Seorang jenderal Iran menyatakan bahwa militer negara tersebut punya kemampuan untuk terlibat dalam perang berkelanjutan hingga 10 tahun lamanya. Pejabat militer senior Iran itu menekankan pasokan peralatan negara tersebut dan semangat yang kuat di kalangan angkatan bersenjatanya.
Brigadir Jenderal Amir Mohammadreza Ashtiani, yang menjabat Wakil Kepala Staf Angkatan Bersenjata Iran menyampaikan pernyataan tersebut terkait keterlibatan militer baru-baru ini dengan Israel dan AS. Dia menyatakan bahwa Iran hanya mengalami sedikit kerusakan peralatan selama konflik 12 hari pada bulan Juni tersebut.
"Peralatan kita tidak mengalami kerusakan yang signifikan, dan kita memiliki persediaan yang cukup untuk berperang selama sepuluh tahun jika diperlukan," kata mantan menteri pertahanan Iran tersebut, menurut media lokal, Fars, Selasa (15/7/2025).
Jenderal Ashtiani menekankan bahwa peralatan saja tidak menentukan keberhasilan di medan perang. "Yang benar-benar penting adalah semangat. Mereka mengatakan semangat adalah tiga perempat dari pertempuran. Angkatan bersenjata kita berpengalaman, terlatih dengan baik, dilengkapi dengan sistem modern, dan mempertahankan semangat yang tinggi," tegas jenderal Iran tersebut.
Sebaliknya, ia mengklaim bahwa musuh-musuh Iran kekurangan komponen kunci kekuatan militer.
"Mereka mungkin punya peralatan, tapi mereka tidak punya kemauan," tandas Jenderal Ashtiani.
Sebelumnya pada 13 Juni lalu, Israel melancarkan serangan militer terhadap Iran, menewaskan banyak komandan militer berpangkat tinggi, ilmuwan nuklir dan warga sipil.
Lebih dari seminggu kemudian, Amerika Serikat juga memasuki perang dengan mengebom tiga lokasi nuklir Iran. Sebagai respons, Angkatan Bersenjata Iran menargetkan lokasi-lokasi strategis di Israel serta pangkalan udara al-Udeid di Qatar, pangkalan militer Amerika Serikat yang terbesar di Asia Barat.
Lihat juga Video 'Trump Harap Negosiasi Gencatan Senjata di Gaza Selesai Pekan Depan':