Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat melalui Dinas Perumahan dan Permukiman mencanangkan setiap warga dapat menukar sampah mandiri (rumah tangga) dengan uang bahkan rumah.
Kepala Disperkim Jabar Boy Iman Nugraha mengatakan, penukaran sampah menjadi rupiah sudah bisa dilakukan di beberapa wilayah dengan melalui aplikasi. Jenis sampah yang ditukarkan berupa sampah anorganik yang dapat didaur ulang menjadi barang tertentu.
"Program Nyeupah (Nyetor Sampah Pasti Barokah) ini kita ingin memulai gerakan penuntasan sampah di pemukiman secara mandiri. Jadi kami ingin turut serta mencoba mengurangi sampah dari hulu dan mengurangi residu yang harus dibuang sampai ke TPA (Tempat Pembuangan Akhir)," kata Boy, kepada wartawan, Jumat (26/2/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berdasarkan informasi, Greeny telah meng-cover seluruh wilayah Jawa Barat, Banten, dan Indramayu. Pada kesempatan tersebut, petugas menjelaskan teknis penukaran sampah menjadi rupiah.
Tahap pertama, warga memisahkan antara sampah organik dan anorganik. Setelah terpisah, masyarakat bisa membuat akun di dalam aplikasi Greeny.
Aplikasi tersebut memuat alamat lengkap dan hasil penukaran sampah. Setelah sampah terpisah dan terkumpul, warga bisa memanggil mitra Greeny untuk mengambil dan menimbang sampah pilahan tersebut.
Untuk metode Greeny tersinkronisasi untuk empat pengguna yaitu antara warga, mitra, RW, dan para pelapak sampah. Sampah yang bernilai ekonomis tinggi bisa ditukarkan dengan harga Rp 2.500 per kilogram.
Lebih lanjut, dia pun mencanangkan di mana tabungan sampah dapat ditukar menjadi rumah apartemen. "Beli rumah pakai sampah, Perumahannya sudah ada di Rancaekek. Lima alumni apartemen transit bisa beli rumah pakai sampah," ujarnya.
Rencana penukaran sampah dalam bentuk rumah itu ia targetkan dalam dua bulan ke depan bisa terealisasi. "Jadi ada tabungan penghunian plus tabungan sampah. Dua bulan ke depan mudah-mudahan bisa terealisasi," ucap Boy.
Dia mengatakan, persoalan sampah di Jawa Barat ini dapat diminimalisir dengan pengolahan sampah secara mandiri. "Itu yang ingin kami dorong sekarang. Walau pun pelaksanaannya ada di kabupaten/kota tapi ini sampel-sampelnya telah dikerjakan oleh Greeny, Bank Sampah Bersinar maupun TPS 3R Cimahi," kata Kang Baim.
Secara teknis mengenai penukaran itu tergantung sampah yang ada, dari jenis plastik, kertas atau sterofoam akan ditimbang dan ditukar dengan uang atau benda.
"Tentang penukaran itu nanti tergantung pada sampah yang ada. Jadi bisa saja setiap hari. Secara prinsip kita ingin mengurangi residu yang dibuang ke TPA sehingga bisa memperpanjang usia TPA," pungkasnya.
(mso/mso)