Venezuela akan menggelar latihan darurat untuk kesiapsiagaan bencana pada Sabtu (27/9) waktu setempat, di tengah kekhawatiran invasi Amerika Serikat (AS). Negara ini berada dalam kondisi siaga tinggi menyusul pengerahan militer AS di perairan lepas pantainya beberapa waktu terakhir.
Presiden Venezuela Nicolas Maduro, seperti dilansir AFP, Sabtu (27/9/2025), sedang mempertimbangkan untuk mengaktifkan kekuatan darurat yang dimilikinya.
Maduro menyerukan digelarnya latihan darurat itu pada Kamis (25/9) waktu setempat, beberapa jam setelah gempa bumi mengguncang negara tersebut. Situasi ini terjadi saat banyak warga Venezuela resah oleh rentetan serangan mematikan AS terhadap kapal-kapal pengangkut narkoba yang diklaim milik Venezuela.
Presiden Donald Trump telah mengerahkan delapan kapal perang AS dan sebuah kapal selam bertenaga nuklir ke perairan Karibia bagian selatan sebagai bagian dari rencana yang diklaim untuk memerangi perdagangan narkoba.
Maduro, yang dituduh memimpin kartel narkoba, mencurigai AS sedang mengupayakan pergantian rezim di Caracas.
Ribuan warga Venezuela bergabung dengan milisi sipil sebagai respons atas seruan Maduro untuk memperkuat pertahanan negara. Banyak orang yang mengikuti pelatihan senjata yang digelar di barak militer dan area permukiman.
Semakin menambah ketegangan, wilayah barat Venezuela diguncang serangkaian gempa bumi pada Rabu (24/9) dan Kamis (25/9) waktu setempat, dengan gempa paling kuat tercatat berkekuatan Magnitudo 6,3 namun tidak memicu kerusakan besar atau korban jiwa.
Maduro merujuk pada "ancaman" AS ketika dia menyerukan latihan militer yang dimulai pada Sabtu (27/9) pagi, sekitar pukul 09.00 waktu setempat, untuk menguji "kesiapan rakyat terhadap bencana alam atau konflik bersenjata apa pun".
(nvc/idh)