Kasus siswi bugil yang tawarkan seks di Tasikmalaya membetot perhatian publik. Selain itu, viral video aksi driver ojol di Bandung yang memberikan bajunya ke orang dengan gangguan jiwa (ODGJ).
Berikut rangkuman Jabar hari ini, Jumat (28/5/2021).
Polisi Amankan Siswi Bugil Tawarkan Seks di Tasikmalaya
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Polisi mengamankan seorang siswi yang videonya viral lantaran berpose bugil sambil menawarkan seks. Selain itu, polisi juga mengamankan kekasih siswi.
Beredarnya video sejoli tersebut diselidiki Unit PPA Satreskrim Polres Tasikmalaya. Sepasang kekasih ini diamankan polisi di kediamannya masing-masing di Tasikmalaya, Jawa Barat, Jumat (28/5/2021) sore.
"Kami langsung bergerak. Saya perintahkan Unit PPA lakukan penyelidikan dan berhasil mengamankan keduanya," kata Kasat Reskrim Polres Tasikmalaya AKP Haryo Prasetio Seno saat dihubungi detikcom via sambungan telepon.
Ia mengatakan siswi itu berusia 15 tahun dan pria kekasihnya berumur 17 tahun. Keduanya menjalani pemeriksaan dengan didampingi pihak Komisi Perlindungan Anak Indonesia Daerah (KPAID) Kabupaten Tasikmalaya. Sejauh ini, kata Hari, video viral tersebut direkam di kamar rumah sang kekasih siswi.
"Kami masih lakukan klarifikasi. Masih diperiksa dan didalami motifnya," ucap Hario.
Dalam video itu, terlihat seorang wanita muda telanjang dada. Ia ditemani seorang pria yang merekam video tersebut. Si wanita melihat kamera sambil menawarkan seks dengan mengucapkan 'open BO (Booking Out)'.
"Mau sini Open BO 200," ucap pemeran wanita dalam video tersebut.
KPAID Kabupaten Tasikmalaya mengapresiasi kinerja anggota Polres Tasikmalaya yang cepat dan tanggap dalam menyikapi kasus ini. Pihaknya tetap akan melakukan pendampingan psikologis kepada sejoli di bawah umur tersebut.
"Sudah diamankan (oleh polisi). Keduanya masih anak-anak. Kami dampingi keduanya agar mendapat penanganan psikologis," kata Ketua KPAID Kabupaten Tasikmalaya Ato Rinanto.
Simak juga 'Prostitusi Online di Jakbar Dijajakan Via Medsos, Bertarif Rp 300-500 Ribu!':
9 Tusukan Bersarang di Tubuh Bos Plastik
Polisi menyelidiki dugaan pembunuhan Sulaiman (50), bos plastik di Bandung, yang ditemukan penuh luka tusuk. Sejumlah saksi ikut diperiksa.
"Penyidik sedang berusaha mencari barang bukti dan alat bukti serta periksa saksi," ucap Kasat Reskrim Polrestabes Bandung AKBP Adanan Mangopang, Jumat (28/5/2021).
Berdasarkan hasil olah TKP sementara yang dilakukan semalam, polisi menyebut sejauh ini barang berharga di kediaman korban tersebut utuh atau tidak ada yang hilang. Polisi belum menyimpulkan indikasi di rumah korban itu ada atau tidaknya kasus pencurian yang berujung kematian Sulaiman.
"Untuk kerugian saat ini, informasi dari keluarga korban, sementara belum ada barang berharga hilang," kata Adanan.
Sulaiman ditemukan tewas di rumahnya, Jalan Kurdi, Kota Bandung, Kamis (27/5) malam. Tubuhnya penuh luka tusuk. Korban diketahui merupakan pemilik usaha toko plastik di kawasan Cibadak.
"Ini rumah toko yang dijadikan rumah. Kalau tempat kerja bukan di sini, tapi toko plastik di Cibadak. Korban yang punya toko plastik itu," ucap Adanan.
Polisi menyebut pada tubuh korban terdapat sembilan luka tusuk. Jenazah Sulaiman sudah dibawa ke Rumah Sakit Sartika Asih untuk dilakukan autopsi.
Driver Ojol Bandung Lucuti Baju demi ODGJ Bugil
Driver ojek online (ojol), Arrijalilludin (30), membetot perhatian publik gegara aksinya memberikan pakaian kepada orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) di Kota Bandung, Jawa Barat. Rekaman video tersebut viral di media sosial (medsos).
Video tersebut viral setelah dibagikan akun medsos @beritakotabandung dan dibagikan kembali oleh akun medsos lainnya. Dalam video itu, Ari melucuti celana panjang dan baju yang dikenakannya, lalu memberikannya kepada ODGJ bugil yang tengah melintas di Jalan BKR atau Taman Tegallega.
Demi pria ODGJ itu, Ari pulang hanya mengenakan celana pendek dan jaket ojol. Kepada detikcom, Ari bercerita di balik aksinya tersebut.
"Kemarin (kejadiannya), kasihan kepada ODGJ tersebut enggak menggunakan pakaian. Kita harus saling tolong menolong. Selagi saya mampu, saya bantu," kata Ari di sekitar Terminal Cicaheum Bandung
Tak mudah bagi Ari membujuk ODGJ tersebut untuk mau mengenakan kaus merah lengan pendek dan celana panjang yang diberikannya. Ari terus berusaha meyakinkan pria ODGJ itu.
"Tadinya dia (ODGJ) enggak mau. Sama saya terus dibujuk. Bujuk-bujuk, akhirnya mau," ucap Ari.
Ari mengaku spontanitas memberikan pakaiannya. Saat itu, Ari tengah mencari orderan. Bahkan, Ari tidak mengetahui siapa yang merekam saat ia melucuti pakaian, lalu memberikan kepada ODGJ.
Menurutnya, aksi tersebut baru kali pertama dilakukan. "Saya merasa kasihan saja, ODGJ itu tanpa busana," katanya.
Driver ojol ini tidak merasa jijik meski tubuh ODGJ tersebut kotor. "Jangan melihat orang sebelah mata, kita sesama manusia harus saling menolong, tanpa melihat itu siapa. Saya ikhlas niat bantu ODGJ tersebut," tutur Ari.
Pedagang Jual Tahu-Tempe Ukuran Kecil
Mahalnya harga keledai berdampak kepada sejumlah perajin dan pedagang tahu-tempe di Jawa Barat. Para pedagang yang berjualan di pasar tradisional pun menyiasatinya dengan iris tipis tahu-tempe.
Contohnya pedagang tahu-tempe di Pasar Sindangkasih yang menjual tahu-tempe dengan ukuran lebih kecil dari biasanya. Mereka pun mendapat protes dari para pembeli.
"Iya ini ukurannya lebih kecil memang, karena harga kedelainya naik. Jadi, perajin memperkecil ukurannya. Pembeli banyak yang protes, katanya makin kecil terus," kata Eti (50), pedagang tahu tempe di Pasar Sindangkasih, saat ditemui detikcom, Jumat (28/5/2021).
Menurutnya, ukuran tahu-tempe yang diperkecil oleh perajin dilakukan untuk menghindari naiknya harga salah satu makanan sehari-hari masyarakat Indonesia itu. Namun, kata Eti, ada juga perajin yang tidak memperkecil ukuran dan memilih menaikkan harganya menjadi Rp 500 hingga Rp 1.000 dari biasanya.
Eti mengingatkan kepada pembeli agar tidak kaget jika melihat tahu-tempe berukuran tipis saat ini. "Ada juga sih yang ukurannya tetap, tapi harganya naik. Kalau pembeli kan maunya harga murah. Jadi saya minta pembeli jangan kaget sekarang kalau tahu-tempe ukurannya lebih kecil, soalnya kedelainya naik terus harganya," tutur Eti.
Sama halnya di Ciamis. Guna menyiasati agar mendapat keuntungan, perajin tahu terpaksa memperkecil ukuran tahunya. Ada juga yang menaikkan harga tahu dari yang sebelumnya Rp 4 ribu sekantong kini Rp 5 ribu sekantong.
"Ya begitu konsumen ada yang mengerti harga naik atau ukuran tahu kecil. Tapi ada juga yang tidak mengerti. Tapi sampai saat ini kami tidak berpikir untuk berhenti produksi. Kecuali nanti apabila harga kedelai terus melambung bisa-bisa hancur dan tidak bisa produksi," kata Dudi Supriadi, seorang perajin.
