Kebijakan darurat militer di Korea Selatan (Korsel) tahun lalu masih berbuntut panjang. Usai eks Presiden Yoon Suk Yeol dimakzulkan, kini mantan Kepala Intelijen Korsel Cho Tae Yong ditangkap.
Cho ditangkap pada Rabu (12/11/2025) waktu setempat, seperti dilansir AFP. Cho yang menjabat sebagai Kepala Badan Intelijen Nasional Korsel (NIS) ketika Yoon mengumumkan darurat militer pada Desember 2024, didakwa atas kelalaian dalam tugas.
Penangkapan dilakukan menyusul langkah jaksa khusus Korsel mengajukan surat perintah penangkapan terhadap Cho atas tuduhan mengabaikan tugas sebagai kepala badan intelijen dan menimbulkan risiko penghancuran barang bukti, di antara beberapa tuduhan lainnya.
Pengadilan distrik pusat Seoul meninjau keabsahan pengajuan surat perintah penangkapan itu pada Selasa (11/11) dan telah mengabulkannya.
"Hasil peninjauan tersebut adalah... dikeluarkannya surat perintah tersebut dengan alasan risiko penghancuran barang bukti," demikian pernyataan pengadilan distrik pusat Seoul saat mengumumkan pengabulan permohonan jaksa tersebut.
"Dakwaan utamanya adalah kelalaian dalam tugas," imbuh pernyataan tersebut.
Jaksa khusus Korsel mengatakan Cho tidak melaporkan langkah Yoon mengumumkan darurat militer pada saat itu ke parlemen, meskipun dia "memahami ilegalitasnya". Cho juga dituduh telah memberikan pernyataan palsu.
"Kemungkinan keterlibatannya dalam pemberontakan telah meningkat," kata jaksa Korsel, Park Ji Young, kepada wartawan pekan lalu.
Penangkapan Cho ini dilakukan setelah jaksa Korsel menambahkan satu lagi dakwaan terhadap Yoon, yakni membantu musuh. Yoon dituduh memerintahkan pengerahan drone ke wilayah udara Pyongyang, ibu kota Korea Utara (Korut), untuk memperkuat rencana darurat militernya.
Tahun lalu, Korut mengatakan pihaknya telah "membuktikan" bahwa Korsel mengerahkan drone untuk menyebarkan selebaran propaganda di atas wilayah Pyongyang -- tindakan itu tidak pernah dikonfirmasi oleh militer Seoul.
Jaksa Park, pada Senin (10/11), mengatakan bahwa timnya telah "menjeratkan dakwaan menguntungkan musuh secara umum dan penyalahgunaan kekuasaan" terhadap Yoon.
Yoon sendiri sedang menghadapi persidangan atas dakwaan pemberontakan dan beberapa dakwaan lainnya terkait penetapan darurat militer yang menjerumuskan Korsel ke dalam kekacauan politik.
(lir/lir)