Aljazair akan mengajukan rancangan resolusi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang menyerukan diakhirinya "pembunuhan" di Rafah, Jalur Gaza bagian selatan, ketika militer Israel menyerang petempur Hamas di kota yang penuh pengungsi tersebut.
Seperti dilansir AFP dan Al Arabiya, Rabu (29/5/2024), Tel Aviv mengabaikan seruan dari Amerika Serikat (AS), sekutu dekatnya, dan negara-negara Barat lainnya dengan melancarkan operasi militer di wilayah Rafah, yang menjadi tempat berlindung lebih dari satu juta pengungsi Palestina.
Kekhawatiran internasional terhadap operasi militer Israel di Rafah yang berlangsung selama tiga pekan terakhir, telah berubah menjadi kemarahan setelah pengeboman pada Minggu (26/5) waktu setempat yang memicu kebakaran pada tenda-tenda pengungsi di distrik barat kota paling selatan di Jalur Gaza tersebut.
Otoritas kesehatan Gaza, yang dikelola Hamas, melaporkan sedikitnya 45-50 orang tewas akibat serangan udara Israel pada Minggu (26/5) waktu setempat.
Baca juga: Israel Bantah Serang Zona Pengungsi di Rafah |
Belum selesai kecaman menghujani, Tel Aviv dilaporkan kembali melancarkan serangan terhadap zona pengungsi di wilayah Rafah bagian barat pada Selasa (28/5) waktu setempat. Otoritas kesehatan Gaza melaporkan sedikitnya 21 orang tewas dalam serangan terbaru Israel itu.
Usai menghadiri rapat Dewan Keamanan PBB membahas serangan mematikan di Rafah pada Selasa (28/5), Duta Besar Aljazair untuk PBB, Amar Bendjama, mengungkapkan bahwa negaranya akan mengajukan draf resolusi PBB yang menyerukan diakhirinya serangan-serangan di Rafah.
"Itu akan menjadi teks yang singkat, sebuah teks yang menentukan, untuk menghentikan pembunuhan di Rafah," ucap Bendjama saat berbicara kepada wartawan.
Lihat Video ''All Eyes On Rafah' Seruan Kemanusiaan Genosida di Gaza':
Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.
(nvc/ita)