Seperti dilansir Reuters, Senin (21/10/2019), otoritas Bangladesh diketahui ingin memindahkan sekitar 100 ribu pengungsi Rohingya ke Bhasan Char, sebuah pulau di perairan Teluk Benggala, untuk mengurangi kepadatan di kamp-kamp pengungsian di wilayah Cox's Bazar.
Pulau itu berjarak beberapa jam jika ditempuh dengan kapal dari daratan utama Bangladesh. Kamp-kamp di Cox's Bazar diketahui kini menampung lebih dari 1 juta pengungsi Rohingya yang kabur dari kekerasan militer di Rakhine, Myanmar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Para pejabat sedang menyusun daftar pengungsi yang bersedia pindah ke sana," imbuh Talukder, sembari menyebut bahwa hingga Sabtu (19/10) waktu setempat, sekitar 7 ribu pengungsi Rohingya bersedia untuk direlokasi ke pulau tersebut.
Sejumlah kelompok HAM menyampaikan kekhawatiran atas rencana relokasi tersebut. Penyebabnya, pulau yang akan menjadi tempat tinggal baru para pengungsi Rohingya sangat terpencil dan rawan dilanda kehancuran akibat badai.
Kebanyakan pengungsi menolak rencana relokasi, yang dikhawatirkan para pakar HAM akan memicu situasi krisis baru. "Ada sejumlah hal yang tetap tidak diketahui oleh saya bahkan setelah saya melakukan kunjungan, salah satunya adalah apakah pulau itu sungguh bisa dihuni," sebut Pelapor Khusus PBB untuk HAM di Myanmar, Yanghee Lee, yang datang berkunjung ke pulau itu pada Januari lalu.
Sekretaris pada Kementerian Penanggulangan Bencana Bangladesh, Shah Kamal, menegaskan bahwa pemerintah Bangladesh telah berdiskusi dengan sejumlah badan PBB soal rencana relokasi pengungsi Rohingya ke pulau Bhasan Char. Rencana relokasi itu telah dimatangkan dalam tiga tahun terakhir.
"Tidak ada alasan untuk khawatir soal banjir karena kami telah membangun tanggul gelombang dan badai, dengan semua fasilitas lainnya," tegasnya.
"Tidak akan ada yang dipindahkan ke sana secara paksa," imbuh Shah Kamal.
Halaman 2 dari 2
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini