Otoritas India memerintahkan maskapai-maskapai penerbangan untuk memeriksa sakelar bahan bakar pada beberapa pesawat Boeing, yang menjadi target pengawasan, menyusul kecelakaan pesawat jenis Boeing 787-8 Dreamliner yang dioperasikan Air India. Kecelakaan itu menewaskan 260 orang pada bulan Juni lalu.
Laporan awal Biro Investigasi Kecelakaan Pesawat India, yang dirilis Sabtu (12/7), menemukan bahwa sakelar bahan bakar telah bergeser dari posisi "run" ke posisi "cutoff" tak lama setelah lepas landas dilakukan pada 12 Juni lalu.
Laporan investigasi awal tersebut tidak memberikan kesimpulan atau menentukan siapa yang bertanggung jawab atas tragedi mematikan itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun demikian, laporan tersebut mengindikasikan bahwa salah satu pilot pesawat Air India itu bertanya ke pilot lainnya mengapa dia mematikan sakelar bahan bakar, dengan pilot kedua menjawab bahwa dia tidak melakukannya.
Direktorat Jenderal Penerbangan Sipil India (DGCA), seperti dilansir AFP, Selasa (15/7/2025), mengeluarkan perintah terbaru pada Senin (14/7) terhadap maskapai-maskapai penerbangan untuk menyelidiki fitur penguncian pada sakelar kontrol bahan bakar pada beberapa model Boeing, termasuk 787 dan 737.
Perintah itu dirilis setelah pihak Boeing memberitahu operator bahwa kunci sakelar bahan bakar pada pesawat-pesawat produksinya aman.
Namun, perintah semacam itu sudah sejalan dengan Buletin Informasi Kelaikan Udara Khusus (SAIB) yang dikeluarkan oleh Otoritas Penerbangan Federal Amerika Serikat (AS) atau FAA, yang merekomendasikan inspeksi terhadap sakelar penting tersebut untuk memastikan itu tidak dapat dipindahkan secara tidak sengaja.
Lihat juga Video 'Investigasi Jatuhnya Air India, 2 Mesin Mati Setelah Mengudara':
Beberapa maskapai India dan internasional telah memulai inspeksi terhadap sakelar bahan bakar pada pesawat Boeing yang mereka operasikan.
"Direktorat Jenderal Perhubungan Udara telah menerima pemberitahuan bahwa beberapa operator -- baik internasional maupun domestik -- telah memulai inspeksi pada armada pesawat mereka sesuai dengan SAIB," kata DGCA dalam pernyataannya.
Dalam instruksinya, DGCA menyatakan bahwa sesuai dengan SAIB, semua operator maskapai dari pesawat yang terdampak harus menyelesaikan inspeksi paling lambat 21 Juli mendatang.
Dalam kecelakaan Air India itu, pesawat Boeing 787-8 Dreamliner yang mengudara dari Ahmedabad, India menuju ke London, Inggris, terjatuh menimpa area permukiman. Kecelakaan itu menewaskan semuanya, kecuali satu orang dari 242 penumpang dan awak di dalam pesawat, serta merenggut 19 nyawa di daratan.
CEO Air India Campbell Wilson, dalam surat kepada karyawannya, mengatakan penyelidikan atas kecelakaan tersebut masih berlangsung dan tidak bijaksana untuk langsung mengambil "kesimpulan prematur".
Lihat juga Video 'Investigasi Jatuhnya Air India, 2 Mesin Mati Setelah Mengudara':