Selasa (31/8/2021).

Sumarni mengatakan pihak Yosep juga berkomitmen untuk kooperatif kepada penyidik selama proses penyelidikan. Sehingga, pihak Yosep datang untuk dimintai konfirmasi.

"Dari pihak Pak Yosep-nya juga berkomitmen untuk kooperatif kok," kata dia.

Pihaknya membantah ada penjemputan apalagi penjemputan paksa. Menurutnya, pihaknya hanya memanggil untuk dimintakan konfirmasi atas temuan penyidik.

"Tidak ada penjemputan paksa, tidak ada," katanya.

Sebelumnya, Warga Kabupaten Subang digegerkan dengan temuan mayat ibu dan anak bersimbah darah di dalam bagasi mobil. Polisi memastikan mayat tersebut merupakan korban pembunuhan.

Dua jasad ibu dan anak itu ditemukan di bagasi mobil jenis Alphard di Dusun Ciseuti, Desa Jalan Cagak, Kecamatan Jalan Cagak, Kabupaten Subang pada Rabu (18/8). Identitas keduanya diketahui merupakan Tuti (55) dan anaknya Amelia Mustika Ratu (23).

Halaman 2 dari 5
(dir/bbn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads