Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengancam tarif sekunder sebesar 100 persen terhadap Rusia jika negara itu gagal mengakhiri perang Ukraina dalam waktu 50 hari. Trump memberikan batas waktu 50 hari bagi Rusia untuk mencapai kesepakatan guna mengakhiri perang di Ukraina.
Ancaman itu, seperti dilansir kantor berita Anadolu Agency, Selasa (15/7/2025), dilontarkan Trump saat bertemu dengan Sekretaris Jenderal NATO Mark Rutte di Ruang Oval Gedung Putih pada Senin (14/7) waktu setempat.
Saat berbicara kepada wartawan dengan didampingi Rutte, Trump mengatakan dirinya "sangat, sangat tidak puas" dengan Rusia dan merasa kecewa dengan Presiden Vladimir Putin.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain berita tersebut, berikut ini berita-berita internasional yang menarik perhatian pembaca detikcom, hari ini, Selasa (15/7/2025):
- Heboh Kebijakan Baru Trump, Migran Bisa Dideportasi dalam 6 Jam!
Kebijakan baru pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump akan memungkinkan para pejabat imigrasi AS untuk mendeportasi para migran ke negara ketiga, selain negara asal mereka, hanya dengan pemberitahuan enam jam sebelumnya.
Kebijakan baru ini, seperti dilansir Reuters, Selasa (15/7/2025), memberikan gambaran awal soal bagaimana upaya deportasi oleh pemerintahan Trump semakin ditingkatkan. Kebijakan soal upaya deportasi yang lebih cepat ini tertuang dalam memo tertanggal 9 Juli, yang dirilis Pelaksana Tugas (Plt) Direktur ICE Todd Lyons.
Badan Penindakan Imigrasi dan Bea Cukai AS (ICE) biasanya harus menunggu setidaknya selama 24 jam untuk mendeportasi seseorang setelah menyampaikan pemberitahuan tentang pemindahan mereka dari wilayah AS ke "negara ketiga".
- Presiden Iran Serukan Persatuan Negara Muslim Melawan Israel
Presiden Iran Masoud Pezeshkian menekankan perlunya negara-negara Muslim untuk bersatu melawan rezim Israel. Dia pun mengingatkan pentingnya solidaritas di dalam komunitas Islam.
Pezeshkian menyampaikan pernyataan ini dalam pertemuan dengan Menteri Dalam Negeri Pakistan Mohsin Naqvi yang sedang berkunjung ke Teheran, ibu kota Iran pada Senin (14/7) malam waktu setempat.
Presiden Iran itu menggarisbawahi bahwa kerja sama antarnegara Islam merupakan kebutuhan yang tak terbantahkan dalam menghadapi tantangan yang terus berlanjut.
- India Perintahkan Maskapai Cek Sakelar Bahan Bakar Boeing
Otoritas India memerintahkan maskapai-maskapai penerbangan untuk memeriksa sakelar bahan bakar pada beberapa pesawat Boeing, yang menjadi target pengawasan, menyusul kecelakaan pesawat jenis Boeing 787-8 Dreamliner yang dioperasikan Air India. Kecelakaan itu menewaskan 260 orang pada bulan Juni lalu.
Laporan awal Biro Investigasi Kecelakaan Pesawat India, yang dirilis Sabtu (12/7), menemukan bahwa sakelar bahan bakar telah bergeser dari posisi "run" ke posisi "cutoff" tak lama setelah lepas landas dilakukan pada 12 Juni lalu.
Laporan investigasi awal tersebut tidak memberikan kesimpulan atau menentukan siapa yang bertanggung jawab atas tragedi mematikan itu.
- Usai Perang 12 Hari dengan Israel, Iran Ngaku Siap Berperang 10 Tahun!
Seorang jenderal Iran menyatakan bahwa militer negara tersebut punya kemampuan untuk terlibat dalam perang berkelanjutan hingga 10 tahun lamanya. Pejabat militer senior Iran itu menekankan pasokan peralatan negara tersebut dan semangat yang kuat di kalangan angkatan bersenjatanya.
Brigadir Jenderal Amir Mohammadreza Ashtiani, yang menjabat Wakil Kepala Staf Angkatan Bersenjata Iran menyampaikan pernyataan tersebut terkait keterlibatan militer baru-baru ini dengan Israel dan AS. Dia menyatakan bahwa Iran hanya mengalami sedikit kerusakan peralatan selama konflik 12 hari pada bulan Juni tersebut.
"Peralatan kita tidak mengalami kerusakan yang signifikan, dan kita memiliki persediaan yang cukup untuk berperang selama sepuluh tahun jika diperlukan," kata mantan menteri pertahanan Iran tersebut, menurut media lokal, Fars, Selasa (15/7/2025).
- Trump Ancam Tarif 100% Jika Rusia Tak Setop Perang dalam 50 Hari!
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengancam tarif sekunder sebesar 100 persen terhadap Rusia jika negara itu gagal mengakhiri perang Ukraina dalam waktu 50 hari. Trump memberikan batas waktu 50 hari bagi Rusia untuk mencapai kesepakatan guna mengakhiri perang di Ukraina.
Ancaman itu, seperti dilansir kantor berita Anadolu Agency, Selasa (15/7/2025), dilontarkan Trump saat bertemu dengan Sekretaris Jenderal NATO Mark Rutte di Ruang Oval Gedung Putih pada Senin (14/7) waktu setempat.
Saat berbicara kepada wartawan dengan didampingi Rutte, Trump mengatakan dirinya "sangat, sangat tidak puas" dengan Rusia dan merasa kecewa dengan Presiden Vladimir Putin.
"Saya pikir kita akan mencapai kesepakatan dua bulan lalu, tetapi tampaknya itu tidak akan tercapai," ucapnya.