Sejumlah peristiwa mewarnai Jabar hari ini, Jumat (26/2/2021). Di Subang, seorang bocah lelaki meninggal gangguan syaraf diduga akibat game online. Selain itu, pembantu di Bandung nekat membunuh majikannya.
Nyawa Dewi Romlah (80) tak tertolong usai dihabisi oleh asisten rumah tangga (ART). Pelaku bernama Ratna Delta (22) ini mengaku tak sengaja melukai majikannya hingga terluka. Apa alasan Ratna nekat habisi nyawa Dewi?
"Awalnya nggak niat, nggak tahu," kata Ratna di Mapolrestabes Bandung, Jalan Jawa, Kota Bandung, Jumat (26/2/2021).
Ratna yang baru bekerja dengan Dewi selama dua bulan ini membunuh seorang diri. Aksi sadis Ratna dilakukan di kediaman majikannya, Kelurahan Sekejati, Kecamatan Buahbatu, Kota Bandung, Kamis (18/2).
Ratna mengaku kerap dimarahi oleh majikannya. Bahkan, kata dia, sebelum memukul hingga tewas, majikannya itu memukul Ratna terlebih dahulu.
"Karena waktu itu majikan saya yang duluan memukul. Saya masih diam, saya bilang 'kalau sudah tidak suka sama saya, saya mau pulang'. Tapi ditahan. Malah dipukul lagi, didorong pakai tongkat. Saya diam, saya pergi malah marah-marah," tutur dia.
Emosi Ratna terpancing. Hingga akhirnya tongkat yang dipegang oleh sang majikan, direbut dan dipukulkan oleh Ratna ke arah kepala majikannya.
"Saya nggak niat. Saya sudah sabar, saya dipukul, saya pukul kembali ke kepalanya tiga kali," kata Ratna.
Usai menghabisi nyawa sang majikan, Ratna menusuk perutnya sendiri untuk bersandiwara. Perempuan muda itu bergegas ke rumah tetangga dengan maksud mengabarkan peristiwa perampokan.
Polisi turun tangan dan melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP). Berdasarkan hasil olah TKP, penyidik Sat Reskrim Polrestabes Bandung yang dipimpin Kasat Reskrim AKBP Adanan Mangopang justru tak menemukan indikasi perampokan. Sandiwara Ratna pun terbongkar.
"Pelaku melakukan aksi pembunuhan dengan memukul pakai alat tumpul, benda tumpul sehingga korban meninggal dunia," kata Kapolrestabes Bandung Kombes Ulung Sampurna Jaya.
Kepada polisi, Ratna mengaku motif menghabisi nyawa majikannya gegara sakit hati lantaran kerap dimarahi. "Dia merasa sakit hati, sering dimarahi atau ditegur oleh majikannya (korban). Sehingga dia melakukan pembunuhan," ujar Ulung.
Eks Kepsek Diduga Korupsi Dana BOS untuk Nyicil Mobil
Mantan Kepala Sekolah SMKN 1 Luragung Kabupaten Kuningan berinisial MR (57) ditangkap polisi terkait kasus dugaan korupsi dana bantuan operasional sekolah (BOS). Uang hasil korupsi itu digunakan MR untuk membayar cicilan mobil pribadinya.
Kasat Reskrim Polres Kuningan AKP Danu Raditya Atmaja mengatakan MR menjabat sebagai kepala sekolah pada tahun 2014-2015. Saat menjabat itulah MR diduga telah menyelewengkan dana BOS dan dana sumbangan pendidikan (DSP).
"Telah terjadi dugaan tindak pidana korupsi dana BOS tahun anggaran 2014 dan 2015 serta dana sumbangan pendidikan tahun ajaran 2014/2015 di SMKN 1 Luragung oleh tersangka MR selaku kepala sekolah saat itu," kata Danu dalam keterangannya di Mapolres Kuningan Jumat (26/2/2021).
Dari hasil penyelidikan tersangka diketahui melakukan pemotongan anggaran kegiatan sekolah dan penyisihan anggaran sarana prasarana yang bersumber dari dana sumbangan pendidikan.
"Modus tersangka dalam melakukan korupsi dengan cara melakukan pemotongan anggaran sebesar 15 persen dari setiap kegiatan sekolah dan menyisihkan anggaran sarana prasarana," ungkap Danu.
Uang hasil korupsi itu menurut Danu digunakan tersangka untuk kepentingan pribadi di antaranya menambah penghasilan bulanan dan membayar cicilan kendaraan berupa mobil.
"Uangnya dipakai untuk tambahan penghasilan dan buat bayar cicilan mobil pribadi tersangka," ujarnya.
"Dari audit yang dilakukan Inspektorat Kabupaten Kuningan, perbuatan tersangka telah merugikan keuangan negara sebesar Rp 290 juta," lanjut Danu.
Atas perbuatannya MR dijerat pasal 2 ayat (1) dan pasal 3 Undang-Undang Nomor 20 tahun 2001 tentang perubahan atas Undang-Undang Nomor 31 tahun 1999 tentang tindak pidana korupsi.
"Tersangka terancam hukuman 20 tahun penjara, namun saat ini tersangka tidak ditahan karena masih tahap penyidikan, dia hanya wajib lapor," pungkasnya.
Bocah Kecanduan Game Online Meninggal
Raden Tri Sakti (12), siswa SMP kelas 1 asal Desa Salam Jaya, Pabuaran, Subang meninggal dunia dengan diagnosa mengalami gangguan syaraf. Pihak keluarga menyebut penyakit yang dideritanya dikabarkan karena kecanduan bermain game online di telepon seluler.
Raden meninggal tiga hari lalu, Selasa (23/2/2021) pukul 23.00 WIB, di RS Siloam Purwakarta. Endang, paman Raden, menceritakan keponakannya pada awal tahun mengeluhkan sakit kepala, bahkan tangan dan kakinya susah digerakkan. "Jadi begitu kejadian, pertamanya lemas. Badannya lemas semua," kata Endang usai melihat kembali makam keponakannya, Jumat (26/2/2021).
Akhirnya pada 15 Januari, keluarga membawanya ke RS terdekat namun tidak mampu, sehingga dibawa ke RS Siloam. "Begitu di Siloam ternyata kata dokter itu radiasi handphone jadi kena saraf, jadi sampai lumpuh," ujar Endang.
Endang mengaku Raden dirawat hingga 16 hari di RS, namun kondisinya tak kunjung membaik. Akhirnya keluarga memutuskan membawanya pulang.
"Pada tanggal 20 Februari dibawa lagi ke rumah sakit, selang tiga hari atau tanggal 23 meninggal dunia pada pukul 23.00 WIB. penyakitnya itu gangguan syaraf," kata Endang.
Ia menuturkan keponakannya selama ini selalu bermain game online seharian, ditambah dengan sekolah jarak jauh yang otomatis selalu memegang handphone. "Jadi anak itu tadinya sering main HP game online siang malam, tidur subuh pukul 03.00 WIB. Terus kerap mengigau kaya lagi bermain game," ujar Endang.
Soal sejak kapan Raden mulai suka main game online, Endang mengaku tidak mengetahuinya. Sementara itu orang tua Raden hingga kini masih berduka, sehingga tak bisa melalukan wawancara.
Sementara itu Kepala Desa Salam Jaya Ujang Sucipto membenarkan korban meninggal gegara kecanduan game online. "Saya turut prihatin dan menghimbau kepada masyarakat agar selalu memperhatikan dan memantau perubahan perilaku terutama pada anak-anak. Ini pelajaran sangat penting bagi kita semua," ungkap Ujang Sucipto.
Saat dikonfirmasi kepada pihak rumah sakit yang merawat korban, mereka tidak berkenan untuk mengungkap hasil diagnosa pasien karena bersifat rahasia.
Penjelasan IDI
Peristiwa memilukan ini dikomentari Ketua IDI cabang Kabupaten Purwakarta Susilo Atmojo. Menurutnya, seorang anak masuk kategori kecanduan bermain game jika si anak sudah berubah perilaku, baik dalam kehidupan sehari-hari, bersosial maupun aktivitas rutin yang harus dikerjakan, namun memilih bermain game online.
Soal radiasi handphone yang ramai dibicarakan penyebab penyakit syaraf Raden, Susilo membantahnya. Menurutnya, radiasi handphone tidak ada hubungannya dengan penyakit syaraf. Dia menegaskan jika anak kecanduan game online akan berbahaya pada psikologis anak.
"Pada tahun 2018 WHO pernah menyampaikan tentang adiksi terhadap game atau gaming addiction, apa pengaruhnya kepada anak-anak terutama yaitu dari sisi psikologis," ujar Susilo saat ditemui ketika memantau pelaksanaan vaksinasi di Gedong Sigrong Purwakarta, Jumat (26/02/2021).
Susilo juga menyebutkan akan bahaya terutama pada anak-anak kecanduan game online. "Yang pertama kalau secara fisik, kalau main game anak itu kurang gerak, bisa berpengaruh terhadap pertumbuhan dari otot maupun tulang anak tersebut. Tapi yang lebih besar itu adalah psikologis ya, dia akan mengalami disorientasi, bagaimana pembelajaran dia sehingga akan berpengaruh terhadap masa depan anak tersebut," tutur Susilo.
Siswi SMA Bogor Diduga Tewas Dicekik
Polisi mengungkap penyebab kematian siswi SMA, Diska Putri. Remaja perempuan tersebut mengalami memar di bagian leher diduga akibat cekikan.
Polisi masih memburu pembunuh Diska. Mayat Diska dimasukkan ke dalam plastik dan dibuang pelaku di depan toko bangunan di Jalan Raya Cilebut, Kelurahan Sukaresmi, Kota Bogor.
"Ada tekanan benda tumpul di leher. Tidak ada luka terbuka, cuma memar di leher," kata Kapolresta Bogor Kota Kombes Susatyo Purnomo Condro, Jumat (26/2/2021).
Kasat Reskrim Polresta Bogor Kota Kompol Dhoni Erwanto menambahkan berdasarkan hasil visum diketahui kalau tekanan benda tumpul pada leher itu menjadi penyebab kematian korban. "Untuk hasil pemeriksaan hasil autopsi kemarin, kita sudah mendapatkan hasil visum yang diantaranya kekerasan, terutama di bagian leher yang disampaikan oleh dokter, itulah yang menyebabkan kematian korban," kata Dhoni.
Polisi memastikan korban tidak mengalami kekerasan seksual dan tidak ditemukan luka luar lainnya. "Luka luar lain tidak ada, cuma di leher saja. Untuk hasil pemeriksaan dari korban tidak ada (kekerasan seksual)," ujar Dhoni.
Diska berdomisili di Cibungbulang, Kabupaten Bogor. Ia bersekolah pada salah satu SMA negeri di Bogor.
Diska meninggalkan rumah sejak Rabu (25/2) pagi. Kepada orang tuanya, Diska pamit akan ke rental komputer untuk mengerjakan tugas sekolah. Setelah itu, Diska tak kembali ke rumah. Warga menemukan mayat Diska dalam karung di Jalan Raya Cilebut, Kelurahan Sukaresmi, Kota Bogor, Kamis (25/2).
Ridwan Kamil Lantik 5 Kepala Daerah
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil telah melantik lima pasangan kepala daerah untuk periode 2021-2026. Pelantikan dilakukan di Gedung Merdeka, Kota Bandung pada Jumat (26/2/2021).
Lima pasangan yang dilantik berasal dari Kabupaten Karawang, Sukabumi, Pangandaran, Indramayu dan Kota Depok. "Semua hadir kecuali wali kota Depok karena sedang sakit sehingga dilantik secara virtual di Depok, kemudian 3 daerah lainnya satu waktu jabatannya sampai bulan Mei yaitu bupati Cianjur jadi belum bisa dilantik di Jumat ini," kata Ridwan Kamil seusai melantik.
"Kemudian Kabupaten Bandung dan Kabupaten Tasik keputusan MK baru hadir kurang lebih di bulan Maret sehingga kita masih menunggu hasilnya dan keputusan finalnya seperti apa," tutur pria yang akrab disapa Kang Emil itu melanjutkan.
Ia menitipkan pesan kepada kepala daerah yang baru dilantik untuk menjaga integritas, ikhlas menjalani pekerjaan dan profesional. Kepala daerah yang baru ini pun harus bisa sigap menyelesaikan persoalan, khususnya yang berkaitan dengan pandemi.
"Covid mengajarkan kita tidak boleh biasa-biasa saja harus luar biasa, harus mau beradaptasi dengan teori baru membangun daerah masing-masing tidak bisa lagi menggunakan teori lama dalam membangun daerahnya. Kami akan membimbing baik mereka datang ke Bandung atau kita yang datang ke daerah masing-masing untuk memberikan penguatan-penguatan mayoritas memang incumbent kecuali satu dari kabupaten Indramayu saja," kata Kang Emil.
Berikut lima pasangan kepala daerah yang dilantik di Gedung Merdeka:
1. Kabupaten Pangandaran: Jeje Wiradinata-Ujang Endin Indrawan
2. Kabupaten Indramayu: Nina Agustina-Lucky Hakim
3. Kabupaten Sukabumi: Marwan Hamami-Iyos Sumantri
4. Karawang: Cellica Nurrachadiana-Aep Syaepuloh
5. Kota Depok: Mohammad Idris-Imam Budi Hartono