Pasien Harus Jujur
Ketua Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Jawa Barat Wawan Hermawan menyorot kejujuran pasien yang datang ke pusat layanan kesehatan. Menurutnya, penularan kepada tenaga kesehatan bisa terjadi bila pasien tidak jujur dengan kondisi tubuhnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau bicara rawan semua rawan. Tapi seperti kita ketahui bahwa tenaga kesehatan itu bekerja dengan menetapkan standar baik di berbagai tingkatan manapun. Walau memang kita sempat mengalami kurangnya alat pelindung diri (APD), sehingga kita (tenaga kesehatan) bekerja tidak sesuai standar," ucap Wawan saat dihubungi.
"Misal dari WHO menerapkan pakaian tiga lapis, tapi karena kita terbatas kita gunakan yang ada. Alhamdulillah kalau dari Pemprov sendiri sudah membantu dengan membagikan 34 ribu APD," ia menambahkan.
Seyogyanya, kata Wawan, perawat atau nakes telah dibekali kesiapan dan kompetensi yang diperlukan sebelum terjun menangani pasien yang mengidap penyakit menular. Termasuk mengenakan pakaian sesuai protokol kesehatan.
"Tapi kalau kita lihat di puskesmas, pasien yang tidak jujut ini yang menjadi permasalahan bagi kita, kita punya standar, kita pakai masker, tetapi ternyata pasien yang di tangan itu positif," ujar Wawan.
Baca juga: PSBB Bodebek Diperpanjang 14 Hari |
Menurutnya, profesi sebagai perawat itu mau tidak mau harus siap dalam menghadapi segala penyakit. Hal itu bertolak dari sumpah profesi yang tidak boleh menolak pasien dan harus memberikan pelayanan yang sempurna.
"Harusnya masyarakat bekerjasama dengan kita, kalau dia pernah kontak dengan orang-orang (yang positif COVID-19) harus dipastikan dia bicara, sehingga ada protokol yang kita lakukan," katanya.
"COVID-19 ini bukan aib, kami imbau agar masyarakat jujur. Karena pintu gerbang pelayanan kesehatan itu ada di perawat yang bekerja 24 jam," ucap Wawan menambahkan.
(yum/bbn)