Seperti dilansir AFP, Jumat (15/11/2019), pencegatan ini dilakukan saat kapal kayu itu nyaris tenggelam di perairan dekat Bangladesh.
Dituturkan seorang juru bicara Patroli Pantai Bangladesh, Saiful Islam, kepada AFP bahwa kapal itu ditemukan di perairan Teluk Benggala, tak jauh dari Pulau Saint Martin di Bangladesh bagian selatan. Saiful Islam menyebut bahwa pihaknya mendapat informasi soal keberadaan kapal itu dari sejumlah nelayan lokal.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kapal itu akan tenggelam. Jika kami tidak mencapai mereka tepat waktu, kapal itu sudah tenggelam," imbuhnya.
Lebih lanjut, Saiful Islam menyebut ada 119 orang di atas kapal tersebut, termasuk 58 wanita dan 14 anak-anak. Kapal itu disebut hendak berlayar ke Malaysia.
Ditambahkan Saiful Islam bahwa temuan ini merupakan temuan dengan jumlah pengungsi Rohingya terbanyak dalam satu kapal sepanjang tahun ini. Dilaporkan bahwa otoritas Bangladesh telah mencegat lebih dari 500 pengungsi Rohingya yang hendak berlayar ke Malaysia sejauh ini.
Pada tahun 2019 ini, sedikitnya tujuh tersangka penyelundup manusia tewas ditembak dalam baku tembak dengan polisi. Aktivitas penyelundupan manusia seringkali meningkat setelah musim penghujan, tepatnya pada bulan November saat arus lautan lebih tenang sehingga kapal-kapal kecil bisa belayar jauh.
Diketahui bahwa nyaris 1 juta pengungsi Rohingya tinggal di kamp-kamp kumuh dekat perbatasan Bangladesh dengan Myanmar. Kebanyakan dari mereka kabur dari operasi militer Myanmar yang sarat kekerasan. Namun dengan sedikitnya kesempatan kerja dan pendidikan di kamp-kamp Bangladesh, ribuan pengungsi Rohingya berupaya kabur ke negara-negara lain seperti Malaysia dan Thailand.
Halaman 2 dari 2
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini