Ade melanjutkan, polisi perlu menurunkan ahli dari Majelis Ulama Indonesia (MUI), Kementerian Agama, ahli bahasa hingga psikolog untuk memeriksa kejiwaan dan pemahaman atas agama tersangka. Polisi tidak ingin berandai-andai bahwa tersangka tengah menjalani pengobatan alternatif terkait kejiwaannya sebagaimana informasi yang berseliweran.
Selain menurunkan para ahli, polisi perlu bergerak untuk melakukan penggeledahan di rumahnya. Ini untuk mencari adakah bukti-bukti bahwa ia terpengaruh oleh ajaran atau aliran tertentu hingga berani beraksi vandalisme musala.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Setelah proses pemeriksaan, nanti kita akan lakukan penggeledahan di rumah tersangka, nanti kita akan periksa lebih lanjut," tutur Ade.
![]() |
Polisi meminta kepada masyarakat yang sudah menerima atau menyaksikan video pencoretan dan perobekan Al Quran yang tersebar di media sosial untuk tidak melakukan interpretasi sendiri dengan kalimat-kalimat pribadi. Ia berharap warga melakukan konfirmasi yang pihak yang berwenang.
"Dengan hormat siapapun kalau menerima video, foto-foto tolong jangan diinterpretasikan sendiri. Yang harus dilakukan seyogyanya adalah mengkonfirmasi video apa, ini foto apa. Karena fakta sangat berbeda dengan persepsi," tutur Ade.