Sementara itu, Mimin, perajin tempe, setelah lebaran ia hanya terpaksa mengurangi produksi tempe. Dari sebelumnya 50 kilogram kini hanya 30 kilogram. Selain itu ukuran tempe yang diproduksi Mimin juga diperkecil.
"Agar tidak rugi jadi saya kurangi produksi sama memperkecil ukuran tempe. Sebenarnya yang paling terasa itu untuk tempe ketika kedelai baik. Bedanya tahu itu kan digiling diolah dulu. Kalau tempe itu langsung produksinya dari kacang," ucap Mimin.
Di Kabupaten Bandung Barat, pedagang tahu dan tempe menaikkan harga jual kepada konsumen. Kenaikan sendiri sudah dilakukan sejak beberapa hari yang lalu dan disepakati oleh semua pedagang di Pasar Panorama Lembang.
"Tapi kita sepakati harganya dinaikkan, sejak hari Selasa kemarin. Misalnya yang sebelumnya Rp 4.000 itu ukurannya dikecilkan. Terus yang Rp 5.000 jadi Rp 6.000, yang Rp 6.000 jadi Rp 6.500 per 10 buah," kata Riyanto (30), pedagang tahu di Pasar Panorama Lembang.
Kenaikan harga itu mengundang protes dari para konsumen. Namun Riyanto mengatakan para konsumen akhirnya tetap membeli tahu dan tempe dari kios miliknya.
Jika ia dan pedagang lainnya berhenti jualan selama tiga hari, kemungkinan kerugian yang bakal diderita mencapai belasan bahkan puluhan juta. "Untuk omzet saya sehari sekitar Rp 6 juta, bersihnya Rp 1 juta sampai Rp 1,5 juta. Kalau libur jualan tiga hari, kemungkinan belasan juta ruginya. Makanya kita main aman saja, tetap jualan tapi harga dinaikkan," ujar Riyanto.
Warganya Terancam Hukuman Mati, Bupati Majalengka Siap Bantu Bayar Diyat
Nenah Arsinah (38) warga Desa Ranjiwetan, Kecamatan Kasokandel, Kabupaten Majalengka terancam hukuman mati di Dubai, UEA karena dituduh melakukan pembunuhan.
Mengetahui ada warganya yang terancam hukuman mati, Bupati Majalengka Karna Sobahi mengklaim siap membantu Nenah agar bisa segera bebas dan pulang ke keluarganya. Karna menyebut, Pemkab Majalengka sudah memiliki pengalaman dalam hal membantu warganya yang terkena masalah hukum ketika menjadi pekerja migran di luar negeri.
"Kita ada pengalaman warga kita yang mengalami kasus, ada yang sudah dihukum pancung yaitu Tuti di Sukahaji, kemudian satunya Eti di Cingambul, Alhamdulilah itu lolos berkat diplomasi pemerintah," kata Karna saat diwawancarai detikcom, Jumat (28/5/2021).
"Yang ini pun (Nenah) harus bisa lolos dengan cara diplomasi yang baik dari pemerintah kabupaten ke provinsi lalu ke pusat. Mudah-mudah berhasil," dia menambahkan.
Selain upaya diplomasi menurut Karna salah satu cara untuk membebaskan Nenah adalah dengan membayar diyat sebagai pengganti hukuman. "Memang salah satu cara membebaskan yang bersangkutan adalah dengan diyat. Artinya diyat kan sebagai pengganti hukuman," ucapnya.
Karna juga memastikan akan membantu menyediakan diyat yang diminta oleh keluarga korban. Namun Pemkab Majalengka akan terlebih dulu menunggu kebijakan pemerintah pusat mengenai pembayaran diyat tersebut.
"Oleh karena itu nanti akan lihat kebijakan dari pemerintah pusat soal ini (diyat), apakah akan ditangani langsung atau dilempar untuk mengadakan gerakan donasi," ujarnya.
"Intinya kami siap membantu karena itu warga kita jadi wajib menyelamatkan nyawa meski dia hanya sebagai pembantu namun harus memiliki rasa kemanusiaan," kata Karna.